Pasangan di dalam Starbucks

2.6K 398 20
                                        

Rose tersenyum lebar. Beberapa kali ia terlihat menghela napas panjang. Ia benar-benar merindukan Korea, tempat kelahiran nya.

Ia menelpon seseorang. Dengan sekuat tenaga nya, akhir nya ia diperbolehkan untuk pulang dua tahun lebih cepat dari yang dijanjikan. Tentu saja ibu nya memberikan beberapa syarat yang harus dipenuhi Rose.

Dan beginilah, akhirnya ia bisa pulang dua tahun lebih cepat dari yang ia janjikan pada Jungkook.

"Yeobseyo??"

"Paman Yong Bae, bisa kah paman menjemput ku di bandara??" Tanya Rose sembari memperhatikan suasana bandara yang sibuk.

"Kau sudah tiba Rosiee?? Baiklah paman akan meminta bibi mu Hyo rin untuk menjemput kau. Jangan kemana-mana dan tunggu disana, oke??"

"Siap, paman." Rose terkekeh setelah nya.

*PIP

Sambungan telepon itu pun terputus. Kini Rose melangkahkan kaki nya menuju sebuah starbucks. Ia berencana membeli kopi capucinno kesukaan nya.

"Tolong capucinno nya satu," Ucap Rose pada seorang pelayan di sana.

"Baiklah. Pesanan anda akan segera datang.." Pelayan itu berlalu pergi.

Rose duduk di sebuah kursi, di samping pintu masuk. Tak jauh darinya, seorang pemuda yang nampak tidak asing. Namun pemuda itu nampak memakai sebuah masker hitam dan topi. Menutupi wajah nya, yang entah untuk apa.

"Kayak kenal," Ujar Rose sembari menatap tajam kearah pemuda itu.

Pemuda itu nampak mengaduk minuman nya. Tak lama setelah itu, seorang gadis muncul dengan senyuman manis nya. Gadis itu kini duduk berhadapan dengan lelaki tadi.

Terdengar samar-samar oleh pendengaran Rose, perdebatan mereka. Namun kedua nya sama sekali tidak menyadari Rose yang memperhatikan perdebatan mereka.

"Aku nggak bisa. Bukan nya udah aku bilang??"

"Lalu kamu pacaran sama aku dua tahun buat apa?? Kamu mempermainkan aku?"

"Aku cinta sama kamu. Tapi masih ada seseorang yang sangat berarti untukku. Aku nggak mampu kehilangan dia."

"Aku juga cinta sama kamu. Tolong kita jangan putus."

"Aku mengerti, maafkan aku. Mari kita tetap berpacaran."

Rose menggeleng pelan mendengar perdebatan mereka yang dirasa aneh . Kalau Rose jadi pacar cowo tadi, ia tidak akan mau menjadi kedua seperti itu.

"Ini pesanan anda." Tiba-tiba seoang pelayan membuyarkan lamunan Rose.

Rose tersenyum kikuk "Terima kasih."

Setelah membayar, Rose segera berlalu dari sana. Takut bibi nya sudah menjemput. Daripada ia sibuk mengurusi pasangan tadi, lebih baik ia mendengar lagu-lagu kesukaan nya.
.

.

.
TBC

Il Cielo e La Terra | RoseKook ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang