Sudah dua bulan ini, Rose menjabat menjadi Ketua MPK. Selama dua bulan ini juga ia menahan rasa kesal nya karena kelinci bongsor yang mengejek nya.
"Untung masih sayang Jung Hae In.." Rose mengelus dada nya beberapa kali.
Kali ini ia balas menatap tajam kearah kelinci angkuh nan sombong itu.
"Kampret." Ucap Rose pelan.
"Apa Rose? Aku tidak bisa mendengarmu." June berkata dengan nyaring nya, tidak lupa ia mendekatkan telinga nya ke Rose.
Ini manusia pengen dibakar. -Rose
"Eum... tolong keluar jika kalian hanya bemesraan seperti itu." Terdengar beberapa deheman setelah Jungkook menyelesaikan kalimatnya.
Tanpa perduli, Jungkook langsung mengalihkan wajah nya kearah lain. Ia mengambil spidol hitam, dan sebuah penghapus di atas meja.
"Siapa juga yang mau mesra-mesraan sama si Junedi." Ucap Rose pelan, ia memutar pandangan malas.
Jungkook acuh tak acuh dengan perubahan wajah Rose itu. Ia berjalan kearah depan papan tulis, menuliskan beberapa usulan-usulan anggota osis untuk perayaan ulang tahun Seoul International High School minggu depan.
"Gimana kalau kita upload meriah nya perayaan ultah sekolah di Youtube?" Saran Mingyu yang disetujui oleh beberapa anggota osis.
Jimin langsung menggeleng cepat. Ia berdiri, dan berjalan ke arah Jungkook. Pandangan nya menatap kearah murid-murid yang tengah menatap nya heran.
"Gimana kalau kita live ig?!" Jimin menyarankan dengan penuh semangat. Jangan lupakan penekanan di akhir kalimatnya, yang terasa... yah agak menuntut.
Semua anggota osis nampak memandang satu sama lain. Seolah bertanya menggunakan bahasa kalbu 'Gimana nih?'
Rose dan June diam saja, mereka sibuk memperhatikan Irene yang duduk sambil tengah memikirkan sesuatu.
Tiba-tiba June mengangkat tangan nya, sedikit melirik kearah Rose yang nampak bingung. "Eum.. ketua MPK kita ingin menyampaikan sebuah ide!" Sontak saja seluruh atensi di ruang osis itu mengarah kearah Rose.
Sungguh, Rose benar-benar ingin melemparkan June jauh-jauh. Apalagi tatapan Jungkook yang seakan mengulitinya itu.
"Benar kan, Rose?" June mengangkat sebelah alis. Terlihat sekali ia senang telah berhasil mempermainkan Rose. Ingatkan Rose untuk tidak menonjok June nanti.
"Eum.. Mmm.. Ya! A-aku ingin menyampaikan ide ku!" Yah... Tidak apalah Rose menyumbang ide kali ini. Bukankah sudah saat nya dia angkat bicara?
Sungguh, sangat sulit untuk mengakui hal itu. Tapi Rose agak resah akan hal ini beberapa bulan lalu. Bukan hanya anggota osis nya yang rada-rada, tapi juga kinerja Jungkook yang bisa dikatakan 'agak menurun' dari kinerja Ketua Osis tahun lalu.
"Bagaimana jika kita ambil saran Jimin." Mendengar ide nya disetujui seperti itu membuat Jimin langsung besar kepala. Lihat saja wajah nya yang menyombongkan hal itu, membuat Hoseok ingin melemparkan sesuatu ke wajah nya.
Sabar ya hope. Sabar.. entar kelepasan lagi. -Hoseok
Hoseok meraba-raba dada nya. Jika kalian melihatnya langsung, pastilah kalian juga akan melempar wajah Jimin. Seperti keinginan hati kecilnya Hoseok.
Rose kembali berucap, "Bagaimana jika kita mengadakan lomba panjat pinang?"
Jungkook meletakkan spidol dan penghapus papan tulis, diatas meja. Ia menatap tajam kearah Rose. "Lalu? Kita akan menaruh sepeda? Uang satu juta? Panci? Satu kardus ramyun? Peralatan rumah tangga?"
Seluruh mata memandang kearah Jungkook. Ketus Osis mereka agak aneh sekarang. Lihat saja wajah nya itu.
"Ya enggak lah. Masa seorang Roseanne Park memberikan ide yang mainstream begitu?" Terselip sedikit nada mengejek dalam kalimat Rose. Ia menatap Jungkook balik.
'Apa ini Roseanne Park yang katanya cerdas itu? Cih..'
'Hei kelinci bongsor! Aku ini lebih cerdas darimu. Lihat saja nanti!'
Mingyu menyikut lengan Hoseok pelan. "Bang, ini mereka bicara bahasa kalbu ya?"
Hoseok berbisik pelan, "Aku juga tidak mengerti."
Jungkook segera mengalihkan pandangan nya, dan melipat kedua lengan di dada. Terlihat sekali ia tengah mencoba menunjukkan siapa dirinya disana.
"Jadi Ketua Osis Jeon Jungkook, aku akan memberikan sebuah ide cemerlang untukmu." Rose juga tersenyum meremehkan. Bukankah jabatan nya lebih tinggi dari Jungkook? Lalu apa alasan yang harus membuatnya merasa rendah?
"Jadi.." Rose mulai bangkit dari duduk nya. Ia berjalan kearah Jungkook.
"Aku mengusulkan.." Ia berjalan kearah papan tulis.
Ia berbalik menatap kearah seluruh orang yang ada di dalam ruangan. "Bagaimana jika kita mengadakan lomba panjat pinang, dengan doorprize seperti K-stuff, album idol populer seperti Wanna One or EXO, dan lightstik BTS or GOT7?"
Semua murid menatap satu sama lain. "SETUJU!!!!!"
Rose beralih menatap kearah Jungkook. Ia tersenyum penuh kemenangan.
Lihat ini... Aku sangat cerdas bukan? -Rose
Aku kalah lagi! -Jungkook
"Aku tidak setuju." Ucap Jungkook sembari melipat lengan bajunya.
"Kenapa?" Rose mendecih diakhir kalimatnya.
"Karna kamu bukan siapa-siapa disini." Jungkook menatap tepat di mata Rose.
Gadis itu sontak mundur selangkah. Entah mengapa kedua mata nya memanas. Murid-murid menatap mereka heran. Ada pula yang takut 'Bom Hiroshima' akan meledak disana.
"Heh," Rose mengalihkan pandangan nya. "Jabatan ku lebih tinggi darimu. Dan aku yang bertugas mengawasi kinerja mu untuk periode ini." Kali ini Rose yang balik menatap Jungkook tajam.
Jungkook duduk di sebuah kursi, di dekat Rose berdiri. "Jabatan mu lebih tinggi, tapi porsi kita berbeda. Dan itulah yang membuat Osis terkenal." Jungkook kembali melipat lengan nya di dada.
Sementara Rose hanya menatap Jungkook tajam. Ia balik menatap June yang nampak cengo. Kepala nya menggeleng pelan.
"Baiklah kalau begitu. Lakukanlah sesuka mu." Rose berjalan kearah pintu keluar. Meninggalkan ruangan osis itu dengan perasaan amarah yang memuncak.
Rose berhenti diambang pintu. "Oh iya, aku mengundurkan diri dari jabatan Ketua MPK. Terserah mau kau apakan sekolah ini nanti. Bukankah kau Ketua Osis nya? Jeon Jungkook-shi? Kebijakan mu adalah cerminan perilaku mu."
Rose melenggang pergi. Meninggalkan ruangan rapat dengan keadaan yang super canggung. Para anggota Osis hanya bisa mematung melihat kejadian itu.
Dan hari itu, Rose mengundurkan diri dari jabatan nya. Ia memutuskan untuk meredupkan sendiri cahaya nya. Meredup, dan menjadi siswi yang tidak menonjol.
.
.
TBC
Rosiee😢😢
Dan di chapter ini, Rose sudah memutuskan untuk meredupkan sendiri cahaya nya. Ia sudah memutuskan untuk tidak menonjol lagi.Apa yang akan terjadi selanjutnya? Jangan sampai kelewatan untuk membaca kelanjutannya nanti😊😊
See you in the next chapter😃
Big love, panda❤

KAMU SEDANG MEMBACA
Il Cielo e La Terra | RoseKook ✔
FanfictionLangit dan bumi, mereka sangat berbeda. Mereka berbeda jalan. Sangat berbeda. Bisakah sebentar saja langit mendekat kearah bumi? Bisakah... langit mencintai bumi? - Il Cielo E La Terra - Cover Picture by ©KINDERFUL Since ©2018 by onlyonepanda