Lalu mengapa?

1.9K 301 45
                                    

Rose terbangun dari tidur nya. Dengan perlahan, ia mengucek kedua mata nya pelan. Berusaha menyesuaikan diri dengan sinar matahari yang mulai masuk ke dalam tenda.

Setelah kedua pandangan nya dapat menyesuaikan, Rose menyapukan penglihatan nya ke berbagai arah.

Masih di tenda darurat.

Dengan agak lemas, Rose berusaha bangkit dari duduk nya.

Saat hendak melepaskan sesuatu yang melekat di tubuh mungilnya tadi, Rose sedikit tersentak kaget. Jaket hitam. Rose tahu siapa pemilik jaket itu.

Dengan kecepatan penuh, Rose mengambil jaket itu dan berlari keluar tenda darurat.

Ia harus mencari Jungkook.

.

.

.

Jungkook mematikan sambungan telepon nya,setelah mendengar helaan napas lega di ujung sana.

Telepon itu dari Eunha.

Dengan sedikit lega, Jungkook menyimpan kembali ponsel nya di saku celana lapangan yang ia kenakan.

Banyak agenda yang akan dilakukan hari ini. Salah satunya jelajah. Panitia sepakat akan melakukan jelajah di sore hari, dengan pembagian menjadi beberapa kelompok.

Pandangan Jungkook tanpa sengaja melihat kehadiran Rose di ujung sana. Ia terlihat berlari kearah nya. Atau justru, itu hanya ilusi Jungkook saja?

Jungkook juga tidak tahu.

"Jungkook, mengapa akhir-akhir ini kamu sering berdelusi seperti ini?" Jungkook menggeleng-gelengkan kepala nya. Mencoba menghilangkan sosok Rose yang ia sangka hanya ilusi.

Setelah memantapkan hatinya, Jungkook mutuskan untuk melanjutkan langkah nya.

Namun terlambat. Rose sudah berdiri tepat dihadapan nya.

Dengan wajah letih, juga jaket kulit di genggaman nya yang erat.

"Jeon Jungkook!! Katakan padaku apa maksud dari jaket ini!" Rose menunjukkan jaket itu tepat diwajah Jungkook.

Hening. Jungkook tidak mampu menjawab pertanyaan Rose.

Hanya helaan napas Rose yang terdengar di sela-sela kebungkaman mereka.

Jungkook tahu, Rose pasti lelah sehabis berlari. Gadis itu pasti sedari tadi mencarinya.

"Karna kamu kemarin sakit, jadi aku memakaikan nya untukmu." Ucap Jungkook begitu pelan. Napas nya terasa tercekat saat mengatakan hal tersebut.

Mendengar jawaban bohong Jungkook itu, Rose mendecih pelan.

"Apa alasan mu memberikan itu padaku, hah? Bukankah tidak ada hubungan baik diantara kita selama ini?" Ada nada kesedihan yang kentara di nada suara Rose tadi.

Jungkook dapat mendengarnya. Ia tidak dapat menentukan lagi sekarang, apakah ingin terus bersandiwara, atau justru memeluk gadis itu erat.

"Aku bisa melakukan hal itu.. Pada gadis manapun."

Tidak tahukah Jungkook? Hati Rose sangat hancur mendengar penuturan dari bibir lelaki itu.

Tanpa sadar, airmata Rose mulai membasahi kedua pipi manis nya. Sebuah hal yang tidak ingin Jungkook lihat.

Karna saat Rose bersedih, hatinya juga ikut terluka.

Selama ini Jungkook tahu gadis itu banyak menangis karena nya. Namun Jungkook memilih diam. Jungkook memilih menangis dalam diam.

Ia merasa bersalah.

Sangat...

"Mengapa kau membenciku? Bukankah kau ingin agar aku cepat pulang dari Amsterdam waktu itu? Mengapa? Hiks.. Mengapa kau melakukan hal ini padaku? Hiks..."

Ingin Jungkook memeluk tubuh ringkih itu. Berusaha meyakinkan Rose bahwa, ia salah dan bodoh. Berusaha meyakinkan Rose, agar gadis itu percaya bahwa selama ini hati Jeon Jungkook hanya milik nya.

Dan lagi..

Ia memutuskan untuk bungkam.

"Katakan padaku.. Mengapa kau melakukan hal ini padaku.. Hiks..Hiks.. Apakah karna aku pulang lebih cepat dari yang dijanjikan?" Rose mengusap airmata nya yang mengalir deras.

Biarpun berulang kali ia mencoba menghapus nya, airmata tetap mengalir deras dari kedua sudut mata nya.

"Ini.. Bukan karena janji itu.."

"Lalu karena apa? Bukankah.. Bukankah kau selalu menungguku? Mengapa kau membuat ku terlihat menyedihkan seperti ini.. Hiks... Hiks.." Rose memukul dada Jungkook berulang kali.

Tidak ada yang bisa Jungkook lakukan.

Tubuh nya terasa membeku.

"Bukan karena itu.. Kau tahu? Aku tidak sebaik yang kau pikir, Rose.-" Jungkook menjeda kalimat nya.

Jemari-jemarinya menggenggam kedua bahu Rose pelan. Menatap mata berair itu dengan tatapan sendunya.

"Aku pembohong, Rose.." Lanjut Jungkook.

"Kamu bukan pembohong, kamu hanya mencoba melakukan yang terbaik. Kamu pikir aku tidak tahu?" Rose menatap lekat kedua mata Jungkook.

"Apa maksud-"

"Eunha, dia meminta mu untuk menemani nya terus bukan? Dia.. tengah sakit. Bukankah begitu, Jungkook?" Sela Rose dengan cepat. Tidak membiarkan Jungkook berbohong lagi kali ini.

Hening..

Tidak ada yang Jungkook coba ucapkan. Karena memang itulah kebenaran nya.

"Bisakah.. bisakah jangan menanggung semua kesedihan mu sendirian? Bisakah kau bagi kesedihan itu denganku, seperti dulu? Bisakah..."

Tangisan Rose kembali terdengar.

Kali ini, entah apakah Jungkook dapat menjauhkan egois yang selama ini menguasai dirinya, jemari nya menarik tubuh gadis itu mendekat. Jungkook memeluk tubuh terisak Rose lembut. Berusaha memastikan gadis itu bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Untuk hari ini, dan seterusnya.

"Bisa Rose... aku bisa membagi kesedihan ku itu sekarang bersama mu."

.

.

TBC

Apa tidak ada kerikil lagi di jalan mereka? Apa kisah ini akan berakhir dengan bahagia?

see you in the next chapter ^_^

Il Cielo e La Terra | RoseKook ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang