Dia yang (tidak) mirip okis

3.5K 516 21
                                    

"Jungkook? Sedang apa kau disini?" Rose bangkit dari duduk nya, dengan wajah yang setengah mati tidak percaya.

Seperti sikap nya yang sudah-sudah, Jungkook hanya diam dan berjalan kearah jendela di sudut ruangan. Sejenak Jungkook nampak menghela napas, hidung nya memerah layak nya tomat, dan kedua mata nya sembab sempurna.

"Tolong mainkan aku sebuah permainan piano,"  akhirnya Jungkook membuka suara. Pandangan nya menatap sendu kearah pemandangan luar. Sesekali ia menutup mata, mencoba merasakan hembusan angin yang menerpa wajah nya perlahan.

Rose terdiam sejenak. Ia tidak tahu harus berbuat apa disaat seperti ini. Meskipun anak lelaki yang berdiri membelakangi nya itu menjengkelkan, namun Rose sama sekali tidak tega padanya disaat seperti ini.

"Atau kau ingin menyanyikan sebuah lagu untuk ku? Aku sangat butuh seseorang, sangat butuh..." Tangisan Jungkook pecah. Ia tidak bisa berpura-pura kuat. Kehilangan sosok ibu dalam hidup nya membuat dirinya rapuh. Ia hanya butuh seseorang sekarang, seseorang.

Rose berjalan mendekat kearah anak lelaki itu. Tidak ada keraguan sama sekali. Kali ini ia benar-benar tidak ragu lagi. Semua pikiran nya kini tertuju pada Jungkook.

Ini benar, kau tidak memilih jalan yang salah Rose. -Rose

Jungkook terduduk di lantai. Kepala nya tertunduk dalam, mencoba menyembunyikan tangisan nya. Ia tidak menyadari Rose yang telah duduk disamping nya. Gadis itu menatap nya dalam. Sembari menghela napas, Rose masih memperhatikan Jungkook yang masih setia tertunduk.

Aku terbangun dari mimpiku
Menemukan kembali sebuah bintang yang menyedihkan dari kejauhan

'Selamat tinggal' aku mengucapkan salam perpisahan dengan canggung
Saat aku berbalik dan pergi meninggalkanmu yang terasa jauh

Dalam waktu yang bersamaan (Hanya sebentar)
Dalam ruangan yang sama (Tinggal lah sebentar)
Dalam waktu singkat, semua momen berhenti untukmu dan aku
Mengapa aku tidak menyadarinya sebagai keajaiban  

Tangisan anak lelaki itu mulai mereda. Namun suara isakan masih Rose dengar. Ia tidak menyadari, tatapan yang Rose berikan padanya. 

Aku menghentikan hari itu dengan cerita lama
Aku bersedih, sebuah sakit hati kita lebih lama dibanding waktu kita saling mencintai
Jauh melewati galaksi
Aku melintasi kenangan putih kita
Tidak apa-apa jika aku melihatmu dalam mimpiku

Jadi ayo kita bertemu lagi, di salah satu malam
Jadi ayo kita bertemu lagi, di salah satu malam

Jungkook menghentikan tangisan nya. Kini ia mengusap kedua ujung mata nya. Ia balas menatap Rose. 

Aku tidak bisa melupakannya dengan cepat
Aku masih di tempat yang sama bahkan ketika aku mengubah halaman di kalenderku

Di matamu, (Hanya sebentar)
Dalam perhatianmu, (tinggal lah sebentar)
Dalam waktu singkat, semua momen berhenti untukmu dan aku
Ku pikir aku mulai bersinar saat itu

Aku menghentikan hari itu dengan cerita lama
Aku bersedih, sebuah sakit hati kita lebih lama dibanding waktu kita saling mencintai
Jauh melewati galaksi
Aku melintasi kenangan putih kita
Tidak apa-apa jika aku melihatmu dalam mimpiku

Jungkook menutup kedua mata nya. Hati nya begitu tenang sekarang. Seakan semua beban yang semula ia pikul sendiri, kini perlahan-lahan mulai terangkat. 

Sayang di salah satu malam, di salah satu tahun ini
Menunggu adalah hal yang mudah bagiku sekarang

Aku menghentikan hari itu dengan cerita lama
Aku bersedih, sebuah sakit hati kita lebih lama dibanding waktu kita saling mencintai
Jauh melewati galaksi
Aku melintasi kenangan putih kita
Tidak apa-apa jika aku melihatmu dalam mimpiku

Tanpa sadar, Jungkook telah terlelap dalam kelelahan nya. Ia tertidur dengan memeluk kedua lutut nya. Nyanyian Rose begitu menenangkan nya.

Rose tersenyum singkat. Anak laki-laki itu jauh dari apa yang ia bayangkan. Anak laki-laki itu juga rapuh, sama seperti dirinya. Rose kembali melanjutkan nyanyian nya.

Jadi ayo kita bertemu lagi, di salah satu malam
Jadi ayo kita bertemu lagi, di salah satu malam

Rose telah menyelesaikan nyanyian nya. Tepat setelah itu, Jungkook merebahkan kepala nya pada bahu Rose.

Gadis itu tersenyum lembut. Sama sekali tidak ada keinginan untuk menjauhkan kepala Jungkook dari bahu nya. Rose ingin Jungkook bersandar di bahu nya.

"Jungkook, kamu bukan Okis. Bukan, kamu bukan dia. Kamu adalah dirimu sendiri. Jangan menyembunyikan luka mu-"

Karna aku ada untuk mu. -Rose

.

.

TBC

Wah... panjang ya? Kelepasan sumpah. Btw, gimana untuk part ini? Give me your comment😊😊  See you in the next chapter..

Il Cielo e La Terra | RoseKook ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang