Chapter 3 : 'Aku kesepian.'

2.8K 259 17
                                    

Juli 2018.

Drrrrrrtttt... Drrrrrrtttt...

"Halo."

"(Hai Jimin-iii.)"

Jimin terkekeh mendengar suara di seberang telepon yang mengeluarkan sapaan riang.
"Kkkk.. Hai juga hyeong.. Ada apa menelepon?"

"(Tidak. Hanya merindukanmu.)"

"Eeiiyyy,, Aku merasa geli, hyeong. Aku lebih tertarik pada perempuan, kau tahu?"
Jimin berhasil membuat lawan bicaranya tertawa.
"Tapi, aku juga merindukanmu. Hehe."

Sesaat, keheningan menyapa mereka.

"(Jimin-a.. Kau sungguh baik-baik saja?")

"Eiy! Hyeong ini kenapa? Selalu saja menanyakan hal itu."

"(Jujur saja, Jimin-a..
Semakin sering kau berkata baik-baik saja, aku semakin merasa bersalah. Aku semakin khawatir kau akan kesepian walaupun kau bilang ada member Bangtan yang menjagamu di sana. Dan sekarang aku lebih khawatir karena aku tahu mereka tengah bergelut dengan kesibukan masing-masing.)"

Jimin terdiam.

"(Kau masih tidak mau aku temui, Jimin-a?)"

"Jangan salah paham, hyeong. Aku hanya tidak ingin menambah bebanmu.
Jangan merasa bersalah ataupun mengkhawatirkanku hyeong. Aku sungguh baik-baik saja."

"(Kau yakin?)"

"Iya, Sungwoon hyeong-niim."

Helaan napas Sungwoon pun terdengar.
"(Baiklah.. Tapi ingat. Jangan merasa kesepian, Jimin-a.)"

".. Hyeong juga."

"(Cepatlah sembuh.)"

"Kau hyeong.. Jangan sakit ataupun terluka." Balas Jimin dengan nada serius.

"(...)"

"Selesaikan masalahmu tanpa memikirkan keadaanku hyeong. Beban yang kau pikul sama beratnya. Tapi jangan terlalu memikirkannya juga. Yang terpenting, jaga kesehatanmu."

Sungwoon tertawa kecil.
"(.. Aku tidak habis pikir. Sebenarnya siapa yang harus di khawatirkan di sini?)"

Jimin pun ikut terkekeh.
"Terserah hyeong mau dengar atau tidak. Tapi aku sungguh-sungguh dengan kata-kataku."
"..Oh iya, hyeong. Kau sedang sibuk apa sekarang?"

"(Ha Sungwoon, bersiaplah dalam 5 menit.)"

Benar-benar di saat yang tepat. Jimin mendengar seruan seseorang dari telepon, dan itu bukan suara Ha Sungwoon.
Jujur saja, hal ini berhasil membuatnya merasa kecewa.

"(Baik, Aku mengerti.
Jimin-a, aku rasa aku harus mengakhiri panggilan ini. Aku harus bersiap-siap untuk pemotretan. Aku benar-benar minta maaf.)"

"Tidak apa-apa, hyeong. Ah- sudah berapa kali aku mengatakan itu." Setelahnya, ia mendengar tawa Sungwoon.
"Baiklah, hyeong. Sampai nanti."

"(Sampai nanti Jimin-a. Cepatlah sembuh.)"

Tut.
.
.
.
.
Jimin meletakkan ponsel itu di atas nakas tempat tidurnya.

Lagi. Jimin melamun.

'Lagipula tidak ada hal lain yang bisa ia lakukan, kan?'

Keheningan yang ada, membawa Jimin kembali pada memori dua bulan lalu.

I Never Walk Alone, Do I?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang