19 ; мenonтon

2.2K 469 55
                                    

"Siapa diantara kalian yang berani melakukan hal ini semua?" tanya Seungcheol dingin.

Belum ada yang mengeluarkan suara setelah Seungcheol bertanya. Semuanya diam dan saling melirik teman yang ada di sekitar mereka. Hingga salah satunya mengeluarkan suaranya.

"Kenapa kau jadi menaruh curiga? Jadi, kau menuduh salah satu dari kita ini pembunuh? Tanpa bukti? Yang benar saja," kata Jeonghan. "Atau jangan-jangan, kau pelakunya," sambung Jeonghan dan menuduh Seungcheol.

Yang di tuduh Jeonghan tadi hanya memutar bola matanya. "Mana mungkin aku yang membunuh Wonwoo. Saat kejadian, aku sudah ada di dorm," ucap Seungcheol sedikit menaikan intonasi suara dan membela dirinya.

"Sudahlah, jangan saling menuduh seperti ini," ucap Jihoon menengahi. "Biarkan saja polisi yang menyelidiki kasus ini."

•••• Prieten Fals ••••

Tiga hari kemudian tepatnya pada malam hari, mereka berdua belas berkumpul di depan televisi untuk menonton. Ngomong-ngomong selama tiga hari itu mereka mendapatkan dua pesan misterius dengan si pengirim yang sama.

Yang pertama,

" Cepat atau lambat, kau akan tertangkap, pembunuh."

Dan yang kedua,

"Nanti, kau juga akan menyusulku. Persiapkan dirimu."

Mereka masih tidak mengerti maksud dan apa motif orang tak mereka kenal ini mengirim pesan-pesan yang misterius itu. Mereka tau bahwa pesan itu ditujukan untuk seorang pembunuh, tapi mereka tidak yakin jika satu diantara mereka adalah orang yang tega membunuh Wonwoo.

"Dramanya membosankan," ucap Seungkwan. "Kita nonton film barat saja, ya?" pinta Seungkwan.

"Kau mau nonton film apa?" tanya Seokmin.

"Sebentar." Seungkwan pun beranjak meninggalkan sekumpulan temannya dan berjalan ke kamar. Lalu ia kembali membawa satu kepingan DVD

"Ini." Seungkwan pun menunjukan DVD itu pada teman-temannya. "Film-nya ada di sini. Teman sekelasku meminjamkannya padaku karena aku meminta rekomendasi film yang harus aku tonton," jelas Seungkwan. Ia pun berjalan ke arah televisi dan segera menyetel DVD itu. "Jadi, Kita harus menonton ini bersama."

Tak lama setelah itu, film pun terputar.

"Ini film?" tanya Chan. "Kenapa seperti rekaman CCTV?"

"Eh, bukankah itu di gedung Pledis? Itu kau Jihoon," kata Jeonghan sambil menunjuk televisi yang kini menampilkan tayangan Jihoon sedang memperbaiki tali sepatu. Lalu ia bangkit dan masuk ke gedung. Namun ia meninggalkan tasnya.

"ITU DIA SI PENEROR!" teriak Minghao spontan karena melihat seseorang memasukan sesuatu ke dalam tas Jihoon. "Tapi dia menutup wajahnya. Sial!" lanjut Minghao kini memelankan suaranya. Namun ia tetap menunjukan rasa kesal karena tak dalam melihat wajah si peneror.

Mereka pun menontonnya dengan seksama. Tapi wajah si peneror tidak tertangkap. Hingga televisi menampilkan rekaman CCTV di bagian area depan sebuah apartemen.

"Bukan kah itu apartemen tempat kejadian Wonwoo terbunuh?" tanya Jisoo. "Kau benar," sahut Jeonghan.

Kini televisi menayangkan rekaman dimana seseorang masuk ke dalam sebuah lift. Seseorang itu menggunakan Hoodie hitam dan kepalanya ia tutup.

"Loh, itu bukannya..." ucapan Mingyu tak terlanjutkan. Matanya menyipit dan ia mencoba fokus melihat orang yang wajahnya tak terlihat.

Hingga wajah itu mendongak dan tertangkap oleh kamera CCTV. Mereka kaget.

"Maksudnya ini apa? Kenapa ada wajahmu disini?" tanya Junhui kepada temannya yang berada di dekatnya. Tapi Junhui tidak menoleh karena masih fokus ke layar.

"OH....." Junhui ber-Oh ria dengan intonasi yang tinggi. Ia pun menoleh ke kanan. "Jadi kau yang—" ucapannya terputus karena tidak ada dia di sebelahnya. "Loh dia kemana?"

Cklek!

Itu suara pintu dorm mereka. Semuanya melihat ke arah pintu.

"DIA MAU KABUR. AYO KEJAR!"

 AYO KEJAR!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PRIETEN FALS ┊ svt ┊✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang