"AAAAA!"
Mereka mendengar sebuah teriakan dan lalu menoleh ke arah sumber suara, tepat ke arah dapur.
"Seungkwan ada di dapur!" kata Minghao dengan intonasi tinggi. Ia bangkit dan berlari menuju dapur. Yang lain pun mengikuti.
Minghao yang berlari lebih dulu pun akhirnya tiba di dapur. Ia melihat Seungkwan yang terduduk di lantai dengan nafas yang tersenggal-senggal dan juga sarung tangan karet masih berada di kedua tangannya karena Ia sedang membilas piring. Minghao pun langsung berlutut.
"Ada apa? Kenapa berteriak?" tanya Minghao dengan nada suara yang terlihat cemas. Saat itu juga yang lain datang menghampiri mereka berdua.
"Kau kenapa Seungkwan?" tanya Jeonghan tak kalah cemasnya.
Seungkwan masih belum merespon. Ia mengatur nafasnya dan lalu menatap teman-temannya.
"Kau tidak apa-apa, kan?" Kini Junhui yang bertanya.
Seungkwan menatap ke arah lain, tidak lagi menatap temannya. Ia masih mengatur nafasnya. "Aku tadi..." Seungkwan menggantungkan kalimatnya dan yang lain tetap menunggu kalimat selanjutnya yang akan di ucapkan Seungkwan. Namun sedetik kemudian ia menghembuskan nafas. "Aku tadi tiba-tiba teringat kejadian sore itu, waktu Wonwoo Hyung jatuh dari atas gedung itu," jelas Seungkwan.
"Lalu kenapa kau berteriak?" tanya Minghao.
"Tiba-tiba kecoa terbang dan itu mengangetkanku."
Semuanya langsung memasang wajah datar. Mereka sudah cemas dengan teriakan tadi. Dan ternyata hanya karena kecoa terbang.
Mereka pun satu persatu meninggalkan dapur.
"Kau ini, buat orang cemas saja," kata Minghao. "Lanjutkan bilas piring-piring itu." Minghao pun bangkit dan berjalan meninggalkan dapur.
Seungkwan memperbaiki sarung tangan karet itu dan lalu bangkit.
Untung saja tidak terjadi apa-apa pada mereka malam itu.
•••• Prieten Fals ••••
Keesokan pagi yang cerah. Aktivitas mereka berjalan seperti biasanya. Bangun pagi, ke kamar mandi, sarapan dan lalu pergi ke sekolah. Tapi karena masih dalam masa liburan musim panas, mereka yang masih sekolah bermalas-malasan di dorm."Astaga. Aku bosan sekali," keluh Chan yang kini sedang berguling-guling diatas tempat tidurnya.
"Jangan bergerak-gerak seperti itu, Chan. Nanti tiang tempat tidur ini patah dan tempat tidurmu jatuh menimpaku," protes Soonyoung yang sekarang sedang bermain ponsel sambil tiduran di tempat tidurnya, tepat dibawah tempat tidur Chan.
"Bahkan aku lebih ringan darimu, Hyung," kata Chan yang sepertinya tidak peduli dengan protes dari Soonyoung.
"Astaga. Aku bosan sekali. Ayo kita pergi ke suatu tempat yang bisa menghilangkan rasa bosanku," keluh Chan lagi sambil berguling-guling membuat tempat tidurnya bergoyang.
"Chan!"
"Pindah sana, ke tempat tidur Wonwoo Hyung," ucap Chan langsung setelah Soonyoung meneriaki namanya. Soonyoung sontak terdiam. Lalu kepalanya bergerak ke arah tempat tidur Wonwoo yang rapi. Tempat tidur itu sempat berantakan sebelum di tinggal pemiliknya. Namun telah di bereskan Junhui, yang kebetulan tidur di tempat yang sama dengan Wonwoo, tapi Junhui di atas. Sama seperti Chan.
Kamar mereka adalah yang terbesar karena berisi lima orang. Diantaranya ada Junhui, Soonyoung, Wonwoo, Hansol, dan Chan. Dan hanya Hansol sendiri yang mendapat tempat tidur tunggal. Walaupun Wonwoo sudah tidak ada lagi, mereka memutuskan untuk tetap mengosongkan tempat tidur itu.
"Chan, ayo kita jalan-jalan," teriak Hansol yang tiba-tiba datang dari luar kamar. Chan langsung terduduk. "Ayo!" ucapnya antusias hingga turun dari tempat tidur terburu-buru. "Astaga, Lee Chan!" Lagi-lagi Soonyoung marah, namun Chan tidak peduli.
Soonyoung yang sedang bermain ponsel menghentikan aktivitasnya sejenak. Ia melirik ke arah tempat tidur Junhui, tidak ada pemiliknya di sana. Ia pun langsung bangkit karena mendadak takut sendirian di dalam kamar.
Soonyoung berjalan menuju ruang televisi, menyusul temannya yang sedang menonton televisi.
"Hansol, Chan, kalian mau kemana?" tanya Seungkwan dari posisinya yang duduk di sofa. Matanya menangkap Hansol dan Chan yang tiba-tiba akan berjalan ke arah pintu. "Kami mau jalan-jalan," jawab Hansol. Seungkwan langsung berdiri dan menyusul Hansol dan Chan. "Aku ikut," ucapnya. "Eh, aku ambil uang dulu," lanjutnya dan lalu ia melangkah ke arah kamar.
"Menyusahkan," ucap Chan, lalu ia membuka pintu. Namun terhenti karena mendengar suara dari teman-temannya yang ada di dorm itu.
"Eh, aku mendapat pesan misterius."
"Mana?"
"Aku juga."
"Aku juga dapat pesan misterius."
"Kalian mendapatkannya? Aku kok belum—Eh. Ada pesan masuk."
"Aku ambil ponsel di kamar sebentar. Mana tau aku juga dapat."
Chan langsung memandang Hansol. "Coba cek ponselmu," pinta Chan dan Hansol langsung merongoh ponselnya. "Aku juga dapat. Kau bagaimana?"
Chan juga merongoh ponselnya dan mengecek apakah ada pesan misterius atau tidak.
"Ada," ucap Chan.
Seungkwan pun kembali dari kamar. "Ayo berangkat," ajaknya.
"Coba cek ponselmu. Kami mendapat pesan misterius," ucap Hansol. Seungkwan pun menyalakan layar ponselnya yang sedari tadi ia genggam dan ternyata ia juga mendapat pesan misterius.
Pesan yang mereka dapatkan itu berisi kalimat yang sedikit menyeramkan.
Pesan itu berisi kalimat,
'I WILL FIND YOU. AND I WILL KILL YOU'
KAMU SEDANG MEMBACA
PRIETEN FALS ┊ svt ┊✔
Mistero / Thriller'I WILL FIND YOU. AND I WILL KILL YOU' Prieten Fals = Fake Friend ©2017. delyjny