1.0

987 227 32
                                    

Senin,
15 Juni 2009.

"Ayo, Car kita kelapangan!" ajak Vanya—teman sebangkunya dulu kepada Carlyn yang masih sibuk mencari-cari sesuatu di tasnya.

Carlyn menatap Vanya dengan cemas, "Aku ga bawa topi, gimana nih?"

"Aduh, topi aku juga cuman satu lagi, Car."

"Yah, gimana ya? aku takut kalau di marahin Bu Ter—"

"Misi-misi orang ganteng mau lewat!"
intrupsi Calum memotong ucapan Carlyn.

Carlyn menatap Calum dengan sinis, lalu kembali membongkar isi tasnya.

Calum yang menyadari kecemasan Carlyn pun menoleh, "Kenapa? Tumben belum turun."

"Lupa bawa topi dia," balas Vanya.

"Ih kasian deh loh di hukum Bu Tera hihihi!"

"Apaan sih kamu, Lum?!" kesal Carlyn lalu ia menyadari bahwa Calum tidak memakai dasi, "Noh kamu juga ga pake dasi!"

Calum langsung melihat seragamnya dan benar ternya ia lupa memakai dasi.

Bel berbunyi dan murid-murid langsung turun ke lapangan, begitu pun dengan Carlyn yang wajahnya sudah pucat.

Huh, mana aku belum sarapan lagi. Kalau di hukum kan berdiri di tempat yang panas. batin Carlyn.

Calum yang berjalan di belakang Carlyn menjadi tidak tega dengannya, jalannya saja udah lemas kayak begitu apalagi kalau nanti dihukum pingsan kali dia.

Calum lalu melirik topinya yang masih berada digenggamannya itu, lalu ia memakaikan topinya kepada Carlyn yang masih berjalan di depannya.

Carlyn menoleh, "Apaan nih?"

"I ... Itu topi keles!" balas Calum berusaha menutupi kegugupannya dengan cengiran.

"Aku tau! terus kenapa dipakein ke aku?"

"Ya pake aja, sana upacara!"

"Terus kamu gi—" ucapan Carlyn terpotong karena Calum tiba-tiba langsung lari ke arah lain.

"Cie!!" seru Vanya yang daritadi memerhatikan mereka berdua. Dan entah mengapa Carlyn merasa pipinya memanas.

Carlyn tidak bisa fokus mendengar amanat Bapak kepala sekolah, ia terus melirik ke barisan murid yang tidak mengenakan atribut dengan lengkap, dimana Calum berada.

"Liatin Calum terus," goda Vanya yang berdiri di sampingnya.

"Aku kasihan sama Calum, gara-gara aku dia jadi kepanasan gitu."

"Biasanya kamu kesel terus sama dia eh sekarang jadi perhatian gitu. Cie Carlyn, kamu suka sama Calum yaa?" goda Vanya tak henti-henti.

Setelah upacara selesai, Carlyn tidak langsung ke kelas melainkan ke koperasi untuk membeli dua roti, satu untuknya dan satu lagi untuk Calum.

Carlyn memang berniat untuk memberikan Calum roti sebagai balasan karena ia telah meminjamkan topinya.

Sesampainya di kelas Carlyn melihat Calum yang sedang menenggelamkan kepalanya di meja. Aduh Carlyn jadi tambah tidak enak hati padanya.

"Nih."

Calum mengangkat kepalanya,"Apa nih?"

"Ambil, buat ka ... kamu," ucap Carlyn yang entah mengapa menjadi gugup, "Maaf ya udah buat kamu kepanasan gara-gara di hukum. Dan makasih juga, ini topinya."

Calum tersenyum, "Udah biasa kali aku mah panas-panasan, kamu jangan geer dulu ya! Tadi tuh aku pinjemin topi aku soalnya," Calum memikirkan alasan, "Soalnya aku liat kamu lemes gitu, ya daripada kamu pingsan pas upacara nanti gaada yang gotong kamu lagi, kamu kan berat!"

"Ih Calum!!!"

• • •

ini chapter ter favvv gue weheheheh

dabell apdett nih guee heuheuuu

Jahil | cthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang