Part 23

9 6 0
                                        

Seminggu telah berlalu kondisi Hani sudah membaik, lukanya sudah mulai pulih, perban di kepalanya pun sudah dilepas bukan sepenuhnya dilepas. Hanya saja dokter hanya memerban bekas lukanya yang ada di kening sebelah kanannya. Kalau saat dia koma perbannya mengelilingi kepalanya.

(Ngerti gak sih apa yang aku maksud kayak gimana. Kalo gak ngerti di ngertiin aja yah. Abisnya aku bingung ngejelasinnya kayak gimana.)

Hari ini Hani sudah diperbolehkan pulang. Tapi Taeyong sedang ada jadwal jadi tak bisa menemani adiknya. Jadi Hani pulang dengan Eommanya. Appanya sibuk dengan pekerjaan di perusahaannya. Hani dan Eommanya sedang membereskan barang-barang Hani selama di rumah sakit. Soal administrasinya Eomma Hani sudah mengurus itu.

"Sudah semua Eomma." Ucap Hani.
"Eomma juga. Ayo kita pulang." Ucap Alana lalu menggandeng tangan putrinya keluar dari kamar tersebut tak lupa menenteng tas yang berisi barang-barang Hani.

Mereka sudah di duduk dimobil. Eomma Hani menjalankan mobilnya menuju rumah mereka.

Sepanjang perjalanan Hani memandang keluar mobil. Melihat pemandangan Kota Seoul dan menghirup udara segar di pagi Hari ini. Senyum terukir di wajah cantiknya. Eomma Hani yang melihat itupun hanya ikut tersenyum. Alana bahagia walau Hani tak mengingat semua kenangan dimasa lalunya, Alana tetap bersyukur karena Hani kembali pada mereka. Dia yakin cepat atau lambat ingatan Hani akan kembali.

Perjalanan itupun berakhir. Mobil mereka sudah terparkir rapi di parkiran sebuah rumah yang lumayan mewah. Mereka keluar dari mobil itu lalu masuk kedalam rumah tersebut.

"Hani-ah ayo eomma antar ke kamarmu." Ucap Eomma Hani lalu berjalan menuju lantai 2 rumah itu.

Hani hanya mengikuti Eommanya dari belakang. Akhirnya mereka tiba di depan sebuah pintu. Eommanya berbalik ke arah Hani.

"Ini kamarmu." Ucap Eomma Hani.

Hani pun melangkah ke arah pintu itu, menarik knop pintu tersebut lalu membuka pintu itu.

Kamar bernuansa biru langit itu sangat rapi. Matanya melihat sekeliling kamar tersebut hingga berhenti di suatu titik. Pada satu sisi kamarnya terdapat banyak poster-poster dan sepertinya itu sebuah boyband tapi yang paling banyak adalah poster seorang lelaki dan di sisi bawa poster itu tertulis nama Chanyeol. Mungkin itu namanya pikir Hani.

"Eomma.. apa mereka artis?" Tanya Hani sambil menunjuk poster-poster itu.

"Eoh ne. Kau dulu sangat mengidolakan mereka terutama yang bernama Chanyeol." Ucap Eomma Hani.

Seketika kepala Hani mendadak sakit setelah mendengar nama itu. Hani memegang kepalanya.

"Arghh." Teriak Hani sambil menarik rambutnya. Sungguh sangat sakit. Eommanya yang melihat Hani kesakitan langsung mendekat pada Hani.

"Hani-ah kau kenapa?" Tanya eomma Hani panik.

"Eomma sakit. Hiks ini sangat sakit eomma." Ucap Hani. Sungguh sangat sakit hingga Hani menangis.

"Tenanglah jangan memaksakan dirimu untuk mengingat sesuatu jika itu menyakitimu." Ucap Eomma Hani.

Rasa sakit dikepala Hani mulai mereda. Apa yang terjadi padanya kenapa dia merasakan sakit saat nama pria itu disebut. Apa pria itu berhubungan dengan masa lalunya, Hani pun tak tahu. Dia tak mau kepalanya sakit kembali. Itu sangat menyakitkan.

---

Berbeda dengan di gedung SM, lebih tepatnya diruang latihan EXO, terlihat 9 pria tengah fokus berlatih dance. Peluh membasahi wajah mereka. Gerakan demi gerakan mereka lakukan sampai lagu selesai. Mereka langsung terduduk di lantai ruangan itu.

Tender Love (Pcy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang