Part 22

12 6 0
                                        

2 bulan telah berlalu, namun Hani belum sadar dari komanya. Kata dokter keadaanya semakin membaik tapi kenapa dia belum sadarkan diri. Orang tuanya selalu pergi menjengungknya. Taeyong kalau dia mendapat liburan dia akan menemani Hani di Rumah Sakit.

Chanyeol dia sudah tak diijinkan untuk menjenguk Hani. Chanyeol tak mempermasalahkan tentang itu karena dia sudah bertemu dengan Hani 2 bulan yang lalu. Itu sudah cukup baginya. Tiap hari Chanyeol selalu merapalkan doa agar Hani bangun dari tidur lamanya.


Hari ini Taeyong tak ada jadwal dia menyempatkan diri untuk menjenguk adiknya dirumah sakit sekarang dia sedang di perjalanan. Dia membawa bunga mawar putih. Itu adalah bunga kesukaan Hani.


Sekarang Taeyong sudah tiba di rumah sakit. Dia berjalan menuju kamar rawat Hani. Tibalah Taeyong didepan kamar Hani. Ditariknya knop pintu tersebut dan pintu itu telah terbuka menampakan sesosok gadis yang masih setia menutup matanya.

Dalam pikiran Taeyong apakah Hani tak lelah tidur selama 2 bulan lamanya. Dia berjalan menuju ranjang Hani menyimpan bunga mawar yang ia bawa kedalam vas bunga di atas nakas sebelah ranjang Hani.

Kemudian ia melirik Hani, lalu duduk di kursi sisi ranjang Hani. Diraihnya tangan Hani dan dia genggam dengan erat.

"Hani-ah sudah 2 bulan kau tidur. Apa sekarang kau sudah jadi Snow White? Kau menunggu pangeranmu datang untuk menciummu baru kau bangun?" Tanya Taeyong pada Hani.

Taeyong tahu, walau dia bertanya hingga 1000 pertanyaan pun Hani tak akan menjawabnya tapi Taeyong tak peduli.

Taeyong sangat lelah karena dia baru saja habis latihan dan tak sadar dia tertidur.

Hani POV.

Aku mengerjapkan mataku mencoba beradaptasi dengan cahaya yang ada di rusngan ini. Nuansa putih memenuhi indra penglihatanku. Dan tunggu kenapa tangan ku berat sebelah. Dimana aku.

Aku mengedarkan pandanganku. Sepertinya ini di rumah sakit. Tapi sedang apa aku di rumah sakit. Aku melirik ke arah tanganku yang terasa berat. Ku lihat seorang pria tertidur disana tapi aku tak bisa melihat wajahnya karena dia menunduk.

Ku coba menggerakan tangan ku yang bebas ku mengelus kepalanya. Tak lama ada pergerakan dari pria itu. Dia terbangun dari tidurnya. Tapi tunggu siapa dia aku tak mengenalnya.

"Hani-ah." Ucapnya kaget. Tapi tunggu Hani? Siapa itu Hani? Aku? Ah kepalaku sangat sakit. Aku memejamkan mataku untuk meredam rasa sakit dikepalaku.

"Tunggu aku panggilkan dokter." Ucapnya lalu pergi dari sana.

Hani POV end.

Taeyong terbangun saat merasa sebuah tangan mengelus rambutnya. Ia mendongakan kepalanya. Dan betapa terkejutnya saat melihat siapa yang mengelus rambutnya. Hani. Adiknya sudah bangun dari tidur panjangnya.

Namun ada yang aneh dengan Hani. Saat melihat Taeyong seperti baru pertama kali bertemu. Hani melihat Taeyong dengan tatapan bingung.

"Hani-ah." Panggil Taeyong. Tapi tak dijawab oleh Hani. Hani hanya memejamkan matanya. Sebenarnya Hani kenapa.

"Tunggu aku panggilkan dokter." Ucap Taeyong lalu beranjak keluar dari kamar Hani untuk memanggil dokter di perjalanan menuju ruangan dokter yang merawat Hani, Taeyong memberi kabar pada orang tuanya bahwa Hani sudah sadar.

Orang tuanya pun langsung berangkat ke rumah sakit untuk melihat kondisi Hani.

Beberapa menit berlalu Taeyong sudah kembali ke kamar Hani dan membawa dokter dan seorang perawat. Dokter itu mengecek kondisi Hani.

Tender Love (Pcy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang