Part 30

7 2 0
                                    

Hari-hari telah berlalu, sebulan sudah Chanyeol dan Hani menikah. Namun, tak ada yang istimewah dari ikatan pernikahan ini. Memang di hari pertama mereka menikah Chanyeol memintah Hani untuk tak meninggalkannya dan Hani mengiyakan. Dia tidak meninggalkan Chanyeol, namun sikapnya seakan-akan tak menginginkan Chanyeol disisinya.

Chanyeol yang sibuk dengan jadwalnya membuat Hani berpikir bahwa dia salah telah menganggap Chanyeol perhatian. Ternyata apa yang dia dapatkan ? Chanyeol selalu saja meninggalkannya sendirian dirumah. Katakanlah Hani kekanakan tapi istri mana yang mau ditinggalkan bekerja saat baru menikah sehari. Walau harus ditinggalkan setidaknya seminggu atau lebih dulu. Tapi ini baru menikah 24 jam dan langsung di tinggalkan.

Bukannya Hani tak mengerti dengan keadaan Chanyeol yang notabennya seorang idol terkenal, tapi tak adakah agensinya mengijinkan Chanyeol libur sehari saja. Sebulan dirumah sendirian sangatlah membosankan.

Ditambah akhir-akhir ini kepala Hani sangatlah sakit. Dia tak tahu apa yang terjadi padanya. Dia ingin mengatakannya pada Ibunya tapi dia tak mau membuat Ibunya khawatir, alhasil dia menahan rasa sakit itu selama ini.

Awalnya sakit itu tak parah namun, lama kelamaan semakin menjadi. Tapi dia berpikir itu hanya sakit kepala biasa.

***

Hani tengah menyiapkan sarapannya pagi ini. Selalu seperti ini, sarapan sendiri sangat membosankan bukan. Tapi Hani bisa apa. Dia hanya bisa menjalaninya. Dia tak mau mengatakannya pada Taeyong, kakaknya itu pasti akan menyuruhnya pulang kerumah dari pada di apartemen ini sendirian.

Saat menyiapkan sarapannya. Tiba-tiba rasa sakit di kepalanya kembali melandanya. Sungguh ini lebih sakit dari biasanya. Rasanya kepalanya mau pecah  sungguh sangat sakit.

"Akh.. kenapa sangat sakit." Geram Hani sembari menarik rambutnya berharap rasa sakit di kepalanya berkurang, namun itu sia-sia saja. Rasa sakit di kepalanya semakin menjadi.

Dengan terpaksa Hani memakan sarapannya dengan cepat agar dia bisa ke apotik untuk membeli obat pereda rasa sakit kepala. Kenapa Hani tak ke rumah sakit atau dokter agar lebih jelas penyakit apa yang dideritanya. Jawabannya adalah dia takut. Iya dia sungguh takut jika mengetahui penyakit apa yang di deritanya. Masih baik jika penyakitnya tidak mengerikan. Tapi kalau penyakit yang mengerikan bagaimana. Katakan Hani bodoh seharusnya dia kerumah sakit untuk mengetahuinya lebih cepat agar bisa di atasi. Tapi dia tak mau.

Hanipun selesai dengan sarapannya dia bergegas keluar dari apartemennya dan berjalan menuju apotek di dekat sana.

Dijalan rasa sakit dikepalanya sedikit berkurang, dan itu membuat Hani sedikit lega.

Dia berjalan dengan sedikit cepat takut-takut sakitnya kambuh lagi. Namun, saat berjalan dia tak sadar menabrak seseorang.

Hani pun dengan cepat mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa yang telah ia tabrak.

Betapa terkejutnya Hani saat melihat sesosok pria di depannya.

"Do......" ucap Hani terputus karena perkataan pria didepannya.

"Ikut aku." Ucap pria itu dan langsung menyambar tangan Hani dan berjalan menjauh dari tempat itu.

"Lepaskan aku. Kita mau kemana." Ucap Hani memberontak agar lengannya terlepas. Namun, semakin Hani memberontak maka pegangan pria itu semakin kuat mencengkram lengannya.

Tender Love (Pcy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang