4 bulan berlalu, mereka menjalani kehidupan mereka dengan baik.
Namun kelakuan Hani akhir-akhir ini berubah.Dia sering mengurung dirinya dikamar, tak ingin keluar dari kamarnya dan yang paling parah dia bersikap sangat dingin. Entah apa yang terjadi padanya.
Orang tua Hani dan Taeyong pun bingung dengan kelakuan Hani. Sebenarnya apa yang terjadi pada Hani.
Di dalam sebuah kamar terlihat seorang gadis tengah duduk dibalkon kamarnya.
Tatapannya kosong, di dalam sorotan matanya tersimpan berjuta rasa rindu disana. Tapi siapa yang sedang ia pikirkan. Tak ada yang tahu
Tiba-tiba pintu kamarnya diketuk dari luar.
Tok tok tok
"Hani-ah.. apa Eomma boleh masuk." Ucap seorang diluar sana.
Dengan langkah beratnya Hani berjalan menuju pintu lalu membuka pintu tersebut.
Ceklek
Sekarang di depannya tengah berdiri seorang wanita. Wanita itu adalah Ibunya.
"Ada apa Eomma?" Tanya Hani. Tak lupa dengan nada dinginnya.
"Sebentar malam kita akan makan malam bersama dengan rekan bisnis Appamu. Kau pakai dress ini yah." Ucap Alana. Sambil menyodorkan sebuah dress berwarna merah ke arah Hani.
"Hmm baiklah." Ucap Hani. Mengambil dress itu lalu kembali menutup pintunya.
BLAM.
Suara pintu tertutup kembali.
Kenapa harus dia yang ikut acara itu. Itukan acara orang tua. Ini sangat menyebalkan.
Hani melempar dress itu ke atas ranjangnya.
"Ku kira tak ada lagi yang peduli padaku." Ucap Hani dengan nada dinginnya. Tak lupa dengan senyuman yang mengeluarkan kesan dingin. Siapa pun yang melihat senyuman itu akan membeku karena senyuman yang sangat dingin itu.
Apa maksud perkataannya. Apa semua orang mulai tak peduli dengannya.
"Sekarang semua orang pergi dariku. Taeyong Oppa tak pernah pulang dia sibuk dengan grupnya. Eomma selalu pulang malam karena bekerja di butik. Appa sama saja dia selalu mementingkan urusan perusahaannya. Aku tak punya teman. Apa mereka tak mengerti kalau aku kesepian." Ucap Hani frustasi.
Mungkin itu yang membuat sikapnya berubah. Yang semula ceria menjadi sangat dingin.
Bahkan dia tak pernah peduli dengan keadaan di sekitarnya. Kenapa dia tak keluar dan mencari teman saja. Dia rasa itu sangat aneh. Jadi dia merasa lebih baik dia mengurung dirinya di kamar. Tanpa teman dia tak akan mati bukan. Itu yang dipikirkan Hani.
---
Sekarang sudah sore. Tadi eommanya memberitahunya bahwa mereka akan makan malam jam 7. Sekarang sudah jam 5 sore.
Hani melangkahkan kakinya ke kamar mandi. Sebenarnya dia sangat malas untuk melakukan ini. Tapi dia tak mau Ayahnya marah padanya.
Jadi dia menurut saja. Toh cuman makan malam bukan. Tak ada yang lain. Apa salahnya ikut. Dia juga sudah lama tak keluar dari rumah. Ah bukan maksudnya kamar. Dia sangat jarang keluar kamar.
Bahkan untuk sekadar makan saja tidak. Pelayan selalu membawa makanan Hani ke kamarnya. Jadi Hani sama sekali tak pernah keluar dari kamar.
15 menit berlalu. Hani keluar dari kamar mandi dengan handuk di tubuhnya. Dia duduk didepan meja rias. Membersihkan wajahnya dengan pembersih wajah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tender Love (Pcy)
RawakBudayakan Vote dan Comment Aku membutuhkan vote kalian..