"Jadi hari ini kita bakal latihan." Ujar Daniel pada sahabat-sahabatnya.
Mereka mengangguk.
"Sip. Terus yang cewe udah gue bagi semua sam--" Ucapan Daniel terpotong karena Alicia dan yang lainnya datang.
"Maaf kak kami telat." Ujar Alicia, setelah itu mereka ikut berbaris disebelah Latifa.
Saat ini mereka sedang di lapangan basket sekolah indoor mereka, sekolah mereka memiliki 5 lapangan.
1 lapangan basket indoor, 1 lapangan basket outdoor, 1 lapangan futsal, 1 lapangan utama outdoor (biasanya buat lomba) dan 1 lagi lapangan indoor buat mereka olahraga.
"Udah lengkap semua ya, gue ulangin lagi. Kalau hari ini kita bakal latihan dan team dance udah gue dan temen temen gue pilih. Sini!" Panggil Daniel pada Latifa dan teman-temannya.
Latifa menatapnya bingung namun tetap mendatanginya.
"Ini anak berlima yang jadi team dance kita." Ujar Daniel, semuanya bersorak. Jelas saja, mereka berlima sangat cantik dan mempunyai tubuh yang ideal.
"Team booth buat yang mau tau datengin Jonah di sebelah sana. Sisanya yang cowo datengin Jack di sebelah sana." Ujar Daniel menunjuk Jonah dan Jack yang di berbeda sisi lapangan.
Mereka semua langsung mendatangi Jonah dan Jack. Daniel pun mengajak kelima perempuan itu ke Corbyn dan Zach serta seorang wanita paruh baya yang sangat mereka kenali, yang berada di tengah lapangan.
"Loh mama kok ada disini?" Tanya Alicia bingung. Bukan, itu bukan mamanya Alicia. Tetapi itu mamanya Corbyn.
Mereka semua dibiasakan untuk memanggil mama sejak kecil.
"Karna mama yang bakal ngajarin kalian dance hari ini." Ujar Zach. Mama Ashley mengangguk.
"Bakal keren banget sih kalau gini." Ujar Leah senang.
"Yaudah ayok kita mulai latihannya." Ujar mama Ashley mengajak mereka ke pojok lapangan yang sangat besar itu.
Tiba-tiba pintu lapangan terbuka dan terlihat anak-anak kelas Ray serta Alexa memasuki lapangan.
Daniel yang melihat mereka langsung mendatangi mereka beserta anak kelas. Sesampainya di depan Ray.
"Wah wah wah. Kita kedatangan tamu nih!" Teriak Zach hingga suaranya menggema. Latifa yang melihat mereka langsung berlari mendekati Zach dan berdiri di sebelahnya.
"Mendingan lo semua pergi deh, kita semua mau latihan di sini." Ujar Ray santai. Daniel menatapnya tajam, baru ingin mendekati Ray. Jonah menahannya dan berjalan ke arah Ray.
Berhubung Jonah lebih tinggi dari Ray membuat ia harus menunduk sedikit.
Jonah mengeluarkan handphone miliknya dan menelpon pihak sekolah, yang tak lain merupakan om kesayangan Jonah. Jonah mengspeaker suara telponnya agar semuanya mendengar.
"Ya halo jonah? What happend?" Tanya omnya.
Jonah menatap Ray sinis sebelum ia menjawab. "Apakah ada orang selain kelas Jonah yang latihan di lapangan hari ini?" Tanya Jonah santai.
"Gak ada, om sudah nyuruh orang suruhan om buat kelas kalian latihan hari ini." Ujar omnya.
"Okey, makasih banyak om." Ujar Jonah. Lalu ia mematikan sambungan telponnya dan menatap Ray.
"Daripada gue manggil satpam buat nyuruh lo semua keluar dari sini secara paksa. Mendingan kalian pergi sekarang deh." Ujar Jonah santai. Baru Ray ingin berbicara kembali, Corbyn sudah berteriak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Journey [HIATUS]
FanfictionSebuah persahabatan 5 laki - laki yang ingin memiliki sebuah band, tetapi dalam persahabatan mereka memiliki banyak rintangan. Cinta. Kesedihan. Persahabatan. Keras. Namun bukan kah suatu hal selalu pasti meskipun kita tidak mengetahuinya? Dan sel...