Musim semi adalah musim yang ditunggu-tunggu oleh seluruh murid Hogwarts, karena ini adalah waktu yang tepat mengadakan pertadingan quidditch tahunan.
Seluruh tim masing-masing asrama akan berlomba memasang strategi untuk mengalahkan lawan. Dan minggu ini asrama Gryffindor dan Ravenclaw mendapatkan giliran pertama.
" sudah kuduga kau disini!", ujar Ginny pada sosok yang sibuk tenggelam di antara perkamen dan buku di perpustakaan.
"Oh hay!", sapa Hermione, lalu menepuk bangku di sebelahnya agar Ginny duduk.
" ada apa Gin?", tanya Hermione setelah merapikan perkamen yang berserakan.
"Ehm... Aku ingin bertanya apa kau minggu ini akan melihat pertandinganku, Hermione?!", tanya Ginny ragu.
" ehm.. Jujur Ginny, sebenarnya aku ingin. Tapi tugasku dan masalah yang... Kau tahu kan maksudku?!", kata Hermione tak enak hati.
"Baiklah, aku mengerti", bijak Ginny. " tapi sungguh aku berharap kau bisa datang", imbuhnya.
"Ehm tapi aku tak janji ya?!".
Ginny sempat tersenyum dan mengangguk sebelum beranjak meninggalkan Hermione. Hermione pun kembali berkutat dengan essay nya ketika suara familiar menyapa nya.
" sibuk, Granger?!",
Gadis itu terkejut dan menoleh ke sumber suara. "Astaga!!! Malfoy?!!! Dasar menyebalkan!", umpatnya.
" calm down! Kau kasar sekali", rutuk Draco.
"Bodoh!", sungut Hermione. " kau kemana saja, hah?! Kau ingin kabur dari tanggung jawab ya??", imbuhnya kesal.
"Kau merindukanku ya?!". Hermione memasang ekspresi muntah.
" its okay kalau kau malu untuk mengakuinya. Tapi sungguh maafkan aku, Granger. Ibuku lebih membutuhkanku", ungkap Draco.
"Apa terjadi sesuatu, Malfoy?".
" tidak juga, tapi hanya keadaan ibu sangat memprihatinkan. Dia mengalami depresi berat", jawab Draco muram.
"Aku harap dia baik-baik saja", kata Hermione bersimpati.
" thanks, Granger! Setidaknya kau ada bersamaku untuk berbagi cerita", kata Draco sambil memandang lembut ke arahnya.
Wajah Hermione menghangat. Perasaan senang yang entah datang darimana hinggap di hatinya saat ini.
"Hermione?! Kau melamun?", tanya Draco sambil melambaikan tangan di depan gadis itu.
" eh.. Ah.. Apa?! Tidak! Aku hanya berpikir untuk bilang padamu, essay meramal kita sudah selesai", elak Hermione gugup sambil memalingkan muka.
Draco hanya terkekeh ringan melihat sikap Hermione. Dia mengacak ringan surai madu itu dengan gemas sambil berterima kasih. Dan itu lebih menbuat wajah Hermione semakin merah saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Love Story
FantasyDraco hanya ingin diberi kesempatan kedua. Apakah The Golden Trio akan mempercayainya? Dan bagaimana perasaan Hermione ketika Draco mengutarakan perasaannya?