Suasana senja itu sangat semarak. Sorak sorai sukacita menggema di salah satu asrama. Riuh redam akan kemenangan terus diserukan oleh tim pemenang.
TOK TOK TOK
"Bolehkah aku masuk?",
Hermione mengalihkan pandangan dari buku yang sedang di baca, kepada sosok yang mengintip kecil di balik pintu.
" tentu, Ginny!", sahutnya menepuk kasurnya.
"Kenapa kau disini, Gin? Kau tak ikut berpesta dengan tim mu, hem?", tanya Hermione setelah Ginny mendaratkan pantatnya di sisi ranjang.
" kau sendiri, kenapa tak ikut?!", Ginny balik bertanya.
"Aku sedang tak ingin", jawab Hermione malas.
" Hermione?! Bolehkah aku bertanya sesuatu?!", tanya Ginny ragu.
"Tanya apa?",
" ku dengar, Ron membuat masalah pada mu. Apa yang sebenarnya terjadi, Hermione?", tanya Ginny hati-hati.
Raut wajah Hermione seketika berubah sedih ketika mengingat kejadian itu. Ia menghembuskan napasnya berat, dan mulai bercerita pada Ginny.
"AKU BERSUMPAH, AKU AKAN MEMBUNUHNYA SETELAH INI", seru Ginny kesal. Ia tak habis pikir, kakaknya tega memperlakukan sahabatnya seperti itu.
" sudah, Ginny! Aku baik-baik saja", ucap Hermione muram.
"Tapi Hermione, sikapnya sungguh kekanakan. Aku tidak habis pikir kenapa ia bisa seegois itu", sahut Ginny geram.
Gadis bersurai coklat madu itu hanya bisa menunduk sedih. Hatinya masih perih mengingat Ron, sahabatnya sendiri, mengatai dirinya pengkhianat.
Ginny ikut sedih melihat Hermione, ia pun membawa sahabatnya itu kepelukannya.
" aku percaya padamu, Herm! Aku yakin kau punya alasan sendiri untuk melakukannya", gumam Ginny pelan dibalik bahu Hermione.
"Jujur memang aku punya alasan khusus melakukannya, Gin", ujar Hermione seraya melepaskan diri dari pelukan Ginny.
" maksudmu?",
"Profesor Mcgonagall memintaku secara khusus untuk mendampingi Malfoy", ungkapnya. Hermione berpendapat inilah waktu yang tepat untuk memberi tahu gadis bersurai merah itu.
Ginny menggernyitkan dahi tanda bahwa gadis itu tak mengerti maksud perkataan Hermione.
" Malfoy terlihat menyedihkan saat pertama kali menginjakkan kaki ke Hogwarts, dan Profesor ingin merubah itu semua", ia menghirup napas sebelum melanjutkan. "Profesor seperti merasa bersalah atas mendekamnya Narcissa di Azkaban dulu".
" tapi kenapa harus kau, Hermione? Kenapa bukan auror saja yang melakukannya?!", protes Ginny.
"Aku juga tak tahu mengenai itu", Hermione memijit keningnya sesaat, " tapi sekarang bukan itu yang aku cemaskan", imbuhnya.
"Ceritakan saja, Mione! Kalau itu membuatmu merasa lega", saran Ginny.
" sikap Malfoy dari hari ke hari berubah ehmm manis kepadaku", cicit Hermione. Tampak semburat merah menghiasi kedua pipinya.
Ginny menyeringai sekilas, ia tahu apa yang sedang dihadapi gadis didepannya.
"Apa kau merasa nyaman di dekatnya, Herm?!", tanya Ginny misterius.
Hermione berpikir sejenak sebelum mengangguk membenarkan. " bagaimana kau tahu?",
"Apa dia berekspresi berlebihan bila kau sedih atau kecewa?", lanjutnya.
" seingatku, ia berubah bengis saat Ron mengataiku pengkhianat. Memangnya apa yang aneh dengan itu, Ginny?!", tanyanya heran bercampur penasaran.
Ginny tersenyum penuh arti. Ia memegang tangan Hermione dan berkata pelan dan mantap.
"Malfoy telah jatuh cinta padamu, Hermione!".
" APA!!!??? Itu mustahil, Ginny!", elaknya tak percaya.
"Ya sudah kalau tak percaya", dengus Ginny. Ia mulai beranjak menuju pintu seraya berkata, " tinggal kau tanyakan pada hatimu, apa kau juga mencintainya atau tidak".
BLAMM
Pintu kamar tertutup meninggalkan Hermione yang sedang bergelut dengan pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Love Story
FantasíaDraco hanya ingin diberi kesempatan kedua. Apakah The Golden Trio akan mempercayainya? Dan bagaimana perasaan Hermione ketika Draco mengutarakan perasaannya?