Wedding Day

992 38 2
                                    

Malfoy manor seakan lebih berwarna hari ini. Tidak lagi suram seperti biasanya. Hilir mudik beberapa orang seakan memberi tahu bahwa ada acara besar yang akan berlangsung.
" tolong kau pasang hiasan ini untuk jendela sebelah sana!".
"Apa menu ini sudah cukup? Atau mau ditambah lagi?".
" bersihkan taman belakang dan dekor dengan bagus! Acara malamnya akan disana!".
Dan masih banyak lagi kegiatan-kegiatan yang menggambarkan betapa sibuknya hari itu. Terhitung satu bulan setelah acara lamaran Draco pada Hermione di pesta kelulusan itu, acara pernikahan mereka disusun.
Orangtua Hermione tentu menyambut berita tentang putra tunggal keluarga Malfoy melamar putri mereka dengan bahagia. Sehingga pada hari-hari persiapan pernikahan, mereka turut menyumbang tenaga. Jangan tanya apakah keluarga Granger ikut mengeluarkan biaya atau tidak?! Jawabannya tentu tidak.
Semua hal yang mengenai nominal, sepenuhnya di ambil alih oleh Malfoy. Mereka kaya kan?.
Beberapa jam sebelum pemberkatan dimulai, seorang gadis dengan gaun indah bermotif bunga dan bersanggul sederhana menunggu dengan gugup di salah satu kamar di Malfoy manor.
Menikah secara sederhana memang keinginannya, tapi bagi Malfoy konsep sederhana tak seperti yang kita bayangkan tentunya. Terlihat dari gaun sang mempelai wanita saja terkesan mewah.

 Terlihat dari gaun sang mempelai wanita saja terkesan mewah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau sudah siap, princess?", tanya Richard. Ayah Hermione.
" dad?!", gumam Hermione.
"Gugup, sayang?", tebak pria paruh baya itu seraya menghampiri putrinya. Hermione pun hanya mengangguk.
" aku yakin kau bisa mengatasinya!".
"Tapi dad, ini terlalu cepat bagiku. Baru beberapa bulan lalu aku lulus, kemudian sekarang aku sudah akan menjadi seorang istri", keluh Hermione.
Richard tersenyum maklum pada putrinya. Ia tahu bahwa Hermione masih ingin bekerja sesuai cita-citanya. Tapi namanya takdir jodoh, tidak ada yang bisa mengelak.
" apa kau menyesal karena menerimanya waktu itu?", cetus Richard.
Hermione buru-buru menggeleng. "Bukan begitu dad! Hanya saja aku merasa ini terlalu cepat", elaknya.
"Kau bisa mengatakan apa keinginanmu pada Draco, sayang! Komunikasi kunci keberhasilan sebuah hubungan!", sarannya.
" baiklah dad! Aku akan bicarakan itu nanti padanya", balas Hermione.

Janji suci telah terikrar dengan baik di hadapan para undangan. Pesta resepsi pun telah berakhir 2 jam yang lalu. Hermione memilih beristirahat di kamar Draco, yang sekarang juga menjadi kamarnya. Meninggalkan Draco yang masih bercengkrama dengan para kerabat di ruang tengah.
Harum sabun beraroma vanilla menguar dari tubuh indah Hermione saat keluar dari kamar mandi. Dengan hanya terbalut handuk tebal sebatas dada sampai paha, ia melangkah menuju lemari untuk mengambil pakaian.
Ia tak menyadari bahwa ada sepasang mata memandang lapar dari arah tempat tidur. Hingga sebuah suara barinton yang khas mengagetkannya.
"Mencoba menggodaku, wife?".
" Draco?! Sejak kapan kau ada disitu?", Hermione terlonjak. Untung saja handuknya tidak terlepas.
"Sejak kau mandi, tentunya!", jawab Draco santai sambil beranjak mendekati Hermione.
Pria itu berhasil menyudutkan istrinya pada lemari pakaian besar mereka. Kedua lengan kokohnya sukses memenjarakan wanitanya hingga tak berkutik.
" apa kau tahu, Love.. Bahwa vanilla adalah kesukaanku?", tanyanya dengan suara rendah yang seksi.
"A....ku ti..ti..dak ta...hu", Hermione terbata.
Dibelainya wajah cantik Hermione dengan gerakan lambat yang menggoda. Hermione pun melenguh tertahan saat tangan suaminya meremas pelan dadanya.
" kau sungguh mempesona, wife!", ucap Draco serak.
Sedetik kemudian mereka pun berciuman. Berawal dari lembut hingga menjadi panas dan menggairahkan akhirnya. Ditariknya handuk yang membalut tubuh istrinya dengan kasar, lalu menghujani dada sintal itu dengan kecupan panas.
"Emmhhh... Dracoohhh", lenguh Hermione.
Tangan Draco bergerilya dengan lincah, menelusuri tiap jengkal tubuh Hermione. Meremas dan membelai, begitu seterusnya.
" Dracohhhh!", pekik Hermione saat salah satu jari suaminya sukses bersarang di liang hangatnya.
"Kau sudah amat basah, sayanghhh", desah Draco terbawa gairah.
Ia pun mempercepat kocokannya pada alat vital istrinya. Mengirim ribuan kenikmatan yang seakan menggrogoti jiwanya.
" fasterhhh... Ahhh.. Pleasehh", pinta Hermione dengan susah payah.
Bukan Draco namanya bila tak bisa mempermainkan gairah wanita. Sebelum Hermione mencapai puncaknya, dengan santai ia menghentikan kegiatannya. Hermione pun mendesah kecewa akan hal itu.
"Jangan lupakan aku, Love! Aku juga sama tersiksanya dengan dirimu!", sindir Draco sambil mengerling ke arah juniornya yang membengkak.
Tanpa babibu, Hermione pun langsung meremas lembut junior suaminya dari luar celana.
" ouchhh... lovehh", erang Draco.
"Nikmati saja serviceku, Mr Malfoy!", seringai Hermione.
Dengan kecepatan diatas rata-rata, Hermione melucuti semua pakaian Draco tanpa tersisa. Sehingga terpampang dengan indah junior suaminya yang besar dan panjang itu di depan matanya.
" suka apa yang kau lihat, Mrs Malfoy?", sindir Draco.
"Sure! Its so big and long, and i love it", goda Hermione.
Mereka pun kembali berciuman sambil mengarah pada ranjang. Pergumulan panas pun tak terelakkan. Mereka menghabiskan malam itu dengan erangan dan desahan, yang mungkin siapa saja akan merinding di buatnya.

Our Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang