Kunjungan

548 50 0
                                    

Suara dentingan antara garpu dan pisau memenuhi ruang makan di Malfoy Manor. Terlihat 2 orang sedang menikmati hidangan yang tersaji di atas meja.
Narcissa sangat senang melihat putra semata wayangnya kembali mengunjunginya lagi. Sampai-sampai ia turun langsung ke dapur untuk memasakkan makanan kesukaan Draco.
" son?", panggilnya tiba-tiba.
"Yes, Mum?!", respon Draco. Ia pun menghentikan suapannya dan beralih memandang ibunya.
Narcissa memerhatikan sejenak sebelum melanjutkan. " kau sekarang terlihat berbeda, sayang", ujar wanita itu tenang.
Draco menggernyit tak mengerti. "Apa maksudmu, Mum?! Aku baik-baik saja", terangnya.
Narcissa menggamit tangan Draco dan memandangnya dengan penuh kasih sayang.
" siapa dia, nak?! Beritahu aku!", pintanya.
Tubuh Draco menegang sesaat mendengar perkataan ibunya. Ia terdiam dan mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Aku tahu kau pasti berpikir darimana aku tahu, kan?!", tebaknya.
" aku yang mengandung dan membesarkanmu. Mustahil kalau aku tak tahu apa yang mengusikmu sekarang", imbuhnya.
"Jujur aku tak tahu harus memulai darimana, Mum. Dan aku takut kau tak akan menyukainya", aku Draco.
" memangnya ada apa?".
Draco sempat ragu untuk mengatakannya, tapi ibunya terlihat menunggu penjelasannya.
"Darahnya.... Berstatus di bawah kita, Mum", gumam Draco.
Ibunya terlihat terkejut mendengar ucapan putranya. Tapi dengan sangat anggun ia bisa mengatasinya.
" berstatus apa, Draco?", tanyanya dengan tenang.
"Mudblood!?", jawab Draco ragu.
Sebenarnya Narcissa sangat kaget, tapi ia harus menerima hal itu. Terlebih kementrian telah menghapus peraturan tentang status darah.
Ia pun kembali menguasai dirinya, dan menatap Draco dengan sayang.
" siapa pun pilihanmu, aku akan menyetujuinya", ujar Narcissa dengan bijak.
"Benarkah, Mum?! Kau tak marah?!", tanya Draco tak menyangka.
" iya sayang", wanita itu tersenyum cantik.
"Terima kasih, Mum!", kata Draco sambil menghambur memeluk erat ibunya.
" apa aku mengenalnya, son?!", tanya Narcissa melepas pelukannya.
Draci tersenyum misterius saat memandang ibunya. "Ibu sangat mengenalnya", katanya mantap.
" siapa di....",
"Aku akan membawanya ke manor di waktu yang tepat. Jadi ibu tunggu saja, oke?!", potong Draco.
Narcissa terkekeh melihat sikap anaknya yang terkesan misterius walaupun kekanakan.
" baiklah! Terserah kau saja, sayang".

Our Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang