St Mungo

620 42 0
                                    

Hermione's POV
"ARGHH!!!".
Kepalaku tiba-tiba berdenyut hebat saat aku terbangun. Aku memijat pelan pelipisku dan mengerjapkan mata, menyesuaikan dari cahaya yang menyilaukan.
Ruangan serba putih dan tirai-tirai kain pembatas, menjadi awal pemandangan yang aku lihat. Perutku bergejolak ketika bau alkohol menusuk hidungku dengan tak berperasaan.
" anda baik-baik saja, Ms Granger?!", tanya seorang wanita menghampiriku.
Terlihat dari penampilannya, aku tahu kalau ia adalah salah satu healer di sini. Aku hanya tersenyum lemah sebagai jawaban.
"Apa mungkin anda butuh sesuatu?", tanyanya, lagi.
" apa yang terjadi padaku, suster?".
Dia mendekati ranjangku. Dengan menggunakan tongkat, ia merapal mantra seperti memeriksa keadaanku.
"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan", ujarnya seakan memberi tahu.
" anda pingsan saat teman anda, Mr Zabini, membawa anda kemari. Ia mengatakan bahwa anda telah diserang beberapa waktu lalu", terangnya.
Perkataan healer wanita itu membuatku berpikir keras tentang hal yang aku alami. Samar-samar terlintas di kepalaku tentang malam itu. Kilatan cahaya menyambar kesana kemari. Ledakan dan puing-puing bangunan di sekitar ku.
"Auchh!!", erangku lemah. Denyutan di kepala ku muncul kembali.
Ceceran darah ada dimana-mana. Sekelebat aku melihat sosok pria yang tak asing. Kulit pucat dan rambut platina, terbaring tak berdaya.
" ARGHHH!! SAKIT!".
Aku meronta sambil memegang kepala ku. Aku tak kuasa menahannya. Tapi tak berapa lama denyutan itu mereda. Tampak healer wanita itu baru saja merapalkan mantra penyembuh padaku.
"Lebih baik anda istirahat saja, Ms Granger. Keadaan anda belum sepenuhnya pulih", anjurnya.
" dimana dia?", tanyaku lemas.
"Maksud anda?".
" dimana Malfoy? Apa dia baik-baik saja?".
"Oh, teman anda! Ia sekarang dalam penanganan khusus oleh healer senior di ruangan khusus. Ia mengalami cedera yang sangat serius", ucapnya hati-hati.
" tolong bawa aku kesana! Aku ingin melihatnya!", paksa ku.
"Tapi, Ms Granger....",
" BAWA. AKU. KESANA!", ucapku penuh penekanan.

Di sebuah ruangan bernuansa putih dan steril inilah aku berada. Di sebuah ranjang di tengah ruangan, terlihat seseorang yang akhir-akhir ini membuat hatiku menghangat terbaring lemah. Tubuhnya dibalut begitu banyak perban dan tertancap selang infus di tangan kirinya.
Healer yang membawaku kemari, mengijinkan aku melihatnya dari dekat. Hatiku perih melihat keadaannya sekarang.
"Draco?!!!", panggilku pelan. Ia tak merespon.
Aku menggenggam tangannya yang bebas dengan gemetar. Dingin. Itulah yang pertama kali aku rasakan.
" hai, ferret! Ini aku datang, tolong bukalah matamu! Jangan mengacuhkanku begini!", ucapku bergetar.
Bulir-bulir air mata mulai membasahi pipiku. Draco tetap bergeming tak merespon.
"Kalau kau tak bangun, aku bersumpah menghancurkan nimbus 2001-mu! Aku tak main-main", canda ku.
Ia pun tetap diam.
" bangun, Draco! Jangan membuatku takut! Bicaralah padaku!", isakku semakin menjadi-jadi.
Aku tak bisa berkata-kata lagi. Semua emosiku tercurahkan dengan menangis dalam diam di sisinya. Tangannya masih kugenggam erat. Menghantarkan semangat agar bisa pulih kembali.
Terdengar kegaduhan sesaat sebelum pintu kamar Draco terbuka lebar. Nampak seorang wanita paruh baya masuk dengan wajah yang pias.
"Mrs Malfoy!?". Aku sontak berdiri karena terkejut
" Ms Granger?!", ucapnya juga terkejut.
"Apa yang terjadi pada Draco? Bagaimana keadaanya? Tolong katakan padaku!", cecarnya padaku.
Ia mendekati ranjang Draco sambil menatap nanar. Tersirat kesedihan teramat dalam pada dirinya.
" kami diserang oleh 2 orang, Mrs Malfoy! Di Hogsmade saat akan kembali ke Hogwarts. Aku tak tahu siapa mereka, tapi mereka seperti pelahap maut yang tersisa", terangku padanya.
Narcissa menutup mulutnya tak percaya, ia pun mulai terisak. Aku tak kuasa melihatnya, dan mendekatinya. Ku peluk erat ia dari samping. Mencoba membuatnya tegar, walaupun aku sendiri tak yakin.
"Maafkan aku, Mrs Malfoy! Aku tak bisa melindunginya dengan baik. Seandainya Draco tak mencoba melindungiku, ia tak mungkin mengalami ini", sesalku.
Tapi responnya diluar ekspektasiku. Ia berbalik dan balas memeluk erat. Seerat pelukan mum bila aku sedang sedih.
" aku mengerti dan aku tak menyalahkanmu, Ms Granger! Sudah tugas Draco melindungi wanita yang ia cintai, walaupun nyawa sebagai taruhannya!".
Aku melepas pelukannya secara sepihak dan memandang wanita itu tak percaya.
"A...nda tahu? Tapi....",
" shhh!! Aku sudah tahu bahwa kau adalah wanita yang berhasil menaklukkan hati Draco. Walaupun Draco tidak menyebut namamu. Dan jangan khawatir, aku juga menyukaimu", ujar Narcissa sambil tersenyum hangat.
"Mrs Malfoy?!",
" sekarang kita hanya bisa berdoa agar Draco cepat sadar dari komanya. Dan aku tahu kau juga terluka karena insiden itu, jadi lebih baik kau berbaring saja, Ms Granger!", perintah Narcissa lembut.
"Panggil saja Hermione, Mrs!", pintaku.
" baiklah, Hermione! Istirahatlah, aku yang akan menggantikanmu menjaga Draco".
Aku pun mengangguk dan beralih menuju sofa terdekat. Kurebahkan tubuhku dan menutup mata mencoba tidur sekali lagi.

Our Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang