Suasana King Cross kembali ramai dengan murid yang akan kembali ke Hogwarts. Setelah hampir dua tahun perang terbesar abad ini berlalu, tak ada lagi ketakutan ataupun kekhawatiran. Semua kembali aman dan normal.
"Bye mom... Aku akan merindukanmu", pamit gadis berambut merah menyala itu.
"Jaga dirimu baik-baik! Dan jangan lupa selalu kirimi kami surat, Ginny", perintah Molly. Ginny mengangguk dan memeluk kembali ibunya.
"Harry?! Tolong jaga Ginny untuk kami", pinta Mr Weasley penuh harap.
" Sure Mr Weasley", singkat Harry dengan mantap.
"Kami berangkat dulu. Sudah hampir terlambat. Sampai jumpa Mr Weasley...Mrs Weasley", pamit Hermione. Lalu ia naik ke kereta.
" Dad... Mom?! Aku pamit", ucap Ron.At The Train
"Menurutku tak banyak yang kembali ke Hogwarts", ujar Ginny setelah melihat ke sekeliling.
"Mungkin tak sedikit yang masih trauma, Gin", jawab Hermione sambil membaca Daily Prophet yang baru ia beli.
" Ya... Mungkin kau benar, Hermione. Tak ada yang tahu apa yang mereka rasakan saat ini", sahut Ginny, "by the way... Kau tahu kemana Harry dan Ron?".
" entahlah... Aku akan coba cari mereka". Hermione pun bangkit dan keluar kompartemen untuk mencari dua sahabatnya yang lain. Tapi disaat ia melewati gerbong makanan yang bersebelahan dengan gerbong para Slytherin, ia melihat sosok yang familiar. Draco Malfoy. Hermione terkejut karena Draco tidak berpenampilan selayaknya yang ia kenal selama ini. Tubuhnya kurus, wajah pucat tak terurus dan pandangan matanya yang kosong. Penuh dengan kepedihan.Stasiun Hogsmade kembali seperti dulu lagi. Pemandangan tampak indah disana saat Hogwarts Express berhenti. Terlihat Hagrid bersiap membimbing para murid tahun pertama. Ia hanya bisa melambai pada Harry dan kawan-kawan dari kejauhan.
"Senang melihat kawan lama, Harry!", ujar Ron sambil tersenyum pada Hagrid.
" well.... Juga kenangan waktu tahun pertama kita", timpal Harry. Mereka tertawa gembira tenggelam dalam nostalgia. Tapi berbeda dengan Hermione yang kini berjalan dengan raut muka berpikirnya. Ginny yang berjalan di sebelahnya pun tak tahan.
" Hermione?! Apa yang kau pikirkan?", tegurnya
" well Gin... Aku tadi melihat Malfoy saat mencari Harry dan Ron", terang Hermione, " tapi anehnya ia tadi bukan seperti Malfoy yang kita kenal".
" memang kenapa dengan dia?".
" ia seperti lebih pendiam dan murung, entahlah. Tapi seperti itulah yang aku lihat", tutur Hermione.
" kita akan selidiki nanti. Tapi jangan sampai mereka tahu rencana kita", kata Ginny sambil menatap Harry dan Ron yang berjalan di depan.
" sepertinya kau sudah ketularan Harry dalam hal menyelidiki sebuah kasus", goda Hermione.
" hahahaha... Kau bisa saja. Kami kan memang pasangan", bela Ginny. Dua gadis itu pun sepakat untuk menyelidiki tanpa campur tangan Harry dan Ron.
" apa sih yang kalian obrolkan?! Kenapa tak ajak kami", tanya Ron setelah mendengar cekikikan sahabat dan adiknya itu.
"Dan apa sih yang lucu", Harry ikut penasaran.
"Boys... Ini urusan wanita. Jadi jangan sok tahu dan coba-coba ikut campur", ancam Ginny. Bila Ginny sudah buka suara Harry takkan bisa menolak. Poor Harry.
"Urusi urusan kalian saja, Ron", delik Hermione.Well.. Ini cerita pertama ku ku harap kalian menyukainya...
Thank you
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Love Story
FantasiDraco hanya ingin diberi kesempatan kedua. Apakah The Golden Trio akan mempercayainya? Dan bagaimana perasaan Hermione ketika Draco mengutarakan perasaannya?