"Selamat siang! Terima kasih kalian memenuhi undanganku ini", ucap Mcgonagall kepada keempat perfek tingkat tujuh.
" selamat siang, Profesor!", sahut mereka bersamaan.
Setelah mempersilahkan mereka duduk dan sedikit berbasa-basi dengan menanyakan kabar, Mcgonagall kemudian memasang raut serius.
"Kalian pasti sudah mendengar, bahwa kementrian akan memajukan jadwal NEWT siswa menjadi 2 bulan lagi", ujarnya dan hanya direspon anggukan oleh mereka.
" dan sebagai antisipasi hal-hal yang tidak diinginkan perihal nilai, aku meminta kalian sebagai mentor untuk membantu teman seangkatan kalian dalam pelajaran", jelas Mcgonagall, tapi sebuah suara menginterupsinya.
"Seangkatan, Profesor?! Apa mungkin yang anda maksud seangkatan yang satu asrama?", ucap Marquez, perfek Slytherin.
Wanita yang menjabat menjadi kepala sekolah selepas wafatnya mendiang Dumbledore, memandang perfek Slytherin dengan tajam.
" bukankah kau sudah mendengar perkataanku, Mr Marquez, saat hari pertama kau kembali ke Hogwarts bahwa tak ada alasan bagi siapa pun termasuk dirimu membeda-bedakan teman seasrama atau tidak sekarang?!", tukasnya dingin.
Dan Marquez pun hanya bungkam, tak mengeluarkan suara lagi. Dan itu menciptakan seringaian samar di wajah tua itu.
"Kebungkamanmu kuanggap tanda setuju atas keputusanku".
Ia kemudian memandang ketiga perfek lainnya seraya bertanya, " apa ada hal yang mungkin kalian belum mengerti?".
Hermione mengangkat tangan, tanda ingin bertanya. "Maaf Profesor! Mengenai ujian pratek sihirnya bagaimana? Apakah itu juga termasuk tugas kami?".
Mcgonagall bangkit dari duduknya, mengitari meja menuju meja kecil. Tempat teko teh bertengger.
" itu tugas Profesor Julliant, Ms Granger", jawabnya sambil menyeduh teh beraroma camomile.
"Baik, Profesor".
" baiklah kalau begitu, kalian bisa kembali ke asrama masing-masing. Dan untukmu, Ms Granger. Bisakah kau tinggal sebentar?", pintanya.
Hermione pun menuruti wanita itu, sedangkan teman seprofesinya telah menghilang dibalik pintu.
"Ada yang bisa saya bantu, Profesor?", tanya gadis itu. Setelah mengucapkan terima kasih atas teh yang dihidangkan secara sihir oleh Mcgonagall.
" bagaimana kabar kalian, Ms Granger?".
Hermione mengerutkan dahinya sesaat, berpikir sejenak apa maksud sosok di depannya itu.
"Kau dan Mr Malfoy, tentunya", jelas Mcgonagall.
" well.. Kami.. Baik, Profesor", jawab Hermione sedikit meringis malu.
"Bagaimana perkembangannya?".
" awalnya dia memang terlihat tertekan, dan ia sempat meminta maaf atas kejadian selama ini", Hermione menghela napas sesaat dan melanjutkan. "Dan ia tampak senang saat mengunjungi ibunya untuk pertama kali di manor".
Mcgonagall tersenyum puas mendengarnya. Ia merasa tak salah pilih untuk meminta Hermione sebagai "pendamping" junior Malfoy itu.
"Terima kasih, Ms Granger atas kerja kerasmu. Dan kurasa, adanya dirimu juga merubah hubungan kalian ke arah yang lebih baik", cetusnya sambil mengedipkan mata ke arah Hermione.
Hermione hanya tersenyum malu melihat tingkah kepala sekolahnya itu. Gadis itu hanya bisa menunduk seraya menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
" mungkin sekarang kau bisa pergi, Ms Granger! Sepertinya ada yang tak sabar menunggumu di menara astronomi", kata Mcgonagall sambil tersenyum jahil.
"Pardon me, Profesor?!", bingung Hermione.
" selamat siang, Ms Granger!".
Masih dengan kebingungan yang melayang di kepalanya, Hermione memaksa langkahnya keluar dari tempat itu. Dan hal yang pertama kali muncul di otak cermelangnya adalah menara astronomi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Love Story
FantasyDraco hanya ingin diberi kesempatan kedua. Apakah The Golden Trio akan mempercayainya? Dan bagaimana perasaan Hermione ketika Draco mengutarakan perasaannya?