"Ku kira kau tak akan datang, Mione", ujar Ginny saat memasuki kamar.
Ia duduk di tepi ranjang sahabatnya itu sambil melihat Hermione yang sibuk dengan barang-barangnya.
" aku tak mungkin melewatkan hari pengumuman kelulusan ini, Gin!", jawab Hermione.
"Lalu apa kau akan ikut pesta prom juga, Mione?", tanya Ginny penasaran.
" aku tak tahu, aku tak mungkin meninggalkan Draco sendirian di rumah sakit. Ibunya tak bisa menemaninya setiap saat", jelasnya.
Hari ini adalah pengumuman nilai akhir dari ujian yang sudah dilewati semua murid Hogwarts. Yaitu NEWT. Dan karena hal itu, Hermione harus mengalah untuk datang sekalian mewakili kekasih pirangnya agar dapat mengetahui nilai mereka.
Pengumuman itu akan dilaksanakan waktu makan siang di aula. Sementara itu, Hermione memilih membereskan semua barang pribadinya di kamar.
"Aku tak bisa membayangkan harus melewati tahun ketujuhku tanpa ada kau dan lainnya, Mione", keluh Ginny tiba-tiba.
Gadis bermanik hazel itu beralih memandang adik sekaligus sahabatnya itu dengan sayang. Ia tersenyum dan menarik Ginny ke dalam pelukan hangatnya.
" sudahlah, jangan terlalu dibawa perasaan. Ini hanya setahun, dan aku yakin kau akan bisa melaluinya", ungkapnya.
"Bukankah kau berencana ingin langsung menikah dengan Harry saat kau sudah lulus nanti?!", tambah Hermione.
Ginny menarik diri dari pelukan Hermione, ia lalu memasang muka masam yang malah terlihat konyol di depan Hermione.
" Harry ingin bekerja di kementrian dulu sampai sukses, baru dia mau menikahiku", melas Ginny.
"Begitukah?! Baguslah! Itu berarti ia ingin benar-benar membahagiakanmu, Ginny", kata Hermione menguatkan.
" sudahlah, jangan bahas itu! Lebih baik kita ke aula sekarang juga, Mione. Acara pengumumannya sebentar lagi dimulai", ajak Ginny.
"Baiklah".Aula besar terlihat penuh akan murid Hogwarts siang itu. Makan siang yang biasanya terlihat lenggang dan santai berubah menjadi ramai dengan celotehan dari tiap bibir.
" semoga nilaiku baik-baik saja", ucap salah satu siswa.
"Aku bisa mati kalau dapat nilai poor", sahut lainnya.
" kenapa lama sekali sih?!".
Kasak-kusuk itu tentu saja mempengaruhi mental Harry dan Ron yang sudah duduk manis di aula.
"Bloody hell, Harry! Bagaimana dengan nasib kita?", cicit Ron dengan wajah kusut.
" entahlah Ron, berdoa saja! Aku harap tidak mengecewakan Kingsley nantinya", timpal Harry lebih melas.
"Ya semoga, Harry.... Semoga", gumamnya berulang-ulang.
" hay guys!", sapa Hermione setelah sampai.
Tapi Harry dan Ron terlihat mengacuhkan Hermione, dan itu sukses membuat gadis itu mengerutkan dahinya.
"Kalian kenapa?", timpal Ginny.
Harry belum sempat menjawab, suara sang kepala sekolah sudah terdengar dari podium di tengah aula.
" selamat siang semuanya! Hari ini seperti yang kalian tahu adalah hari penentuan bagi masa depan kalian. Karena kalian akan mengetahui apa kalian berhasil atau tidak setelah ujian beberapa hari lalu. Aku akan membagi selembar perkamen pada murid tahun ketujuh, dan disanalah kalian akan mengetahui nilai kalian...",
Semua orang terdiam, terlihat serius mendengarkan kata-kata McGonagall. Tak terkecuali The Golden Trio, mereka memasang wajah tegang dan selalu menghela napas beberapa kali.
"Dan bagi yang tidak lulus, harus mengulang ujian NEWT beberapa minggu kedepan. Dan mengenai acara pesta perpisahan bagi siswa yang lulus, akan di adakan akhir minggu ini. Sekian pengumumann dariku. Sukses bagi kalian semua", imbuh McGonagall.
Seiring kembalinya kepala sekolah duduk di tempatnya, ratusan gulungan perkamen terbang secara sihir menuju kepada siswa dan siswi yang namanya tercantum.
Berbagai ekspresi mulai bermunculan dari tiap-tiap wajah. Harry dan Ron terlihat berbinar melihat isi perkamennya.
" aku lulus, Harry!", seru Ron.
"Aku juga. Akhirnya tak sia-sia usaha kita selama ini", ucap Harry senang.
" selamat sayang!", sahut Giny sambil memeluk Harry.
Dua sejoli itu langsung berpelukan dan berciuman mesra sebagai bentuk euforia. Di salah satu sisi, Hermione juga terlihat senang dan bangga melihat nilainya. Ia lulus dengan nilai outstanding hampir di semua pelajaran.
Tiba-tiba sebuah perkamen jatuh tepat di depannya lagi. Terlihat nama Draco Lucius Malfoy di atas gulungan tersebut. Hermione bergegas melihat isi perkamen tersebut. Dan senyumnya semakin terkembang di wajahnya.
"Bagaimana?", tanya Ginny penasaran.
" kami lulus dengan baik, Ginny!", ucap Hermione masih tersenyum.
"Selamat ya!", timpalnya.
Mereka akhirnya bisa tersenyum dan makan siang dengan perasaan yang senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Love Story
FantasiaDraco hanya ingin diberi kesempatan kedua. Apakah The Golden Trio akan mempercayainya? Dan bagaimana perasaan Hermione ketika Draco mengutarakan perasaannya?