Kesalahpahaman

819 60 0
                                    

Langit Hogwarts di pagi ini tidak terlalu cerah. Berawan dan matahari pun enggan menampakan diri. Tapi tak mempengaruhi aktivitas sarapan di aula besar. Dari jauh, Ginny melangkah dengan tergesa-gesa menghampiri kekasih dan kakaknya yang sedang sarapan.
" Harry! Ron!", seru Ginny.
"Ada apa Ginny? Kau seperti dikejar baron berdarah saja", tanya Ron sambil mengunyah sosisnya.
" ini gawat, boys! Hermione belum kembali dari kemarin. Aku tak melihatnya dikamar", kata Ginny khawatir.
"Apa kau sudah memastikannya, sayang? Mungkin dia sudah ke kelas lebih dulu", jawab Harry mencoba menenangkan.
" please Harry, aku sudah mencari di setiap sudut asrama. Dan aku tadi bertanya pada Katie Bell, kalau kelas dia dan Hermione di mulai nanti siang", terangnya.
"Bloody Hell... Jangan-jangan ini ada kaitannya dengan si ferret itu", ucap Ron tiba-tiba.
" apa maksud mu Ron? Apa hubungannya dengan hilangnya Hermione, huh?", bingung Harry, "Mungkin ia tertidur di perpustakaan".
"Come on Harry! Apa kau tak sadar kalau si ferret itu juga tak masuk kelas seharian?", wajah Ron berubah serius, " mungkin Malfoy yang menyebabkan Hermione menghilang".
"Boys... Kalau kalian masih sibuk berspekulasi disini, bagaimana Hermione bisa kita temukan?", jengah Ginny. Ia rasa Harry dan Ron hanya buang-buang waktu saja.
" oke ayo!", ajak Harry.
Mereka bertiga berlari keluar aula dan menyusuri koridor yang menuju perpustakaan. Berharap disanalah Hermione sekarang berada.
Tapi di tengah jalan di salah satu koridor terlihat 2 orang Slytherin, Blaise Zabini dan Theodore Nott melangkah ke arah berlawanan.
"Hai Potter... Weasleys.... Kenapa terlihat buru-buru sekali?", tanya Blaise setelah jarak mereka lebih dekat. Pertanyaannya otomatis membuat Harry, Ron dan Ginny berhenti
"Bukan urusanmu, Zabini", geram Ron.
" wow tunggu Weasley! Kami hanya bertanya saja. Mungkin kami bisa membantu", timpal Theo.
"Dimana Malfoy? Apa kalian tahu?", Harry to the point.
Blaise dan Theo saling berpandangan. Dan mereka akhirnya paham apa yang sebenarnya terjadi.
" oh apa kalian sedang mencari seseorang, huh?", tanya Theo.
"Oh jadi kalian yang menyembunyikan Hermione ya kan?! Apa Malfoy yang menyuruh kalian?". Ron sudah tak bisa menyembunyikan rasa kesalnya.
" apa maksud mu, Nott?", Ginny ikut angkat bicara.
"Jangan menuduh sembarangan, Weasley! Malfoy memang menyuruh kami, tapi hanya untuk mengantar sarapan untuknya dan Granger di Hospital wings", elak Blaise tak terima. Theo mengangguk membenarkan.
" sarapan? Hospital wings?", cicit Ron.
"Kenapa mereka ada disana? Apa yang Malfoy lakukan?", tuntut Harry.
" lihatlah sendiri, karena kami juga tak tahu. Tugas kami hanya membawakan sarapan saja".
"Terima kasih", ucap Ginny dengan menyeret Harry dan Ron. Ia tak mau membuang waktu hanya untuk melihat mereka berdebat dengan duo Slytherin itu. Sedangkan Blaise dan Theo hanya mengangkat bahu dan kembali berjalan menuju aula.

Hospital Wings
Hermione menatap makanan yang ada di nakas samping ranjangnya dan pria yang sedang tidur di ranjang yang lain secara bergantian. Ia tak mengerti maksud dari semua ini.
Flashback on
" pagi Granger", sapa Zabini dan Nott bersamaan. Hermione yang sudah terbangun daritadi hanya mengerutkan dahinya.
"Ada apa kalian kesini?".
" kami hanya mengantarkan pesanan Draco saja", jawab Blaise sambil menunjukkan nakas yang berisi 2 sandwich tuna dan 2 piala jus labu.
"Kenapa kalian tak membangunkannya saja? Dia sudah tidur disini semalaman. Dan itu membuatku risih", kata Hermione.
" ehm sayangnya kami hanya diminta ini saja. Kalau masalah "membangunkan" nya lebih baik kami menyerah", timpal Theo. Hermione menggernyit.
"Draco menyeramkan kalau dibangunkan. Jadi lebih baik kami menyelamatkan nyawa kami saja", ucap Blaise seakan tahu apa yang ada di pikiran Hermione.
" baiklah kami permisi, Granger".
"Thanks", jawab Hermione singkat.
Flashback off
Hermione merasa bingung dengan yang dilakukan pria yang sedang tidur itu. Kemarin ia langsung tertidur setelah minum ramuannya, jadi ia tak tahu kalau Draco Malfoy masih disana. Pergerakan di ranjang sebelah membuyarkan lamunan Hermione.
" pagi Granger. Bagaimana keadaanmu?", tanya Draco dengan suara khas orang bangun tidur. Dia turun dan mengambil piala untuk minum air putih.
"Kenapa kau tak kembali ke asrama mu, Malfoy?", tanya Hermione setelah beberapa saat diam memperhatikannya.
" kenapa? Kau tak mau aku disini?".
"Aku hanya bingung, kenapa kau mau menemaniku semalaman disini?", Hermione menghela napas dan meneruskan, " dan kau sampai menyuruh teman-temanmu untuk mengirim sarapan untukku".
Draco berbalik dan menatap gadis itu. Ia akui bahwa Hermione seorang gadis yang berbeda, tak seperti gadis yang selama ini ia kenal. Dan Draco pun mulai mengakui kalau Hermione memang cantik luar dan dalam.
"Aku hanya khawatir padamu. Dan aku harus memastikan kalau kau baik-baik saja", lirihnya.
" lebih baik kau makan dulu sandwich itu, bila kau risih dengan adanya aku disini, aku akan pergi sekarang", imbuhnya lalu melangkah pergi.
Hermione terpaku, entah apa yang ia pikirkan saat ini. Di satu sisi, ia merasa bersalah karena mengusir Draco secara tak langsung. Di sisi lain, ia juga berhutang terima kasih atas bantuannya.
Pintu utama hospital wings terbuka, dan menampakkan ketiga wajah para sahabatnya. Hermione tersenyum menyambut mereka.
"Hermione, kau tak apa-apa kan?", tanya Harry saat di sebelahnya.
" Harry, please. Antar aku ke asrama dulu. Aku sudah bosan disini", pinta Hermione.
"Tapi mana, Malfoy? Kata Zab....". Ucapan Ron terhenti melihat Hermione melotot. " oke aku akan diam".
"Sudah ayo kita kembali ke asrama", ajak Ginny. Ia tak mau melihat adanya pertumpahan darah antara Hermione dan Ron.

Our Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang