BAB 20: Potongan teka-teki

429K 18.3K 1K
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA KAKAK🥺

VIDIO VISUAL CERITA REAGEN ADA DI INSTAGRAM AKU @chellindygabs @chellindygabs @chellindygabs LANGSUNG CEK DISANA YA🥰✨

***




Reagen dan Anantha masuk secara bersamaan ke dalam kantin yang sudah ramai. Dewa yang melihat kedatangan Reagen pertama kali melambaikan tangannya dengan senyum yang merekah di wajah cowok itu.

Reagen berjalan di depan Anantha sambil merogoh kantongnya untuk mengambil ponsel. Kemudian mendekat ke arah meja Sheild yang sudah di duduki anggota yang lain kecuali Jimmy dan Felix.

Cowok itu duduk, di ikuti Anantha yang berdiri di sebelah meja. Wajahnya menunduk, dengan tatapan mata ke bawah. Gadis itu menggigit bibir bawahnya, melihat hal itu membuat Dewa menepuk bangku kosong disebelahnya dengan senyum lebar.

"Nan, duduk sini.." perintahnya, membuat seulas senyum terpancar diwajah gadis itu.

Anantha duduk di sebelah Dewa, di hadapan Reagen. Dan di dekat anak Sheild lainnya.

"Eh, Jimmy sama Felix kemana?" Tanya Brian yang tidak sadar dengan ucapannya. Reflek Edrun mencengkram pergelangan tangan cowok yang duduk di sebelahnya itu, hingga membuat Brian berdecih kesakitan.

"Aduh, kenapa, sih? Sakit bego!"

Anantha menoleh ke arah Brian dan Endruw, di ikuti, Deva, Dewa, dan Reagen. Endruw menghela nafasnya sambil tersenyum ke arah Brian dengan senyuman yang sulit di artikan.

"Mereka kan remidi ulangan. Masa lo lupa?"

Brian menoleh ke arah Deva yang menjawab pertanyannya. Melihat tatapan mata Deva membuat kedua bola mata Brian membulat begitu saja. Cowok itu baru menyadari ucapannya sendiri, dan keberadaan Anantha di tempat ini.

"Kalian di undang Teressa sama Larissa ke pesta mereka nggak?" Tanya Dewa mengubah topik pembicaraan.

Reagen melemparkan ponselnya ke arah meja dengan sembarang. Kemudian, cowok itu menyandarkan bahunya pada sandaran kursi.

"Dapet, bahkan di Grub angkatan SMA juga dia bilang," jawab Deva membuat Endruw menghela nafasnya.

"Acara ulang tahun Geng Peach. Dihadiri ratusan orang. Yakin, Sheild bakal dateng?"

"Bener kata Endruw, sih. Nggak ada faedahnya kita dateng. Tapi, gimana lo Bri? Selaku pacarnya Teressa?" Goda Dewa ke arah Brian yang menekuk wajahnya. Cowok itu menggigit dua bibirnya ke dalam mulut, dengan helaan nafas berat.

"Gimana lagi? Kan gue harus dateng. Bahkan, Papa udah siapin kado buat Teressa yang harus gue bawa.."

"Gila? Serius lo?"

Anantha diam menyimak percakapan mereka sambil menyangga dagunya sendiri di atas meja. Matanya fokus melihat ke arah Brian dan Dewa secara bergantian.

"Katanya kemarin lo ada cara, Bang Dew?"

"Emang iya?" Tanya Deva yang tidak mengerti apa-apa.

"Ya kalau lo mau batalin perjodohan itu, lo tinggal cari cara buat ngungkapin kesalahan Teressa selama ini. Gampang, kan?" Jawab Dewa dengan dua lengan yang terangkat.

"Tunggu?"

"Misal, cari bukti kalau dia yang jadi pengkhianat di hubungan kalian."

"Tapi, kalau Teressa terbukti nggak berkhianat?"

"Kita bikin dia seolah berkhianat." Reagen menoleh ke arah Dewa yang tersenyum lebar. Cowok yang duduk di hadapan Anantha itu mengangkat sebelah alisnya, dengan sebelah tangan yang memainkan ponsel di atas meja.

REAGEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang