BAB 17: Sheild untuk Venus

111K 7.3K 632
                                    

⚠️HATI HATII, SETIAP KALIMAT ADA POTONGAN TEKA TEKI⚠️

MAU DOUBLE UP? SPAM KOMEN DAN VOTE SEBANYAK BANYAKNYA!!! 🥳🥳🥳

ABSEN DULU YUK DARI MANA AJA KALIAN? TIKTOK ATAU MANDIRI?🥰


***

Kalau memang tidak bisa jangan di paksa. Hidup memang terkadang harus dibiarkan berjalan dengan sendirinya.

***

"Waaw... kita kedatangan tamu spesial.." suara itu berhasil memancing perhatian anggotanya. Mereka semua melihat ke arah seorang gadis yang berjalan mendekat, dengan raut wajah datar. Tentu, mereka tau siapa gadis itu.

Baron menepuk tangannya beberapa kali dengan senyum lebar. Tatapan matanya beralih pada baju gadis itu yang sudah kusut, wajahnya pun sama.

Gadis itu berdiri tepat di hadapan Baron, membuat anggota lain berjaga-jaga kalau saja Boss nya itu mendapatkan ancaman bahaya. Salah satu dari mereka bangkit berdiri, gadis yang berdiri di hadapan Baron itu melirik sekilas ke arah pria di sudut tempat itu. Namun, dengan segera tangan Baron terangkat di udara, menahan anak buahnya agar tidak mendekat ke arah mereka.

"Ada apa cantik? Tumben main kesini?" Tanya Baron sambil mengunyah permen karet di mulutnya. Senyumnya lebar terlihat begitu ketara.

Gadis itu menatap lekat-lekat mata Baron. Keputusannya sudah bulat, setelah memikirkan segalanya, dan segala risiko yang ada, segalanya akan menjadi percuma, jadi menurutnya, lebih baik sekalian masuk ke dalam lubang api yang membara.

"Gue mau jadi pacar lo!" Jawabnya penuh ketegasan sambil memejamkan mata. Kedua tangannya mengepal di kedua sisi tubuhnya. Ucapan itu berhasil mengagetkan anak buah Baron yang ada di sana. Mereka semua membulatkan mata tidak percaya, bagaimana seorang gadis populer mengatakan hal itu pada seorang ketua Geng Motor yang terkenal berandalan.

Baron semakin melebarkan senyumnya. Tangannya bergerak memegang bahu gadis itu, dan seolah menyingkirkan debu dari sana.

"Tapi, syarat jadi pacar gue nggak gampang..." bisik Baron dengan nada rendah tepat di telinga gadis itu.

Semakin mengepalkan tangannya, gadis itupun menganggukan kepalanya yakin.
"Apapun, bakal gue lakuin, asal gue gabung sama kalian, dan terutama, gue jadi pacar lo.."

"Lo bisa nemenin gue malam ini, kan? Tenang aja, gue nggak suka gratisan, gue bakal bayar lo. Karena lo udah datang jauh-jauh untuk jual diri ke gue.." ucap Baron yang di akhiri kekehan. Gadis itu menelan ludahnya susah payah, matanya memejam beberapa detik sambil menganggukan kepalanya lagi. Keputusan besar yang akan merubah hidupnya, terlebih orang yang sangat dia benci.

Meskipun ucapan Baron menyakiti hatinya, dan mengatainya seperti itu, baginya untuk saat ini tidak masalah. Karena itulah kenyataannya. Akan tetapi, dia akan menyembunyikan kenyataan itu, dan membeberkan fakta bahwa dialah kekasih Baron saat ini.

"Gue tau kenapa lo datang ke sini, gue tau semuanya. Lo nggak perlu nutupin apapun dari gue, sayang. Malam ini kita resmi jadian, tapi gimana kalau kita merayakan hari pertama sambil bersenang-senang?" Ucap Baron yang memeluk pundak gadis itu dengan santai. Pria itu tersenyum lebar, yang di angguki anak buahnya dengan sorak kegirangan.

Baron melambaikan tangannya, berbalik mengajak gadis itu pergi. Meskipun tubuhnya kaku, tapi ia tetap mengikuti kemana Baron akan membawanya. Pria itu menuju motor ninja warna merah miliknya, sambil melempar helm ke arah si gadis.

REAGEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang