BAB 30:: Serangan Reagen

102K 6.3K 5.3K
                                    





***

"Tunggu."

Reagen mengeratkan genggamannya di tangan Anantha. Membuat gadis itu menegangkan tubuhnya untuk beberapa detik sebelum mereka menolehkan kepala ke belakang.

"Anantha? Lo Anantha kan?"

Mendengar pertanyaan itu membuat Reagen melihat ke arah Anantha. Gadis itu memejamkan matanya sebentar, kemudian kembali melihat ke arah Baron sambil tersenyum.

"Iya?"

Baron tersenyum. Lelaki itu berjalan mendekat ke arah Reagen dan Anantha. Menimbulkan beberapa pusat perhatian dari orang-orang di sekitar mereka. Termasuk Si Kembar, dan juga Sheild.

"Makin cantik aja, lo. Apa kabar......" sengaja menggantungkan ucapannya untuk melihat ekpresi wajah Anantha. Baron kembali berkata, "mantan?" Kali ini ia menoleh ke arah Reagen dengan tatapan merendahkan.

Larissa dan Teressa membulatkan mata mereka, begitu juga dengan Sheild yang terkejut mendengarnya. Bahkan, mereka semua tidak menyangka kebenaran bahwa Anantha adalah mantan kekasih Baron.

Anantha, gadis itu terlihat ketakutan. Dari sorot matanya, Reagen bisa melihat ketidaknyamanan itu.

Seolah memberikan dorongan untuk Anantha, lelaki itu mengusap punggung tangan Anantha menggunakan jempolnya.

Desiran hangat terasa begitu lembut menjalar ke seluruh tubuhnya. Sentuhan tangan Reagen yang membuatnya jauh lebih tenang membuat Anantha kembali tersadar dengan situasi dingin malam ini.

Tak pikir panjang, gadis itu mendekatkan dirinya ke arah Reagen, sambil membalikkan tubuhnya ke arah Baron, kemudian mengambil kembali telapak tangan lelaki di sebelahnya.

"Baik, lo apa kabar? Gue lihat, kabar lo masih sama kaya dulu ya?"

Baron mengangkat sebelah alisnya, perlahan senyum di wajahnya memudar.

"Maksud lo?"

"Ngelantur jadi preman jalanan."

Baron kembali menyunggingkan sebelah sudut bibirnya. Melihat remeh ke arah Anantha, yang sejujurnya masih terlihat sangat cantik.

"Iya gue emang preman jalanan. Tapi, lo nggak lupa, kan sama temen ngelantur gue yang sekarang.."

"Ohh, tenang aja.. gue inget semuanya. Termasuk lo, gue nggak akan lupain lo kok." Potong Anantha tidak membiarkan Baron melanjutkan ucapannya.

"Bagus deh.." jawabnya, matanya melihat ke arah Reagen, kemudian turun ke arah tangan mereka yang bertautan.

"Udah move on dari gue, Nan? Udah dapet pengganti?" Pertanyaan itu sontak membuat Reagen mengangkat kepalanya dengan tatapan tajam ke arah Baron.

"Ternyata cepet juga ya, gantinya. Nggak nyangka aja, sih. Cewek se polos lo, ternyata gampang juga dapet pacar baru. Mana cuma dia lagi... nggak mampu yang lain ya?" ucap Baron sambil tertawa, mengacungkan jari telunjuknya ke arah Reagen. Hal tersebut tidak luput dari perhatian Sheild. Jimmy dan juga Deva terlihat tidak terima melihat Bos mereka diremehkan oleh Baron.

"Sstttt..." Reagen akhirnya membuka suara, lelaki itu berdiri di depan Anantha tanpa melepaskan tautan tangan mereka.

"Jangan banyak bacottt!!!!" (Bughh)

Sebuah pukulan keras melayang dari tangan kiri Reagen, dan mendarat mulus di atas pipi Baron. Membuat Fany memekin lantaran kekasihnya harus terguling di tanah.

Mereka sudah menjadi pusat perhatian semua orang. Pesta tidak berjalan semudah itu karena Teressa dan Larissa berlari menghindari keributan lantaran takut membuat gaun mereka yang indah menjadi rusak. Beberapa orang menonton, bahkan tak jarang mereka merekam adegan perkelahian antara Baron dan Reagen.

REAGEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang