BAB 26: Persiapan atau Perisakan?

411K 18.8K 2.6K
                                    

Full vidio trailer or visual ada di instagram aku
@chellindygabss
@chellindygabss
@chellindygabss

***

Sandiwara tersulit seseorang adalah, ketika dia harus berpura-pura untuk terlihat baik-baik saja di hadapan orang lain.
-Reagen-

***

Udara semakin dingin, cahaya matahari mulai pudar digantikan dengan lampu remang-remang. Sorot lampu motor Reagen terlihat jauh menerangi kegelapan. Mereka semua mulai berdiri untuk menuju motor mereka yang terparkir. Reagen yang sebenarnya sudah siap terlebih dahulu itupun menunggu yang lain, agar mereka bisa pulang bersama.

Felix kembali memakai jaketnya, sedang Jimmy memakai helm bogonya. Setelah siap dengan motor mereka masing-masing, akhirnya Reagen memimpin untuk mendahului kepergian mereka.

"Tiiinnnn...tinnnn."

Suara bunyi klakson motor terdengar jelas membuat Sheild enggan untuk pergi dari warung mpok Atik. Terdengar suara kenalpot motor yang tidak asing di telinga mereka. Motor Sheild sudah menyala, tapi Reagen enggan untuk melajukan motornya.

Dewa mengerutkan alisnya dibalik helm full face, bersamaan dengan Endruw yang memainkan gas motornya berulang kali. Segerombolan geng motor datang ke arah mereka. Sorot lampu yang terang membuat mata Reagen dan anggota Sheild yang lain menyipitkan mata.

Reagen membuka mata, dengan paksa melebarkan pandangannya meskipun silau cahaya lampu motor itu seolah sengaja mengenai wajahnya. Tangannya terangkat untuk menghalau, setidaknya sedikit cahaya itu.

Tanpa menebak, dia tau siapa dibalik helm fullface yang ada di hadapannya. Segerombolan geng motor itu berhenti tepat di hadapan Sheild. Salah satu dari mereka yang memimpin membuka helmnya. Tersenyum ke arah Reagen dengan senyum mengejek.

Brian membulatkan matanya terkejut. Dari mereka semua tidak bisa mengenali hampir seluruh anggota Geng Baron karena wajah mereka yang ditutup helm dan masker hitam. Tapi, Brian maupun Sheild tau siapa saja dibalik masker hitam itu.

"Waaaww, anak Mama baru mau balik ke rumah? Nggak takut di marahin Mama karena pulang terlambat?" Suara Baron memecah kebisingan kenalpot motor yang beradu. Dengan ekpresi wajahnya, dan tatapan matanya membuat Reagen memasang wajah datar sekaligus tatapan mata tajam.

Jimmy melepaskan genggamannya pada setir motor. Kedua tangannya di lipat di depan dada dengan mata yang meneliti satu persatu dari mereka yang datang bersama Baron. Felix menepuk bahu cowok yang memboncengnya itu pelan, dan membisikan sesuatu tepat di bagian telinga Jimmy yang ditutupi Helm.

"Sejak kapan Baron punya anggota cewek? Lo lihat yang di sebelah sana? Postur tubuhnya kayak cewek. Apa cuma perasaan gue aja?" Tanya Felix dengan bisikan yang masih bisa di dengan Jimmy. Cowok itu memusatkan perhatiannya ke arah yang di tunjuk Felix. Dan benar saja, ia mendapati sesuatu yang mencurigakan.

"Iya, gue penasaran siapa cewek itu. Dari jam tangannya, udah kelihatan dia cewek." Felix menganggukan kepalanya. Ikut melihat ke arah jam berwarna ungu muda yang melingkar di salah satu tangan seseorang yang menunggangi motor besar bersama anggota Baron yang lain.

Baron kembali menyunggingkan sebelah sudut bibirnya. Meletakkan helmnya di atas tanki bensin. Ia sudah tidak mengenakan seragam Sekolah. Melainkan, celana jeans hitam sobek-sobek, kaus polos warna putih tanpa lengan, juga tanpa jaket. Cowok itu tau persis, apa yang sedang ia lakukan untuk menggangu Sheild. Termasuk, memancing amarah Reagen kali ini. Tapi, sasarannya bukan hanya Reagen, melainkan anggota Sheild yang lain.

REAGEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang