BAB 6: Sekolah kita.

531K 21.7K 671
                                    

"Pergi untuk merubah masa lalu. Tapi, ternyata aku lupa, bahwa masa lalu tidak bisa di ubah."
Anantha-2021

"Anantha-2021

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.











***

Bel istirahat berbunyi nyaring. Tepat setelah Pak Basuki menutup tas yang akan ia bawa kembali ke kantor. Siswa-siswa yang hampir sekarat karena pusing dengan soal ulangan pun meregangkan otot-otot mereka yang pegal.

Seakan puas melihat anak didiknya yang terlihat lesu, Pak Basuki terkekeh sambil keluar dari kelas. Beberapa anak mengumpat sambil memijat kepala mereka yang berdenyut pusing.

Berbeda dengan Brian yang mematahkan pensil warna hijau miliknya menjadi dua bagian. Cowok itu kesal lantaran kurang fokus mengerjakan soalnya tadi. Isi kepalanya dipenuhi wajah sang mantan kekasih. Penuh rasa bersalah dan penyesalan, cowok  itu tidak dapat mengulang lagi segalanya seperti apa yang dia mau.

Melirik ke arah Brian yang nampak frustasi. Endruw enggan bertanya padahal sebenarnya dia sangat penasaran. Terlihat dari raut wajahnya yang masam, dan pucat pasi. Brian tampak murung sekarang, sangat ketara jelas saat cowok  itu dengan terbuka memperlihatkan kesedihannya.

Berbeda dengan Reagen, dengan tangan yang memasukan buku-bukunya kedalam tas tanpa memperdulikan sekitarnya. Merapihkan mejanya dan juga alat tulisnya. Sama sekali tidak melirik ke arah Anantha yang dari tadi sibuk memutar kepalanya ke kiri dan ke kanan untuk melihat suasana kelas yang tampak baru baginya.

Reagen berdiri, membuat Anantha tersadar untuk menoleh cepat ke arah pria di sebelahnya.

"Ehhh.. mau kemana?" Mengangkat wajahnya, mengedipkan matanya, dengan ekpresi datar melihat ke arah Reagen.

Melirik sekilas, kemudian membuang wajah ke arah lain. Reagen mengangkat sebelah kakinya untuk keluar dari meja mereka. Namun sesuatu menahan tubuhnya, membuat langkahnya terasa berat. Bajunya juga ketarik menjadi ketat.

Anantha memegang sisi bagian sudut baju Reagen dengan ujung jari jempol dan telunjuknya. Gadis itu mengerutkan keningnya memohon agar Reagen dapat tinggal sebentar disini.

"Mau kemanaa?"

"Kantin," jawab Reagen akhirnya. Berusaha agar segera terlepas dari suasana ini.

"Ikuttt!" Sahut Anantha cepat sambil bangkit dari duduknya.

Reagen memutar bola matanya sambil berjalan pergi. Anantha mengekori cowok itu dengan langkahnya yang bergerak cepat. Di ikuti Endruw di belakangnya, dan Brian yang berjalan dengan malas.

Anantha melirik kanan dan kiri, mengagumi bangunan Sekolah yang lebih bagus dari Sekolah lamanya. Tak lupa, ketika jaraknya semakin jauh dengan Reagen, gadis itu mempercepat langkahnya.

Memasuki halaman Kantin. Suasana yang begitu berbeda, kantin yang rapih dan bersih, meskipun cukup padat dan ramai tidak begitu kotor dan berisik.

Anantha masuk dengan kagum, lagi-lagi. Senyum merekah di wajahnya, gadis itu kembali mengekori Reagen yang berjalan menuju meja kesayangan Geng Sheild, tepat saat semua orang berhenti dari aktivitas mereka. Melihat ke arah Reagen yang masuk, atau karena Anantha, gadis asing yang saat ini berjalan di belakang Reagen.

REAGEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang