BAB 21: Teror Kue Ulang Tahun

412K 18.4K 1.9K
                                    

FULL VIDIO THLILLER REAGEN ADA DI INSTAGRAM AKU
@chellindygabs @chellindygabs

***
Kadang diamnya seseorang malah sering di salah artikan. Atau, kadang penjelasan memang tidak diperlukan.
ANANTHA ARUNA


***

"Itu Jimmy sama Felix," mereka semua reflek menoleh ke arah pintu kantin. Tepat saat dua orang cowok masuk. Anantha meletakkan alat makannya di atas mangkuk mie ayam yang sudah kosong, saat bunyi dentingan ponselnya terdengar.

Gadis itu mengambil ponsel dari saku baju seragamnya. Mengabaikan kedatangan Jimmy dan Felix yang sudah duduk di meja mereka.

"Gimana tadi remednya? Lama amat?" Felix mengerutkan keningnya, begitu ia mendengar pertanyaan dari Dewa. Melihat kedipan mata pria itu membuat Felix menganggukan kepalanya beberapa kali. Jimmy menjitak kepala sahabatnya itu reflek.

"Iya nih, nungguin si Felix lama banget dia. Padahal gue udah laper," jawab Jimmy di iringi kekehan kecil. Dewa menganggukan kepalanya, bersama Deva.

Anantha membaca nontifikasi ponselnya. Matanya membulat seketika begitu ia melihat isi chat dari nomor yang tidak ia kenal.

Tangannya berubah gemetar dengan ujung mata yang berkedut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tangannya berubah gemetar dengan ujung mata yang berkedut. Mulutnya terbuk lebar, melihat bagaimana si pengirim mengiriminya sebuah gambar.

Tangannya yang melemas perlahan menjatuhkan ponsel itu tepat di atas meja. Hingga menimbulkan bunyi jatuh yang cukup keras. Anggota Sheild yang duduk di meja yang sama reflek menolehkan kepala mereka. Melihat ke arah Anantha yang bergetar sambil menutupi wajahnya sendiri.

Reagen membulatkan matanya, melihat seorang gadis yang duduk di hadapannya menjadi pusat perhatian orang-orang yang ada di kantin saat ini. Tatapan mata cowok itu terarah pada ponsel yang masih menyala. Reagen dengan segera mengambil ponsel yang tadinya jatuh di hadapan Anantha. Membaca pesan teks yang masuk dengan mata menyipit. Tatapan Dewa dan semua anak Sheild beralih ke arahnya. Dewa mencoba untuk menepuk bahu Anantha beberapa kali, tapi gadis itu enggan untuk membuka telapak tangannya.

"Nan.. lo nggak papa?"

Reagen mematikan ponsel Anantha, kemudian bangkit berdiri, dan beranjak ke arah Anantha. Cowok itu mengangkat bahu Anantha untuk pergi dari sana. Tidak ingin gadis itu menjadi pusat perhatian, Reagen mengejutkan semua orang dengan tingkahnya.

"Ada apa?"

Brian menggelengkan kepalanya, begitu juga dengan Dewa, dan Deva. Endruw menghela nafas, kemudian meminum segelas es kopi di hadapannya tanpa sedotan.

Bersamaan dengan itu, mereka semua kompak mengambil ponsel mereka satu persatu yang baru saja berbunyi nyaring.

Wajah mereka sama-sama membulat seketika, saling beradu tatap satu sama lain. Jimmy memperlihatkan apa yang barusan ia dapatkan ke hadapan anak lain. Begitu juga mereka semua, memperlihatkan layar ponsel mereka secara bersamaan.

REAGEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang