BAB 23: Tuduhan yang tak Berdasar

412K 19K 1.8K
                                    

Full vidio Trailler Reagen ada di instagram aku
@chellindygabss
@chellindygabss
@chellindygabss








****

"Tungguu.." Reagen mengerutkan keningnya tidak percaya, begitu ia mendengar bagaimana Anantha tau siapa dirinya dalam bagian SMA Venus.

Anantha menyeka air matanya sendiri dengan kesar, gadis itu membuang wajah ke arah lain begitu Reagen menatapnya dengan tatapan penuh selidik.

"Sekarang apa? Lo curiga, gue adalah penjahat dibalik ini semua? Asal lo tau, gue bahkan nggak ngerti apa yang lo maksud."

"Tapi, dari mana lo tau gue ketua Sheild?"

Anantha berdecih mendengar pertanyaan itu, membuat Reagen lagi-lagi mengangkat sebelah alisnya ke atas.

"Lo pikir gue sekudet itu? Sampai nggak tau, Geng yang terkenal dari Venus? Nama Sheild udah di kenal beberapa kalangan Sekolah elit tengah Kota."

Dari kejauhan, seorang pria menginjak puntung rokoknya yang sudah pendek dengan gerakan tenang. Berdiri di balik tembok, dekat pintu masuk menuju rooftop, yang dari tadi mendengar percakapan mereka berdua-Reagen dan Anantha-.

Reagen tiba-tiba menyunggingkan sebelah sudut bibirnya dengan tatapan yang meremehkan. Tidak percaya, gadis yang ia kira polos dan lugu selama ini adalah gadis yang tau segalanya. Meskipun pelakunya bukan Anantha, Reagen yakin, semua ini berhubungan dengan Anantha.

"Lo masih mau berlagak polos di luar sana setelah ini?"

"Maksud lo?" Tanya Anantha tidak percaya.

"Yaah, pakai kata aku-kamu, dengan tatapan mata lo yang seolah nggak tau apa-apa, padahal lo tau segalanya."

"Gue nggak percaya, ternyata lo bisa secerewet ini buat ngejudge gue yang enggak-enggak, Rey! Satu hal yang perlu lo tau, gue emang punya trauma karena kejadian itu dan gue nggak berlagak polos buat dapetin perhatian semua orang, gue ngelakuin ini semua, untuk melindungi diri gue sendiri dari temen dakjal modelan kayak lo gini!" Setelah mengucapkan kalimat tersebut, Anantha memutuskan tatapan mereka. Gadis itu berlalu dari hadapan Reagen, berjalan menuju pintu keluar, tepat saat bayangan hitam seseorang ikut menghilang dari balik pintu.

Anantha yang sejak tadi menggenggam kedua sisi rok Sekolahnya kuat-kuat, semakin mengeratkan genggamannya, hingga otot-otot pada buku jarinya terlihat begitu jelas.

Gadis itu berlari, pergi dari tempat yang membuatnya sangat menyesal harus datang ke sana siang ini, apalagi setelah mengungkapkan rahasia besar dalam hidupnya, yang seharusnya tidak satupun orang lain tau.

Anantha tidak takut, kalau saja berita menyedihkan itu terungkap, dan tersebar di seluruh penjuru Sekolah. Ia hanya tidak ingin, di anggap sebagai gadis rendah dan tidak memiliki harga diri, karena hampir di perkosa oleh mantan kekasihnya sendiri.

Menuruni tangga sambil berlari, Anantha sampai mengabaikan air matanya yang dari tadi terus menetes begitu saja. Ia mengagumi dirinya sendiri, karena berhasil menjawab ucapan Reagen dengan perasaan yang kuat. Sebenarnya, ia tidak sekuat itu, hanya karena tidak ingin terlihat lemah di hadapan cowok asing yang ia anggap teman-tadinya-.

Sedang, masih mematung di tempatnya, Reagen menghela nafas berat. Di iringi pejaman mata kuat-kuat. Hembusan angin yang lumayan kencang, beriringan dengan terpaan teriknya matahari telah ia abaikan begitu saja. Kaleng minuman yang kosong, dengan puntung rokok yang berserakan membuat Reagen menggeram kesal sambil menendang salah satunya.

"Aargghghhhhhh!!!!!"

Cowok itu terus memukul benda yang ada di sekitarnya, menggunakan tangannya sendiri. Rasa sakit dengan denyutan keras ia abaikan, karena begitu besar perasaan frustasi dalam lubuk hatinya saat ini. Kalimat yang keluar dari dalam mulutnya tadi, sama sekali bukan keinginan hatinya untuk berbicara. Itu tadi, bukan seperti seorang Reagen yang pendiam dan tidak banyak bicara. Sekarang, dia telah menyakiti hati Anantha, bahkan, menghilangkan kepercayaan gadis itu terhadap dirinya.

REAGEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang