BAB 4: Wakil ketua Osis

478K 23.1K 923
                                    





***

"Kalau tidak bisa menjaga, setidaknya mempertahankan yang masih bisa dipertahankan."
REAGEN-2021







***

     Suasana kelas yang riuh membuat suara Nando yang bernyanyi sejak tadi hampir tidak bisa di dengar orang lain. Jam pelajaran yang kosong, membuat mereka semua melakukan aktivitas yang tidak beraturan.

Ruang kelas yang dipenuhi gulungan kertas berceceran di lantai. Beberapa anak sibuk bermain lempar melempar seperti anak kecil. Beberapa di antara mereka sibuk berdandan, ada juga yang bergosip. Hal ini membuat Reagen malas melihatnya. Cowok itu memejamkan matanya sambil memasang headset untuk mendengarkan musik.

Di ruang kelas ini sebenarnya ada Endruw dan Brian di sebelahnya. Akan tetapi dua cowok aneh itu sedang sibuk dengan dunia mereka masing-masing.

Berbeda dengan Reagan yang memejamkan mata sambil mendengarkan musik. Endruw, cowok itu membaca tumpukan buku komik dari dalam laci mejanya. Sedangkan Brian sibuk mencoret coret buku tulis dan menggambarinya dengan gambar mobil.

Suasana riuh berubah hening, saat dengan tiba-tiba Jimmy bersama Felix datang dengan napas tergopoh-gopoh mereka ke dalam kelas IPA.

"Reyy!!!" teriakan itu menyadarkan Endruw yang duduk di sebelah Reagan.

"Reagen!!" Teriak Felix ikut memanggil Bos mereka.

Endruw menyenggol lengan Reagen sampai cowok itu membuka matanya.

"Gawat!!!!!"

Reagen mencabut heandseat di telinganya dengan sembarang. Menatap Felix dan Jimmy secara bergantian.

"Ada apa, sih? Gawat gawat? Ban motor lo bocor?" Tanya Brian sarkastik.

"Bukan ituuu!!!"

"Terus apa?"

"Fany di lapangan!!"

Mendengar hal itu membuat Brian reflek menegakkan tubuhnya. Reaksi berlebihan Brian dapat memperjelas bahwa cowok itu masih mencintai mantan kekasihnya.

"Harusnya kita ngasih tau Brian nggak, sih?"

"Enggak laahh, Brian udah mantannya. Buat apa dikasih tau.."

"Kenapa sama Fany?" Felix menoleh ke arah Reagen yang bertanya sambil mengusap keringat dikeningnya.

"Fany ditembak sama Sagar.."

"Mati dong Fany, nyet!!"

"Heh! Ditembak di ajak pacaran sama Sagar!"

"Anjir Sagar berani banget yeee.."

"Dimana?"

"Di tengah lapangan?"

"Emang nggak kepanasan di tengah lapangan? Mending di ruang kelas adem.." ucap Nando yang ternyata dari tadi fokus mendengarkan.

"Enggak sih, mana berani ditengah lapangan. Emang ini dunia Novel? Nggak takut di amuk guru apa gimana?"

"Bener kata Endruw," Brian berdiri dari posisi duduknya sambil membenarkan dasinya yang terasa sesak sampai-sampai membuat lehernya tercekik.

"Lo nggak tau? Pak Samuell Athan ngadain rapat dadakan di ruang guru. Makannya kita semua jam kosong."

"Jadi, Sagar gunain kesempatan ini buat bikin keributan di lapangan."

Felix menjentikkan jarinya, membenarkan ucapan Jimmy dan Brian.

"Jangan biarin ada keributan di Sekolah. Sekolah tempat belajar, kalau mau nyatain perasaan kan bisa diluar Sekolah. Atau seenggaknya sepulang Sekolah, nggak ngganggu pelajaran. Emang, di Sekolah belajar cari pacar?"

REAGEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang