3. Hari Pertama Sekolah

3K 168 8
                                    

Di saat semua orang menatapku seakan enggan denganku, tapi kau berbeda. Kau justru mengajakku berkenalan dan itu membuatku sangat senang. Semoga kau menjadi sahabatku selamanya.

- Bulan

*******

Hari ini adalah hari pertama Bulan sebagai murid SMA NUSA BANGSA. Bulan sangat senang dan tentunya sangat semangat. Dia sudah bangun sejak pukul 05.00 dan sekarang Bulan sudah rapih dengan seragamnya. Dia deg degan sekali. Karena setelah 3 hari melewati masa orientasi siswa baru hari ini Bulan sudah resmi menjadi murid SMA NUSA BANGSA.

Saat ini dia sedang mengecek kembali buku yang akan di bawa. Memang, mungkin saja hari ini belum efektif kegiatan belajar mengajar tapi untuk jaga jaga mending Bulan bawa saja.

Di saat Bulan sedang mengecek tas, ibunya masuk ke dalam kamar Bulan dengan celemek yang masih melekat di tubuhnya.

"Bulan" suara Ibunya itu menghentikan aktivitas Bulan saat ini. Bulan menoleh ke arah Ibunya.

Ibu Bulan mengelus puncak kepala Bulan dengan sayang dan tersenyum "Semangat sekali sih anak Ibu ini. Yasudah kamu sarapan dulu gih masakannya sudah siap. Ayah juga udah nunggu di ruang makan"

"Siap Bu!!!" balas Bulan dengan sikap seperti sedang memberi hormat pada pemimpin upacara.

Sebelumnya, dia menutup tasnya dan membawanya ke sofa depan.

Bulan berjalan menuju ruang dapur sambil bersenandung ria. Hah.. Dia sangat senang sekali sepertinya.

Sampai di ruang dapur, dirinya mencium bau masakan Ibunya yang sangat menggoda untuk dimakannya.

Hidung Bulan mengendus ngendus menikmati aroma yang keluar dari masakan Ibunya ini "Hmm... Lezat banget pasti masakan Ibu. Masakan ibu mah emang paling the best deh" ucapnya sambil memberikan jempol ke arah Ibu.

Ayah terkekeh mendengar omongan bulan "Kamu emang bener lan, masakan Ibumu ini emang paling lezat. Ayah aja sampai jatuh cinta"

Ibu yang tadi ada dapur, kini sudah berada di ruang makan dengan membawa kue kue yang telah ia buat sedari subuh tadi. Ibu bulan meletakkannya di atas lemari makanan. "Ayah kamu itu tukang gombal ya lan" jawab Ibu.

Bulan segera mengambilkan nasi untuk Ayah dan Ibu.

Setelah sudah, ia menyerahkan sepiring nasi yang sudah berisi lauk pauk ke Ayah "Ini yah"

"Terimakasih nak" jawab Ayah

Begitupun ke Ibu yang duduk di samping Ayah "Ini bu"

Ibu mengambilnya dengan tersenyum kepada bulan.

Selama makan, tak ada yang berbicara. Karena kata Ayahnya berbicara saat makan itu ngga sopan.

Kurang lebih 15menit mereka makan, kini mereka telah selesai. Bulan menumpuk piring bekas makan ke arah dapur untuk mencucinya.

Setelah sudah, dia langsung mengambil sepatu hitam yang ada di rak sepatu dan segera memakainya.

"Selesai" ucapnya seraya berdiri untuk pamit ke Ayah dan Ibu yang masih sibuk di dapur.

"Ayah, Ibu Bulan mau pamit berangkat" Bulan menghampiri mereka yang tengah berkutat dengan kue kue.

Ayah segera mencuci tangannya yang kotor lalu menghampiri Bulan"Kamu mau Ayah antar lan?" tanya Ayah

Memang, sejak dulu selama Bulan masih SMP dia selalu di antar oleh Ayahnya. Tapi sepertinya mulai sekarang tidak karena jarak rumah menuju sekolah bulan sekarang cukup jauh. Jadi, Bulan memutuskan untuk memakai angkutan umum saja.

Bulan dan BumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang