Bulan sedang menatap ibunya yang sedang memotong Brownies buatannya. Ibunya meminta Bulan untuk memberikannya pada Bumi. "Bu, Bulan malu." rengeknya.
"Malu kenapa sih, Lan?"
"Kak Bumi itu punya banyak penggemar, kalau ada yang tau Bulan kasih itu ke kak Bumi pasti Bulan bakal diledek, bu."
"Kamu itu ada-ada saja Lan ngomongnya." timpal Ayah nya.
Bulan mendengus. "Ish, gimana nih." gumamnya pelan.
"Nah! Selesai!" Ibu meletakkan kotak makan yang sudah berisi Brownies itu di depan Bulan. "Ini, nanti dikasihkan ke nak Bumi ya."
"Aduh, Bu. Kan kak Bumi bisa beli ke toko ibu, kenapa harus dibawain sih?"
"Nak Bumi sekarang jarang ke toko Lan, mungkin karena sibuk atau lagi ada masalah." balas ibunya yang membuat Bulan jadi teringat saat Bumi curhat padanya tentang orang tuanya yang sedang bertengkar.
"Yaudah nanti Bulan kasihkan ke kak Bumi."
"Yasudah ayo Lan, ayah antar ke halte."
Bulan mengangguk kemudian dia mencium punggung tangan ibunya. "Assalamualaikum, Bu."
"Wa'alaikumsalam. Hati-hati nak!"
Bulan dan ayahnya sedang berada diperjalanan menuju halte yang tak jauh dari rumahnya.
Tak perlu waktu lama pun mereka kini sudah sampai di halte. "Ayah pulang ya, Lan."
"Iya ayah, hati-hati!" balas Bulan sambil tersenyum.
Bulan menunggu angkot untuk menuju ke sekolahnya. Dia tak sendirian di halte, banyak juga anak sekolah yang juga sama dengannya.
Akhirnya angkot yang ditunggu-tunggu Bulan pun datang. Bulan langsung masuk ke dalam angkot. Untungnya angkot yang ia tumpangi tidak berisi ibu-ibu yang habis ke pasar, jika iya pasti baunya tidak sedap.
Di dalam angkot Bulan beradu dengan pikirannya. Bagaimana caranya dia memberikan brownies ini pada Bumi? Pastinya sangat malu jika terang-terangan memberikannya langsung pada Bumi.
"Neng, udah sampe tuh. Bengong wae maneh teh!" ucap supir angkot itu dengan terkekeh.
Bulan jadi malu. "Iya bang, ini uangnya."
Bulan segera turun dari angkot dan berjalan memasuki gerbang sekolahnya.
Keadaan sekolah masih sangat sepi, hanya ada beberapa anak saja dan itu juga yang seperti Bulan.
Bulan sengaja berangkat sepagi ini untuk meletakkan Brownies itu di meja Bumi. Bulan segera menuju ke kelas XI IPS 4, kelas Bumi. Kelas kelas XI berada di lantai dua, jadi Bulan harus naik ke atas. Saat sampai di depan kelas Bumi, Bulan celingukan memastikan tidak ada orang yang melihat dirinya.
Aman. batin Bulan.
Karena merasa aman Bulan pun segera masuk, tapi dia melupakan sesuatu bahwa dirinya tidak tau dimana meja Bumi.
Bulan menepuk dahinya. "Ya ampun! Aku kan ngga tau meja kak Bumi!"
Akhirnya Bulan segera keluar dari kelas Bumi dan turun ke bawah, suasana sekolah masih sepi. Bulan teringat jika di sekolahnya ini ada loker bagi semua siswanya. Bulan segera menuju ke sana, letaknya berada di pojok.
Saat sudah sampai Bulan langsung mencari loker kelas XI IPS 4 dan mencari loker milik Bumi Aeryl Vernando. Dan yap! Dia menemukannya. Untungnya loker Bumi tidak dikunci, di dalam loker Bumi banyak sekali surat yang tercecer di sana. Bulan yakin itu pasti dari fans Bumi.