4. Dia, Bumi

2.2K 162 9
                                    

Namanya Bumi. Tegas, dan tampan. Namun, aku sadar aku hanyalah gadis buluk yang bodoh telah mengaguminya.

-Bulan

***********

Bulan sudah berada di dalam rumahnya sekarang. Sepi. Ayah dan Ibunya belum pulang dari toko. Mereka pulang pukul 20.00 Toko kue ibu bisa dibilang sangat laris, sudah banyak orang yang tau. Bahkan ibu sering mendapat pesanan untuk acara acara.

Jangan bingung gimana bulan bisa masuk, dia sudah membawa kunci rumah yang dia pegang sendiri. Untuk berjaga jaga seperti sekarang jika mereka belum pulang.

Bulan masuk ke kamar untuk mengganti seragamnya dengan pakaian santai. Sekarang baru pukul 10.30 dan dia sudah berada di rumah. Bulan bingung mau ngapain.

"Apa aku ke toko Ibu aja ya? Kan lumayan di sana bisa bantu bantu" dia berbicara sendiri seperti orang gila saja. Hahaha...

Bulan bersiap siap untuk pergi ke toko Ibunya. Lumayan jauh sih tempatnya. Tapi, untuk menghemat ongkos bulan memilih memakai sepeda saja. Bulan sudah terbiasa kok. Dia segera mengeluarkan sepedanya dan membawanya ke depan. Sebelumnya dia tak lupa mengunci pintu rumah. Pernah waktu itu dia lupa mengunci rumah, dan alhasil bulan dimarahi oleh Ibunya. Untung saja, tak terjadi apa apa.

Bulan mulai mengayuh sepedanya menuju ke toko Ibu. Cuaca hari ini, cukup panas. Keringat mengucur di dahinya. Sesekali dia mengusap keringatnya menggunakan tangan.

Akhirnya... Sudah sampai. Bulan memarkirkan sepedanya di tempat parkir depan toko. Di sana juga di sediakan tempat duduk, yaa semacam cafe. Di toko juga menyediakan minuman sebagai pelengkap jika memakan kue di situ.

Dia melihat Ayah dan Ibunya kewalahan melayani pelanggan yang sangat ramai ini. Buln menghampirinya dengan sedikit berlari.

"Ayah.. Ibu.. " panggilnya dan segera mencium punggung tangan mereka.

"Alhamdulilah kamu ke sini lan, jadinya Ayah sama Ibu ngga kewalahan kaya gini" ucap Ibu

"Yaudah Bulan bantu yaa bu" bulan segera melayani pelanggan yang mengantri. Sedangkan Ayah sedang melayani pelanggan yang memakan di sini. Toko mereka ini bertempat di samping jalan dan juga tempatnya nyaman. Jadi, banyak yang memilih untuk makan di sini saja.

Jam menunjukkan pukul 13.50 dan pelanggan sudah tidak seramai tadi. Bulan duduk sekedar beristirahat karena capek sekali. Tak habis pikir bagaimana Ayah dan Ibu seperti ini setiap hari.

Saat dia sedang duduk sambil mengipas ngipaskan kertas ke arahnya, ada pelanggan datang.

Bulan memperhatikannya dari mulai dia memarkirkan motor dan turun dari motornya sembari melepas helmnya itu. Dan sampai dia berjalan menuju ke arah tempat kue. Semuanya tak lepas dari pandangannya. Tampan sekali dia. Tinggi, putih, pokoknya sangat sempurna.

Dia tersadar dari pikirannya karena suara dari pelanggan itu "Mbak, saya mau beli yang biasa" ucapnya.

Bulan mengerutkan dahi bingung. Biasanya?? Bulan saja tidak tau dia biasa memesan apa.

"Maaf mas, saya tidak tau mas biasanya pesen apa" jawabnya sopan.

"Mbak pegawai baru ya?" tanya pelanggan itu dengan mengetuk ngetukkan kunci motornya di dagunya.

Belum sempat bulan menjawab, Ibu datang dengan membawa air putih. Lalu ibu tersenyum ke arah pelanggan itu seperti sudah kenal dengannya.

"Ehh nak Bumi, mau beli yang kaya biasanya ya?" tanya Ibu

Bulan dan BumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang