Lo lebih manis dari es krim Lan.
- Bumi
**********
Seperti apa yang dikatakan Bumi. Saat ini Bumi sedang diperjalanan mengantarkan Bulan pulang.
Bumi masih menggunakan mobilnya, tadi malam dia tidak pulang ke rumahnya, setelah mengantarkan Raya pulang dia menuju apartemen miliknya dan menginap di sana.
Dan dia berniat untuk menginap lagi malam ini di sana.
Entah kenapa mobilnya berhenti di sebuah taman. "Turun dulu yuk Lan,"
Bulan mengangguk. Dia keluar dari mobil mengikuti langkah Bumi.
Bumi mengajak Bulan untuk duduk di bangku taman. Bumi menatap sekitar, ia jadi teringat dulu dia dan kedua orang tuanya sering sekali pergi ke taman.
flashback
Saat itu Bumi kecil sedang belajar bersepeda untuk pertama kalinya di taman bersama Mamah dan Papah nya.
"Bumi takut jatuh Pah."
"Papah pengangin kok."
"Ngga mau Pah! Ngga mau!"
Papah nya berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan Bumi. "Bumi, jadi laki-laki itu harus berani. Ngga boleh takut. Bumi harus berani untuk melindungi Mamah."
"Bener gitu Mah?"
"Iya sayang."
"Yaudah ayo!"
"Let's go!"
"Aw sakit!"
"Bangun sayang! Kan kamu kuat!" teriak Mamah nya dari kejauhan.
Bumi mengangguk dengan semangat. Dia terus mencoba, sampai akhirnya Bumi bisa tanpa bantuan Papah nya.
"HOREEEEE BUMI BISA NAIK SEPEDA!!!"
"Kak Bumi?"
Bumi menyeka air matanya yang hendak jatuh. "Kenapa?"
"Kakak nangis?"
"H-hah? Ngga kok!"
Bulan menatap intens mata Bumi. "Kak Bumi bohong."
Bumi menunduk. "Kenapa kak?"
"Gue sedih Lan,"
"Sedih kenapa?"
"Papah gue, dia selingkuh sama perempuan lain."
Bulan tak tau harus menyikapinya bagaimana. Bulan bingung, sedangkan Bumi sudah terisak. "Kak, aku ngga tau apa yang kakak rasain. Tapi aku siap dengerin keluh kesah kakak."
Bumi mendongak dan tersenyum. Tanpa aba-aba Bumi langsung memeluk tubuh mungil Bulan. "Makasih Bulan,"
Jelas Bulan kaget. Dada nya berdebar dengan ritme tak karuan.
Dipeluk Bumi? Rasanya ini mimpi. Menurut Bulan.
"Maaf kak, kalau mau pacaran jangan di sini."
Bumi langsung menjauhkan tubuhnya dari Bulan. Dia menatap anak laki-laki sekitar umur lima tahun yang menghampirinya. "Nama kamu siapa?" tanya Bumi dengan lembut.
"Aldo kak."
"Ohh Aldo, ke sini sama siapa?"
"Sama Ayah dan Bunda."