Lo cocok banget kalo jadi pemain film Bum. Lo di luar keliatan banget ceria, tapi jauh di dalam lubuk hati lo, lo itu rapuh.
-Denta
********
Dan di sinilah Bulan dan Bumi berada. Di lapangan basket yang cukup luas dan dekat dengan kelas Bulan.
Bulan menghela nafas berat.
Sebenarnya bulan terlambat bukan karena telat bangun, tapi karena angkot yang lama. Hampir 15menit dia menunggu tadi, angkot yang ia tunggu belum juga datang. Jadilah dia dihukum seperti ini. Dan dia dihukum bersama Bumi. Cowok yang pertama kali dia lihat di toko kue ibunya, dan sekarang ternyata dia satu sekolah dengan Bumi.
Bulan segera memungut daun daun kering yang ada di lapangan basket. Sedangkan bumi, dia malah asik memantulkan bola basket ke ring. Bulan ingin sekali menegurnya, tapi dia teringat ucapan Bumi tadi yang menyakiti hatinya.
"Heh lo udah cupu, gagap lagi. Kasian amat"
Bumi masih sibuk dengan bola basketnya, tak peduli jika saat ini ia sedang dihukum. Bumi menoleh ke arah Bulan yang sedang memungut sampah dan sesekali Bumi liat dia mengusap keringat yang mengucur di dahinya.
"Kasian juga tuh si cupu" gumamnya pelan. Tapi sedetik kemudian dia mendengar teriakan super dahsyat yang membuat telinganya sakit.
"BUMI!!! KAMU MALAH ENAK ENAKAN MAIN BASKET!!! CEPAT KERJAKAN HUKUMAN KAMU! KALAU TIDAK SAYA AKAN MENAMBAH HUKUMAN KAMU!!!" Bumi mengusap usap telinganya yang sakit akibat mendengar teriakan bu yuyum tadi.
Begitu juga Bulan, tapi Bulan cekikikan melihat Bumi dimarahi oleh bu yuyum. Tapi itu hanya sebentar, Bulan takut jika dia ketauan oleh bumi. Ia lebih memilih melanjutkan memungut daun daun kering lagi.
Rasain kan dimarahin lagi. Ucap bulan dalam hati.
"iya iya bu. Marah mulu nih dari tadi. Ntar cepet tua loh bu. Eh udah tua deeeng" jawab Bumi dengan kekehan di akhirannya. Bu yuyum ingin sekali menimpuk kepala Bumi menggunakan batu besar.
Bumi segera melakukan seperti apa yang bulan lakukan. Memungut dedaunan yang sudah kering.
Bulan sudah selesai. Dan sekarang ia bergegas mengambil tasnya dan segera pergi dari lapangan basket tanpa memeperdulikan Bumi.
Ia melirik bumi menggunakan ekor matanya, Bumi sedang bersandar pada ring yang berada di tengah basket. Dia sangat kelelahan sepertinya.
Bulan merasa tenggorokannya kering, jadi dia memutuskan untuk pergi ke kantin untuk membeli minum. Ini pertama kalinya bagi Bulan pergi ke kantin. Dia membeli minuman dingin, saat mau membayar dia ingat pada Bumi. Dia tersenyum dan membeli satu minuman lagi.
Dia berjalan menuju ke arah lapangan basket lagi bertujuan ingin memberikan minuman yang tadi dia beli untuk Bumi.
Dia sudah sampai, Bumi belum pindah dari posisinya tadi. Dia masih bersandar pada ring basket.
Bulan menyerahkan minuman itu ke Bumi yang sedang memejamkan mata "Bumi, ini aku beliin minuman" ucapnya. Tapi, tidak ada sahutan dari Bumi.
Akhirnya bulan memilih menaruh minuman itu di samping Bumi. Dan kemudian, Bulan pergi menuju ke kelasnya.