Terimakasih, Kak Bumi.
-Bulan
********
Bumi saat ini sudah berada di kantin bersama dua sahabatnya Denta dan Varel. Mereka bertiga sudah terbiasa mendapat hukuman seperti itu bahkan sampai membersihkan toilet saja pernah.
"Lo tadi gimana Bum sama Bulan?" tanya Denta
"Yaaa gue minta dia jadi temen gue" ucapnya santai.
Varel terbatuk-batuk mendengar jawaban dari Bumi itu "uhuk uhuk"
"Dimana mana itu ya Bum cowok tuh minta cewek jadi pacarnya bukan malah begitu. Aneh emang lo!" tutur Varel."Yaudah sih rel terserah Bumi kenapa jadi lo yang ribet" ucap Denta.
Bumi merasa tenggorokannya sangat haus jadi ia memesan es jeruk seperti biasa ke mang rudi. "Mang! Biasa ya" ucapnya sedikit berteriak.
"Oke!" sahut mang rudi.
Sembari menunggu pesanannya Bumi berniat mengirimkan pesan untuk Bulan.
BumiAVernando
Save nomer gue ya lan.-Bumi cowok paling ganteng sedunia
Tak ada balasan dari Bulan. Mungkin dia sedang melanjutkan membaca novel di perpus.
"Bum, kenapa perasaan gue ngga enak ya?" ucap Dante.
Varel mengangguk "Iya Den, kaya ada bau-bau cabe mau ke sini"
Bumi pun sama, dirinya juga merasakan sudah tak enak.
"SAYAAAAAANG BUMIIII!!!!!!"
Ucapan Dante dan Varel benar tentang bau-bau cabe datang ke arah mereka. "Nah kan bener!!!"
Vera. Kakak kelas yang menyukai Bumi sejak dulu tapi Bumi tak pernah menanggapinya malah Bumi memilih menghindar dari Vera.
Vera bergelayutan manja di tubuh Bumi. Bumi langsung menyingkirkan tubuhnya menghindari Vera. "Apa-apaan sih lo!!! San pergi!!" usir Bumi.
Vera mengerucutkan bibirnya kesal "Kamu kok gitu sih Bum sama aku! Aku kan kangen sama kamuuuuu" rengeknya.
"Cih dasar cabe kiloan!" ejek Varel.
Vera yang mendengar ucapan Varel pun makin kesal. "Heh lo! Enak aja gue cantik begini dibilang cabe! Awas aja ya lo kalo sampe naksir gue!"
Dante, Varel dan Bumi terbahak-bahak mendengar ucapan Vera tadi. "Hahahahahaha anjir ngakak gue den, rel."
"Gue?" Varel menunjuk dirinya "Suka sama lo? Helllawwww ngimpi lo! Hahahahah"
Vera semakin kesal. "Ish! Yuk guys pergi dari sini!" dia segera pergi sambil menghentakkan kakinya dengan kesal.
"Yaelah Bum pd amat tu cabe! Hahahaha"
Ponsel dalam saku Bumi bergetar. Dia langsung mengambilnya dan segera membuka notifikasi yang muncul. Ternyata itu balasan dari Bulan. Bumi menyunggingkan senyumnya yang manis membuat seisi kantin memekik kegirangan.
Omaygattttt Bumi senyum?!?!?!
Ya allah meleleh dedek bang
Halalin aku mas
Bumiiiiiiiii
Kak Bumi tambah ganteng!!!!
Kak jadi pacar aku yuk!