8. Kembali

1.4K 124 0
                                    

Ini yang aku inginkan sejak dulu Ma, Pa. Aku tak butuh uang dari kalian. Aku hanya butuh perhatian dan waktu lebih banyak dari kalian.

-Bumi

*********

Di dalam mobil hanya keheningan yang meliputi keduanya. Bulan tak tau apa yang harus ia katakan? Daripada bingung, Bulan lebih memilih menatap ke luar jendela dan menikmati gemercik hujan.

"Rumah lo dimana pu?" Bulan menoleh ke arah Bumi yang sedang fokus menyetir.

"Rumah aku di jalan Anggrek kak. dan maaf kak sebelumnya, nama aku Bulan bukan pu" jawab Bulan.

Bumi tertawa terbahak bahak mendengar jawaban Bulan tadi "Hahahaha pu itu cupu!!! Lo kan cupu!" ucapnya. "Lo jangan gr dulu. Gue nganterin lo karena emang gue ngga tega sama lo. Kalo lo diculik gimana? Kan kasian penculiknya" sambung bumi dengan sisa tertawanya.

Bulan mengerucutkan bibirnya, ternyata Bumi itu menyebalkan sekali. Mobil Bumi sudah masuk ke arah jalan yang ditunjukkan oleh Bulan. "Terus yang mana nih rumah lo?" tanya Bumi yang masih menyetir tapi dengan kecepatan lambat, takut kebablasan.

"Yang itu kak" tunjuk Bulan pada rumah urutan ke 3.

Bumi mengangguk dan memajukan mobilnya ke arah yang Bulan tunjuk.

Kini, mereka sudah sampai di depan rumah Bulan. "Kak, makasih ya udah nganterin aku pulang" ucapnya dengan menunduk. Bulan tak berani menatap Bumi, dari tadi saja Bulan mati matian menahan rasa gugupnya.

Bumi mengangguk "Lo bawa aja payung gue" jawab Bumi sambil mengambil payung yang ada dibelakang joknya dan menyerahkannya pada Bulan. "Nih"

Bulan menerimanya "Yaudah kak. Hati hati ya kak" setelah itu Bulan keluar dari mobil Bumi.

Bumi pun segera melajukan mobilnya menjauh dari rumah Bulan.

****

Bumi melajukan mobilnya membelah kota Jakarta yang sedang diguyur hujan ini. Sebenarnya Bumi sangat malas untuk pulang ke rumah, tapi dia masih menghargai kedua orang tuanya.

Sekarang jam menunjukkan pukul 5 sore dan Bumi masih dalam perjalanan karena kena macet. Untuk menghilangkan rasa bosan di dalam mobil, Bumi menyalakan musik.

Bumi sudah sampai di halaman rumahnya dan dia langsung masuk ke dalam rumah mewah tapi terasa sepi. Bayangkan saja hanya ada Bumi, Bi tuti yang ada di dalam rumah ini. Mama dan Papanya? Jangan ditanya, mereka yang jelas belum pulang atau bahkan tidak pulang. Bumi sudah terbiasa dengan semuanya tanpa mereka.

Bumi melangkahkan kakinya menuju kamarnya yang bernuansa dominan warna hitam. Dia segera menjatuhkan tubuhnya di atas king size nya itu dan memejamkan matanya. "Gue kangen banget kumpul sama mama dan papa kaya dulu" ucapnya.

Bumi teringat pada kejadian 10 tahun yang lalu saat dirinya masih berumur 7 tahun.

flashback on

Bumi sedang bermain di ruang tamu ditemani mama dan papanya yang duduk di atas sofa. Saat itu cuaca mendung.

Saat Bumi sedang asik asiknya bermain mobil-mobilan pemberian dari papanya, suara petir menggelegar terdengar dari telinga Bumi. "PAPAAAAAA!!!!!" teriak Bumi dan berlari ke arah Papanya dan segera memeluknya.

Papa Bumi langsung mengelus elus pundak Bumi dengan lembut "Bumi kenapa sayang?" tanyanya dengan lembut.

Bumi sudah mulai terisak pelukan Papanya "Bumi hiks.. takut pa sama hiks.. suara petir tadi hiks.." lirik Bumi.

Bulan dan BumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang