Saat ini Bulan sedang menunggu angkutan umum di halte sendirian. Karena tadi sebelum pulang ia piket terlebih dahulu dan alhasil dia pulang terlambat.
Deru motor mengalihkan pandangan Bulan. Dia mengernyitkan dahi setelah orang yang berada di atas motor itu melepaskan helm nya. Bumi?
"Bulan?"
"Eh-kak Bumi? Belum pulang?"
"Harusnya gue yang tanya ke lo gitu, lo belum pulang?"
Bulan menggeleng. "Belum ada angkutan yang lewat, kak." jawab Bulan dengan sopan.
Bumi melihat jam yang ada diprrgelangan tangannya. Dia tersenyum tipis. "Udah jam lima lewat Lan, mana ada angkutan jam segini."
"Masa sih ka? Bentar lagi ada pasti."
"Lo belum pernah ya pulang jam segini?"
Bulan menggeleng.
"Pantes, gue kasih tau, ngga ada angkutan yang lewat jam segini Bulan."
"Yaudah deh aku minta jemput Ayah aja."
Bulan mengeluarkan ponsel dalam sakunya tetapi setelah itu dia memasukannya kembali. Bumi yang melihat itu pun menaikkan satu alisnya. "Kenapa?"
"Handphone aku lowbat kak." ucap Bulan dengan raut wajah sedih.
"Sama gue aja yuk."
"Hah?"
Bumi menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Ma-maksudnya lo pulang sama gue."
"Gimana? Mau? Daripada lo di sini sampai malem, bahaya Lan. Di sini ngga baik buat cewek baik-baik kaya lo."
Anjir dapet darimana gue kata-kata kaya gitu. Ah, malu cuy! Rutuk Bumi dalam hatinya.
Pipi Bulan merona. Untung saja hari sudah mulai gelap, jadi Bumi tak dapat melihatnya.
"Yaudah kak, aku mau."
"Tapi gue cuma bawa satu helm, nggapapa?"
"Ngga ada polisi kan?"
"Bulan, Bulan. Mana ada polisi males-malem, yang ada polisi tidur!" gurau Bumi sambil berjalan ke arah motornya.
"Pegangan Lan, nanti jatoh."
Bulan mengangguk. Dia berpegangan pada tas yang Bumi pakai.
Bumi berdecak dari dalam helm nya. Dia mengambil kedua lengan Bulan dan melingkarkannya pada pinggangnya. "Gue ajarin dulu, biar lo ngerti."
SUMPAH DEMI APAPUN BULAN NGGA KUAT!!! IBUUUU!!! AYAH!!! BULAN BAPEEEER!!!
"Kok berhenti kak? Rumahku kan bukan di sini." tanya Bulan saat Bumi memberhentikan motornya di depan sebuah Cafe.
Bumi melepaskan helm nya. "Gue laper, tadi ngga sempet makan di kantin."
"Mau makan apa, Lan?" tanya Bumi saat mereka sudah masuk ke dalam Cafe dan duduk di meja dekat tempat pengisi hiburan.
"Emm-ngga usah kak, aku makan di rumah aja."
"Ngga baik nolak rejeki. Buruan pesen, gue bayarin."
Baiklah. "Aku nasi goreng aja."
"Minumnya?"
"Lemon tea."
"Oke. Saya pesen nasi goreng 2, sedengan aja jangan pedes. Lemon tea 1, jus alpukat 1."