Modus Median Mean 3-END

1.5K 230 67
                                    

Dwi baru sempet buka laptop. Maaf, maaf!

typo gaes...

*

*

"Babe, kau marah padaku, ya?" Jeonghan bertanya sambil membuntuti Seungcheol yang tengah sibuk di dapur untuk membuat sup tauge. Hanya sayuran itu yang Seungcheol temukan di lemari es. Jangan menghinanya!

Seungcheol tetap diam. Sejak kejadian yang dia lihat di depan matanya tadi, Seungcheol memutuskan untuk masuk ke apartemennya dan tidak jadi memberikan cake yang dibelinya tadi untuk Jeonghan. Laki-laki tampan itu kehilangan niat untuk berbaik hati.

Jangan tanya apa alasannya. Seungcheol sendiri juga tidak tahu! Yang jelas, Seungcheol kehilangan mood-nya hari ini.

"Babe..." Jeonghan kembali merengek, tapi Seungcheol mengabaikannya dan sibuk memasukkan tauge yang sudah dicucinya ke dalam panci kecil.

Kebungkaman Seungcheol terus bertahan hingga sup yang dimasaknya matang. Begitu pula dengan rengekan Jeonghan yang memanggilnya 'babe' terus terdengar di telinga Seungcheol. Laki-laki tampan itu bisa saja membentak Jeonghan agar berhenti merengek dan membututi setiap pergerakannya, hanya saja Seungcheol tidak mau melakukan itu.

Setelah memindahkan sup yang dimasaknya ke dalam mangkok kecil, Seungcheol menatanya di meja bar kecil yang ada di dapurnya juga mengambil nasi yang dimasaknya tadi pagi sebelum berangkat ke tempat pemandian.

Laki-laki tampan itu mendudukan dirinya di kursi bar kecil dan mulai memakan apa yang baru saja dia masak. Jeonghan juga ikut duduk di samping Seungcheol dengan wajah cemberutnya. Jemari lentik laki-laki cantik itu menusuk-nusuk lengan Seungcheol berusaha untuk mengambil perhatian Seungcheol.

Dan kali ini Seungcheol meliriknya. Laki-laki tampan itu tanpa mengeluarkan suara dan masih dengan wajah datarnya, berdiri dari kursi yang didudukinya dan berjalan mengambil mangkok dari kabinet dapur, lalu mengisinya dengan nasi dan meletakannya di depan tetangga manisnya itu.

"Makan." Seungcheol tanpa banyak bicara kembali mendudukan dirinya di samping laki-laki cantik itu dan mulai menyuapkan nasi ke dalam mulutnya.

"Babe..." Jeonghan merengut. Dia tidak ingin makan! Dia hanya ingin Seungcheol menaruh perhatian padanya dan berhenti bersikap mengacuhkannya.

Seungcheol menolehkan kepalanya dan melempar tatapan tajamnya untuk menghentikan apapun itu yang ingin keluar dari bibir Jeonghan.

"Cepat makan dan pergi dari apartemenku."

"Tapi..."ucapan Jeonghan kembali terhenti saat laki-laki yang lebih muda darinya itu kembali mengeluarkan suara datarnya.

"Apa? Kau sudah makan dengan pacarmu tadi? Bagus kalau begitu, cepat pergi dari apartemenku." Seungcheol mengarahkan sendoknya ke arah wajah Jeonghan lalu ke arah pintu apartemennya. Tanda mengusir.

"Oh... jadi kau marah karena kau kira Kai itu pacarku? Astaga, Babe, dia itu hanya mantanku!"

"Aku tidak peduli." kata Seungcheol datar lalu kembali fokus pada makanannya. Berusaha mengabaikan rasa risih saat tatapan Jeonghan seakan mampu menembus samping kepala Seungcheol.

Laki-laki tampan itu tahu bahwa Jeonghan saat ini tengah menatapnya dengan mata yang disipitkan dan bibir mengatup rapat. Seungcheol jelas tahu ekspresi itu selalu Jeonghan keluarkan saat laki-laki cantik itu merasa tidak suka dengan jawaban yang diberikan Seungcheol.

Come to My HellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang