When a Reality Comes to You-END

2.7K 291 77
                                    

Terinspirasi saat ingat kejadian nemenin nenek di rumah sakit. Juga bantuin nenek buang air kecil. 

Typo di mana2!

*

*

Seungcheol menyeringai, menarik selimut yang membalut tubuh lelaki tua berambut putih yang terlihat seperti roti salju itu dengan kuat. Membuat sang empu berdecak kesal dan bangkit dari ranjang berukuran dua kali setengah meter tersebut.

"Dasar Paha Tebal berengsek!" lelaki tua itu berseru kesal sambil melemparkan bantalnya ke arah wajah Seungcheol. Dan sungguh malang, karena laki-laki tampan itu belum sempat mengelak, hingga bantal yang berbau rambut ubanan itu berdebum keras di wajahnya.

Seungcheol mengatur napasnya pelan, berusaha untuk mengukir senyuman di sudut bibirnya. Namun melihat laki-laki tua yang kembali berseru itu membuat kemarahan Seungcheol semakin naik.

Ingat Choi, ingat kalau kau itu adalah perawat di panti jompo! Kesabaran itu adalah nomor satu!

"Baiklah, Boo, kau harus cepat mandi. Karena ini sudah setengah tujuh dan jam tujuh nanti kita ada senam pagi. Jadi, jangan berulah lagi. You got it, heoh?" laki-laki tampan itu berujar pelan, mendekat ke arah laki-laki tua yang menatapnya tidak suka. Seungcheol membantu laki-laki beruban yang dipanggilnya Boo itu untuk turun dari ranjang.

"Aku bisa jalan sendiri! Singkirkan tanganmu itu." Seungcheol kembali menghela napas dan melepaskan tangannya yang memegangi lengan laki-laki tua itu sebelum si kakek bersuara lantang itu kembali berteriak. Telinga Seungcheol benar-benar akan bermasalah jika setiap pagi dia seperti ini.

Telinganya itu sangat penting untuk kelangsungan hidupnya. Selain sebagai indra pendengaran sehari-hari, dia juga masih butuh untuk mendengarkan desahan istrinya nanti.

Nanti! Kalau dia sudah menikah!

Seungcheol membiarkan laki-laki tua itu berjalan sendiri ke arah kamar mandi. Dia sudah menyiapkan air hangat beserta handuk di kamar mandi. Selagi tengannya melipat selimut dan membersihkan tempat tidur, dia mendengar laki-laki tua itu menggerutu dengan sangat jelas hingga telinga Seungcheol mampu mendengarnya.

"Aku lelah, Tuhan! Kenapa setiap pagi hanya wajah Paha Tebal itu yang menyapaku? Kapan aku dirawat oleh wanita cantik dan seksi? Berilah aku kenikmatan sebelum kau mengambilku, Tuhan."

Seungcheol ingin sekali membenturkan kepala laki-laki tua itu. Sungguh!

*

*

Baiklah, jika kalian ingin mengenal siapa itu Choi Seungcheol. Mari kita mengenalnya bersama-sama.

Laki-laki tampan dengan rambut hitam yang selalu berantakan itu umurnya sudah menginjak dua puluh tujuh tahun. Awalnya dia adalah pekerja di salah satu perusahaan manufacturing milik Jepang. Sebagai pekerja kantoran yang tidak tetap. Kontraknya hanya bertahan selama dua tahun. Dan seperti yang kalian tahu, sekarang dia terdampar di panti jompo yang harus mengurus para lelaki dan wanita tua yang begitu menyusahkan.

Seungcheol tidak peduli dengan gaji yang diberikan setiap bulannya, karena tujuannya bekerja bukan untuk mencari uang. Dia hanya tinggal seorang diri, orang tuanya membuangnya di panti asuhan kala ia masih bayi. Jadi tidak ada yang perlu ia biayai.

Hidupnya itu tidak ada yang menarik. Dia hanya laki-laki biasa yang kebetulan memiliki wajah tampan, Namun kantong standar. Para wanita enggan berdekatan dengannya setelah tahu seperti apa pekerjaannya yang setiap pagi membangunkan para laki-laki tua dan mengganti popok ketika mereka buang air besar. Miris sekali!

Come to My HellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang