It's Okay It's Old 2

1.2K 208 46
                                    

Hati2 lidahnya kepleset. Typo!


Seungcheol tidak mengerti kenapa Jeonghan mau memilih Mingyu sebagai kekasihnya. Padahal Seungcheol sering kali melihat mereka bertengkar hanya karena masalah sepele. Bahkan Seungcheol mendengar dari Jeonghan sendiri kalau sebenarnya Mingyu itu memiliki banyak sekali hal yang bertolak belakang dari Jeonghan. Lalu, kenapa Jeonghan masih mau menjadikan si gigi taring itu sebagai pemilik hatinya?

Seungcheol sungguh tidak mengerti!

Awalnya, Seungcheol mengira dengan seringnya sepasang kekasih itu bertengkar, itu bisa membuat Seungcheol lebih leluasa untuk mendekati Jeonghan. Tapi, ternyata tidak seperti itu! Katakanlah Mingyu dan Jeonghan memang sering bertengkar, Tapi pertengkaran mereka tidak akan bertahan lama.

Hanya butuh beberapa jam untuk keduanya berbaikan. Jika sore hari Seungcheol mendapati Jeonghan yang memaki Mingyu, lalu malamnya dia akan mendapati Jeonghan yang sudah berada di pelukan Mingyu lagi. Manis sekali cara mereka berbaikan, cukup dengan Mingyu datang ke rumah Jeonghan dengan sekotak es krim, lalu Jeonghan akan memukul kepala Mingyu lalu memeluknya dengan wajah bersemu merah.

Oh Seungcheol kesal sekali tiap kali melihat adegan itu!

"Kamu tidak malu menyukai Jeonghan?"

Seungcheol yang mendengar pertanyaan dari mulut ayahnya itu langsung tersedak. Dia lekas mengambil air minum dan meneguknya langsung. Sedangkan ayahnya memandang kelakuan putra tunggalnya itu dengan alis terangkat.

"Ayah kenapa bertanya seperti itu?" Seungcheol sedikit kesal menanggapi pertanyaan ayahnya itu. Kenapa pula si laki-laki yang mirip dengannya dalam versi tua itu bertanya hal seperti itu. Dan ada apa dengan ekspresi mengejek yang ditunjukkan ayahnya itu?!

Ayah melepas kacamata bacanya dan menatap putra tunggalnya itu dengan mata tajamnya. "Dia lebih tua darimu." ucap sang Ayah mendapat helaan napas pelan dari Seungcheol.

"Tapi Jeonghan hyung terlihat lebih muda dariku."

Ayah berdecih, "Itu berarti kamu yang penuaan dini!"

"Masa muda Ayah juga sepertiku, jadi tidak perlu mengejek." Seungcheol mendesis yang membuat sang Ayah berdehem pelan dan mengangguk-angguk pelan. Sekilas sang Ayah teringat akan masa mudanya yang menjadi pemain hati wanita tapi berakhir dengan almarhum ibunya Seongcheol yang seorang kutu buku.

"Baiklah. Tapi, beruntung gen ayahmu ini banyak yang menurun ke dirimu. Setidaknya kamu terlihat tampan dengan kontur wajah yang matang seperti itu."

Seungcheol memutar bola matanya mendengar ucapan ayahnya. Jika saja sang Ibu masih ada di antara mereka, pasti Seuncgheol akan melihat sebuah bantal yang menimpuk wajah ayahnya karena Ayah yang begitu percaya diri itu.

"Tapi sungguh, kamu tidak malu menyukai Jeonghan?"

"Umur tidak masalah bagiku, Yah." jawab Seungcheol dengan senyum kecilnya.

"Bukan itu maksud Ayah..." laki-laki tua itu berujar sambil menggelengkan kepalanya. Sedangkan Seungcheol sudah mengerutkan dahinya, menatap ayahnya dengan pandangan bertanya.

Ayah berdehem sebentar, lalu menegakkan badannya dan mengarahkan jari telunjuknya untuk menunjuk putra tunggalnya itu. Lalu sebuah senyum kecil meremehkan terlukis di sudut bibir laki-laki tua itu.

Come to My HellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang