Take Your Time 3-END

1.5K 189 69
                                    

Banyak narasi dan percakapan. menurut Dwi sih gitu....

Btw maaf telaaaaaat lagi. janjinya minggu kemarin udah update. tpi ini malah baru update. Sekarang Dwi ogah ah janji, takut gk bisa menepati huhu. Ngomong mulu entar jadinya :v

hati-hati lidahnya kepleset. typo kaaaak!

*

*


Seungcheol benar-benar menepati janjinya untuk menjemput Jeonghan. Tepat pukul tujuh laki-laki tampan itu sudah berdiri di depan pintu apartemen Jeonghan. Terlihat begitu menawan dengan kemaja warna putih dan celana hitam. Jeonghan menebak Seungcheol baru saja pulang kerja dan langsung mampir untuk menjemputnya.

"Sudah siap?" Seungcheol bertanya dengan nada datarnya.

Jeonghan mengangguk. Setelah memastikan pintu apartemennya tertutup, dia lekas mengikuti langkah Seungcheol menuju basement. Tidak ada percakapan sama sekali di antara mereka, hanya Seungcheol yang fokus menatap lurus ke depan dan Jeonghan yang sesekali melirik Seungcheol, dan juga batin Jeonghan yang menggerutu akan sikap Seungcheol yang terlihat seperti tidak menganggapnya ada.

Begitu sampai di mobil, Seungcheol lekas masuk ke dalam mobil dan lagi-lagi Jeonghan hanya mengikuti.

"Pakai sabuk pengamanmu." suruh Seungcheol. Puas melihat Jeonghan sudah memasang sabuk penagamannya, Seungcheol baru menyalakan mesin mobilnya dan membawa mobil bewarna putih itu keluar, menjauhi gedung apartemen milik Jeonghan dan Jisoo.

"Seungcheol-ssi, kita mau ke mana?" Jeonghan bertanya pelan, takut jika suaranya menganggu konsentrasi Seungcheol. Karena sejak sepuluh menit mobil itu melaju di jalan raya, Seungcheol sama sekali tidak ada tanda-tanda mengajak Jeonghan mengobrol.

"Makan." jawab Seungcheol singkat.

Jeonghan mendengus. Kehilangan selera dan membuang niatnya jauh-jauh untuk mengajak Seungcheol mengobrol. Daripada Jeonghan kesal sendiri mendapat respon singkat, lebih baik Jeonghan diam.

Seungcheol yang fokus dengan jalan di depannya, melirik Jeonghan sekilas. Menghela napas begitu melihat laki-laki manis yang memalingkan wajah mengamati pemandangan dari balik jendela.

Tidak ingin acaranya untuk mengajak Jeonghan keluar berjalan tidak lancar, Seungcheol memutar otaknya untuk memancing percakapan di antara mereka. Dengan pura-pura terbatuk kecil, Seungcheol mulai membuka mulutnya. "Kau...sudah dapat pekerjaan?"

Jeonghan menoleh cepat, memastikan bahwa suara yang dia dengar tadi adalah milik Seungcheol, juga pertanyaan itu tertuju padanya. "Kau bertanya padaku, ya?"

Seungcheol melirik sekilas,"Jika bukan kau, siapa lagi orang di mobil ini yang baru saja kehilangan pekerjaannya?" tanyanya tenang menatap jalanan di depan.

Shua-ya, aku ingin pulang! huhu. Batin Jeonghan menangis. Sungguh, sekali lagi dia menyesal karena dengan bodohnya menyetujui ajakan Seungcheol. Ternyata laki-laki tampan itu bisa lebih menyebalkan dari Jisoo juga iblis kecil keponakan Seokmin itu.

Karena Jeonghan merasa tersinggung dengan pertanyaan retoris dari Seungcheol, laki-laki manis itu memilih bungkam, hingga setelah satu jam perjalanan, keduanya sampai di sebuah rumah makan.

Jeonghan tidak tahu dia tengah berada di daerah mana. Yang jelas ini masih di Seoul. Begitu dia keluar dari mobil, matanya seketika mengamati lingkungan sekitarnya. Lingkungan ini jelas bukan di tengah gemerlap kota Seoul, Jeonghan yakin Seungcheol mengajaknya di pinggir kota.

Come to My HellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang