It's Okay It's Old 4-END

1.6K 193 53
                                    

Saran sih jangan di-skip bacanya.... bener deh! 

*

I'm not tryna start a fire with this flame, but I'm worried that your heart might feel the same. And I have to be honest with you baby. Tell me if I'm wrong and this is crazy. But I got you this rose and I need to know, will you let it die or let it grow?- Shawn Mendes, Roses.

-I'm happy, God always knows how to make us happy.-

*

Tiga bulan berlalu begitu cepat sejak kejadian yang mengubah semuanya berlalu. Kejadian yang hampir saja merenggut nyawa Jeonghan. Namun, sekarang semuanya berjalan dengan baik. Tidak ada tangis yang Jeonghan keluarkan, tidak ada lagi rasa sakit hati yang Seungcheol rasakan, serta tidak ada lagi yang namanya persaingan. Tuhan telah membuka hati mereka dan menerangi jalan untuk menuju kebahagian yang lebih berarti di masa depan.

Hanya saja, tetap ada Jeonghan yang sering marah-marah dan memukuli kepala Seungcheol dan Mingyu. Untuk yang satu itu tidak akan berubah sepertinya, bahkan akhir-akhir ini kemarahan Jeonghan sering kali jatuh bangun hingga membuat Seungcheol, Mingyu, serta Tuan Choi pun ikut mengernyit ngeri.

Sejak Seungcheol menceritakan kejadian lalu yang menguras emosi pada ayahnya, sang Ayah hanya menghela napas pelan dan memeluk putra tunggalnya itu lalu menepuk bahu Seungcheol sambil tersenyum lembut.

"Tidak apa-apa. Karena kejadian ini kau harus tetap fokus pada kuliahmu. Sekarang di mana Jeonghan?" sejak Ayah bertanya seperti itu, Ayah sering mengunjungi Jeonghan dan dengan senang hati menerima Jeonghan menjadi bagian dari keluarga mereka.

"Ayah, berhenti menyuruhku memakan wortel!"

Teriakan itu yang Seungcheol dengar pertama kali saat dia baru saja pulang dari kampus. Suara melengking Jeonghan yang berseru kesal pada ayahnya Seungcheol yang berusaha menyuapkan potongan wortel yang direbus dan diberi yogurt itu ke dalam mulut Jeonghan. Seungcheol yang melihat kelakuan ayahnya yang berusaha membujuk Jeonghan untuk memakan makanan buatannya hanya bisa menggelengkan kepalanya.

Laki-laki tampan itu lekas ikut menghambur ke dalam suasana ricuh yang dibuat Ayah dan Jeonghan yang ada di ruang tamu. Begitu kedatangan Seungcheol tertangkap oleh pandangan Jeonghan, laki-laki cantik itu lekas berlari ke arah Seungcheol dan bersembunyi di balik tubuh laki-laki tampan itu. Berpegang erat pada sisi pinggang Seungcheol.

Seungcheol tersenyum geli saat mendengar Jeonghan yang ada dibelakangnya menggerutu kesal dan menyuruh Seungcheol untuk menghentikan sang Ayah yang gencar menyuruhnya memakan makanan aneh itu. Tidak ingin melihat raut cemberut Jeonghan-meskipun itu sangat lucu; Seungcheol memilih untuk menuruti kemauan laki-laki cantik itu.

Ayah menghela napas pelan, pundaknya menurun karena merasa kecewa laki-laki cantik yang beberapa bulan ini sudah dia anggap seperti anaknya sendiri tidak mau memakan makanan buatannya. Raut wajah Ayah terlihat sedih dengan bibir yang sedikit dimajukan. Seungcheol yang melihat kelakuan laki-laki tua berumur lima puluhan itu berdecak geli

"Kamu minus, Han, dan ini baik untuk kesehatan matamu. Dan juga baik untuk si Junior." kata Ayah sambil mengangkat semangkok wortel rebus yang dicampur dengan yogurt itu. Berusaha membujuk sekali lagi.

Melihat Jeonghan menggeleng kencang membuat Ayah menyerah dan berlalu ke dapur, meninggalkan laki-laki cantik itu yang dapat bernapas lega dan kembali mendudukan dirinya di sofa ruang tamu milik Seungcheol.

Come to My HellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang