Nikah
Untuk kesekian kalinya, gadis itu merengek karena kakinya pegal. Hampir seharian terus berdiri dan memaksakan diri untuk bertahan, sesekali dia mengelus dengan menekan betisnya.
"Tahan, Sa," bisik Shakti untuk kesekian kalinya pada wanita yang hari ini sah dia nikahi.
Hari ini Shakti dan Nasya resmi menikah. Acara akad begitu lancar di lanjutkan dengan resepsi yang sangat mewah di malam harinya. Namun, membuat Nasya ingin menangis menahan lelah yang tida usai juga.
"Nggak kuat," bisik Nasya menahan kakinya yang rasanya begitu sakit.
Baru saja Shakti ingin menyuruh Nasya duduk, seorang teman lama datang dengan senyum yang mengembang. Seorang anggota Militer, mantan berandal itu melempar senyumnya menghampiri mempelai.
"Wih sob, nikah juga akhirnya," ucap Riko sambil memeluk sahabatnya itu.
"Iya dong. Lo kapan, nih?" ledek Shakti mulai jahil. Ia tahu pertanyaan itu sangat menjengkelkan bagi orang yang memang belum menikah.
"Tenang ... gue nyusul kok," sahut Riko masih dengan tawa bahagianya, tanpa merasa tersinggung. Jika orang lain yang bertanya seperti itu, mungkin dia sudah kesal.
"Selamat, ya, Nas."
"Thanks Rik."
Cowok yang sekarang menjadi seorang Militer itu tertawa bahagia, sesekali meledek Shakti dengan jahilnya.
"Nanti malem lembur, nih?" ledek Riko cekikikan. Wibawanya sebagai Militer bahkan hilang saat bersama Shakti.
"Resek lo, kalo Nasya denger bisa di gorok leher gue," bisik Shakti.
Riko kembali tertawa karena ternyata Nasya belum berubah galaknya, bahkan Shakti juga masih sama seperti dulu. Meski waktu berjalan begitu cepat, masa remaja sudah mereka tinggalkan.
Saat mereka tengah tertawa, seorang laki-laki yang sudah dewasa menghampiri mereka dengan istrinya yang telah mengandung tujuh bulan.
"Halo Bang, apa kabar?" hormat Riko dengan gaya Militer, mengingat Arka adalah senior Militernya.
"Kabar baik Rik, nggak liat di sebelah gue? Itu karena kabar gue sangat baik." Tunjuk Arka pada Talita yang sedang memegangi perut besarnya.
"Wah Tal, jadi Ibu lo?" kekeh Riko geli.
"Iyalah, anak gue bentar lagi brojol," jawab Talita membuat semuanya tertawa.
"Nah, ini penganten baru harus cepet nyusul, nih," celetuk Arka meledek.
Arka dan Talita sudah tiga tahun menikah, tetapi Talita baru mengandung karena harus menyelesaikan kuliahnya.
"Aelah Bang, jangan gitu napa. Kan gue deg-degan," protes Shakti menggaruk tengkuknya.
"Udah sah, nggak usah malu-malu," ledek Riko semakin membuat Nasya bungkam karena malu. Wajahnya bahkan sudah merona sempurna.
Shakti melirik wanita di sampingnya yang hanya diam, hingga ide jahil muncul di kepalanya.
"Sa, ntar malem lembur boleh?" bisik Shakti tepat di telinga Nasya.
Seketika gadis itu langsung mendelik, jika saja tidak sedang memakai gaun dan high heels, Nasya sudah menendang suaminya itu dengan sepatu runcingnya.
Shakti langsung terbahak melihat ekspresi Nasya, membuat yang lainnya mengernyit bingung karena tidak tahu alasan pengantin itu tertawa. Di tengah tawa Shakti, seorang laki-laki datang, cowok yang sudah lama tidak terlihat karena kesibukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy Manja Is Mine (END)
Любовные романы(SEQUEL) Bad Boy Manja Kita masih sama. Tak pernah berubah walau waktu telah berlalu. Namun keadaan banyak yang berubah, seperti cinta yang rumit. Seperti cinta kita yang seperti di permainkan. "Aku masih menjadi putri galak bagimu. Kau masih sepert...