BBM IM 12

4K 174 7
                                    

Nasya Istriku

Shakti menggeliat, lalu segera membuka matanya. Dia lupa ada Nasya dalam pelukannya semalaman. Seketika dia memindahkan kepala Nasya ke bantal empuk setelah menyadarinya, lalu membawa diri keluar kamar. Ingin menyiapkan sarapan untuk wanita yang dia cintai itu.

Entah kenapa Nasya sering telat bangun, padahal sudah berniat bangun pagi untuk menyiapkan sarapan bagi Shakti. Namun, malah yang terjadi sebaliknya. Shakti lah yang sering bangun dan menyiapkan sarapan.

Lelaki itu turun ke dapur, melihat bi Inem sedang mengepel. Sedangkan di dapur ada wanita yang tengah memasak sesuatu di sana.

"Luna?" panggil Shakti. Wanita itu segera menoleh, tersenyum senang melihat kedatangan pria yang dia tunggu.

"Pak Shakti sudah bangun? Saya sedang membuat sarapan untuk Bapak," ucapnya, tetapi matanya tertuju pada wanita yang sedang berjalan menuruni tangga.

"Dan Ibu Nasya tentunya," lanjut Luna ketika Nasya mendekat.

Setelah tersenyum mengejek, Nasya memeluk Shakti dari belakang. Sengaja, karena tindakan sepele seperti itu akan memberinya kemenangan. Kini tindakannya membuat Shakti langsung berbalik, mangacak rambut Nasya yang masih berantakan khas bangun tidur.

"Kok bangun? Mimpi indah, nggak?" tanya Shakti gemas.

"Semalamkan tidur bentar, kamu gangguin mulu," jawab Nasya setengah protes dengan manja, sembari mengerucutkan bibir dan mengembungkan pipinya.

Shakti langsung terbahak, membuat Luna semakin geram dan cemburu melihat tingkah Nasya yang sok mesra itu.

"Kalo anak Papa di dalem capek  nggak?" tanya Shakti berjongkok di depan perut Nasya.

"Enggak kok Pa, tapi minta morning kiss?" ucap Nasya menirukan suara anak kecil.

"Oh, anak Papa udah nakal? Kayaknya Ibunya deh yang minta," ujar Shakti menyelidik.

Setelah mengecup perut Nasya, Shakti langsung berdiri, mencium wanita itu sekilas.

"Ya udah … kamu duduk di sini," pinta Shakti menarik kursi untuk istrinya.

Semakin hari Nasya semakin manja, begitu juga Shakti yang semakin hari semakin memanjakannya. Memaklumi perubahan sikap Nasya yang sedang hamil. Mudah berubah-ubah dan sering kali meminta hal di luar normal.

"Bapak duduk saja, biar saya yang siapin semua," ucap Luna mencari perhatian dari Shakti.

Namun, pria itu malah terdiam, begitu juga Nasya. "Saya hanya tidak mau menumpang di rumah ini tanpa membantu apa-apa, Pak," tambah Luna beralasan. Namun, di mata Nasya—itu semua hanya tipuannya.

"Jadi saya ingin merawat Bapak dan Bu Nasya," imbuhnya makin membuat Nasya berdecih.

"Nasya gue yang rawat," jawab Shakti dingin.

"Shakti gue yang rawat," ucap Nasya menaik turunkan alisnya saat Shakti menatapnya.

"Kalo lo mau bantu-bantu, silakan," tambah Shakti lalu duduk bersama Nasya setelah menyambar bubur ayam tanpa peduli keberadaan Luna.

Suami istri sama aja. Batin Luna

Luna dengan inisiatif membuatkan teh untuk Shakti, sedangkan lelaki yang memakai kaus hitam itu malah sibuk bercanda dengan Nasya yang sedang sarapan.

"Ini Pak, tehnya," ucap Luna menaruh secangkir teh di hadapan Shakti.

"Makasih," ucap Shakti datar, lalu kembali terfokus pada Nasya.

Bad Boy Manja Is Mine (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang