Ayah
"Iya, Van, gue kesana nanti sore, ya? Soalnya gue mau kunjungin ayah," ucap Nasya pada orang di telepon.
"Ok Nas, gue mah selalu nunggu lo, kok, hahah," tawa renyah Revan dari sebrang sana.
Nasya ikut tertawa dengan gombalan Revan yang selalu berakhir lucu untuknya. "Ya udah … sampe ketemu nanti sore, ya, bye." Nasya menutup teleponnya.
"Telepon siapa?" tanya Shakti possesive.
"Selingkuhan," jawab Nasya lalu tertawa sendiri saat melihat respon Shakti yang langsung begitu syok.
"Kamu selingkuh?" tanya pria itu terpancing oleh lelucon istrinya.
Nasya mendekati Shakti, menata rambutnya yang agak berantakan itu. Wsniya itu menahan tawanya melihat Shakti yang masih cemberut.
"Mungkin nggak aku selingkuh?" tanya Nasya mengalungkan tangannya di tengkuk Shakti.
"Nggak percaya, sih," jawab Shakti yang memang itu tidak mungkin terjadi di antara mereka, melihat bagaimana mereka melewati semua selama ini.
"Karena aku percaya sama kamu, Sa. Kamu bakal lakuin apa yang aku lakuin, aku setia, kamu setia, aku jujur, kamu jujur," ungkapnya yakin.
"Tu kamu tau, Shak," ucap Nasya menggesek hidung mereka.
Shakti memeluk Nasya, menenggelamkan kepalanya di lehernya. "Ck, bukannya mau kerja?" ucap Nasya mengingatkan.
"Kalo gini artinya pengin di manja, Sa," jawab Shakti karena istrinya itu tidak peka sama sekali.
"Manja kok tiap hari."
~~~~
Nasya terheran saat Talita bilang Ayah sudah berangkat ke kantor, tentu semua itu bohong—Talita yang sedang memangku Erik hanya bisa hawatir dengan kecurigaan Nasya. Bukan hanya Ibu muda itu saja yang hawatir, Shakti yang di sebelah Nasya pun juga ikut hawatir jika kebohongan mereka di ketahui.
"Kalo gitu kita ke kantor aja, ya, Shak? Aku mau ketemu ayah," rengek Nasya.
"Emm … ketemunya lain kali aja gimana? Soalnya aku harus kerja," tolak Shakti agar Nasya tidak berusaha bertemu Adi yang masih di rumah sakit itu.
"Ih ... 'kan sekalian kamu ke kantor, aku ikut, ya, ya?" Wanita itu memohon dengan wajah andalannya, yang selalu membuat Shakti kewalahan menangani perasaannya sendiri.
Shakti mengangguk terpaksa, membuat Talita menghela napas berat. Jika di larang, tentu Nasya akan semakin curiga.
"Ya udah, Tal … aku sama Shakti pergi dulu, ya. Kamu jagain ponakan aku yang ganteng ini," ucap Nasya gemas sambil mencubit pelan pipi Erik.
"Iya Nas, hati-hati, ya," ucap Talita dengan menatap Shakti hawatir.
Shakti melirik Talita, lalu mengangguk seolah berkata 'tenang' dan di hadiahi anggukkan percaya pada dari Kakak iparnya itu.
~~~~
"Yah, gimana keadaan Ayah?" tanya Arka yang berada di samping Adi.
"Ayah nggak apa-apa. Ayah mau pulang, Ka. Bawa Ayah pulang," ucap Adi lemah—memaksakan diri.
"Enggak, Yah. Ayah butuh istirahat di sini. Ayah nggak boleh gini, Yah," ucap Arka mencoba menutupi frustasinya.
Arka menyadari satu hal, dan takut jika ayahnya terkena Alzheimer. Jika itu benar, entah apa yang akan dia lakukan dengan Nasya nantinya. Sadatlr akan kesehatan Adi yang terlalu banyak berpikir dan stres, membuatnya kacau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy Manja Is Mine (END)
Romance(SEQUEL) Bad Boy Manja Kita masih sama. Tak pernah berubah walau waktu telah berlalu. Namun keadaan banyak yang berubah, seperti cinta yang rumit. Seperti cinta kita yang seperti di permainkan. "Aku masih menjadi putri galak bagimu. Kau masih sepert...