Ngambek
Nasya sudah berada di restorannya. Terlalu pagi memang, tapi itu memang niatnya. Shakti tidak bisa mengantar, alhasil dia pergi sendiri, karena Shakti sangat sibuk hari ini.
Nasya yang telah memakai celemek langsung mengambil pisau dan bahan masakan. Niatnya ingin belajar sendiri, lagi pula Revan sudah mengajarinya kemarin. Saat dia mulai mengiris bawang, tiba-tiba pintu restoran di buka oleh seseorang. Nasya menoleh, mendapati pria tampan tersenyum lembut padanya.
"Revan?" gumam Nasya mengernyit.
"Pagi Bos cantik," sapa Revan setengah bercanda. Nasya tersenyum menanggapinya.
"Kok lo ke sini pagi banget, ini 'kan belom waktunya kerja," tutur Nasya heran, karena Revan datang sebelum di jam kerja.
"Gue udah biasa gini kok, di manapun. Karena gue suka belajar, jadi gue selalu berangkat sebelum waktu jam kerja, biar gue juga bisa nyisain waktu buat belajar, Nas," jawab Revan mulai menyibukkan diri dengan peralatan dapur.
"Oh, terus kalo restoran masih di kunci gimana?" tanya Nasya yang masih heran.
"Kan sekretaris lo bakal di sini terus," jawab enteng Revan.
Nasya langsung memukul kepalanya sendiri, mendadak merasa bodoh. Dia sampai tidak ingat jika ada sekretaris yang mengurusnya.
Revan terkekeh melihat Nasya yang kesal.
"Ya udah, hari ini lo mau belajar apa? Perlu gue bantu?" tanya Revan setelah menaruh tasnya."Emm boleh, gue cuma iseng-iseng aja sih hehe." Cengir Nasya.
Mereka pun memulai memasak bersama, saling berbincang untuk lebih dekat, karena mereka sudah sangat lama tidak bertemu, pasti banyak hal yang terlewatkan.
Memang sangat mudah untuk dekat kembali, mengingat mereka termasuk dekat dulu saat SMP.
~~~~
Pria berjas itu tertawa terbahak-bahak saat temannya itu mulai curhat. Riko berkunjung ke kantor Shakti sejak satu jam lalu, dan kini Riko tengah menertawakan sahabatnya yang bercerita tentang Nasya.
"Kok lo malah ketawa, sih?! Nanti lo liat aja kalo lo nikah!" kesal Shakti karena Riko malah menertawakannya.
Shakti bercerita pada pria itu mengenai dia berebut anak dengan Nasya. Dia ingin anak laki-laki, sedangkan Nasya ingin anak perempuan. Namun, anggota Militer itu malah menertawainya.
"Abis lucu sih. Nih, ya ... kalian tuh aneh tau nggak, anak tu anugerah, mau cewek, cowok asal anak kalian berdua, lah kalian gitu aja di ributin," heran Riko setelah berhasil menghentikan tawanya.
"Ya ... abis Nasya nggak mau ngalah," jawab Shakti beralibi.
"Lo yang harus ngalah, lo tu suaminya. Jangan manja mulu lo," ucap Riko mengingatkan.
"Nasya polos banget, dia bener-bener nggak pengalaman," gumam Shakti.
Riko menahan tawanya, mengerti apa yang Shakti maksud.
"Nyari duit yang banyak lo, gue doain Nasya cepet ngandung," ucap Riko menepuk bahu sahabatnya itu.
Selama ini Riko berusaha menyingkirkan rasa 'suka' pada Nasya, dan berhasil meski tidak seratus persen, karena Riko masih mengagumi gadis seperti Nasya.
"Oh iya, lo tau nggak, gue di jodohin?" ucap Riko mulai bergantian bercerita.
"Sama siapa?" tanya Shakti begitu penasaran.
"Cika, nyokap gue yang ngejodohin. Gue nggak suka sama Cika, tapi, gue juga nggak bisa nolak perjodohan ini Shak, gue bingung," ucap Riko frustasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy Manja Is Mine (END)
Romance(SEQUEL) Bad Boy Manja Kita masih sama. Tak pernah berubah walau waktu telah berlalu. Namun keadaan banyak yang berubah, seperti cinta yang rumit. Seperti cinta kita yang seperti di permainkan. "Aku masih menjadi putri galak bagimu. Kau masih sepert...