Aku Akan Bertahan
Shakti mengajak Nasya jalan-jalan. Lelaki itu membeli semua barang untuknya, bahkan Shakti mengajak istrinya berkencan untuk hari ini.
Rencananya memperbaiki hubungan mereka ternyata berhasil, Nasya tidak mau meragukan suaminya, karena keraguan membuatnya terluka lebih dalam lagi, apalagi saat mengingat perjalanan hubungan mereka sejak SMA."Mau kemana lagi, sih, Shak? Aku capek," keluh Nasya yang sudah puas main di mall.
"Oh, istri aku udah capek? Mau pulang aja?" tanya Shakti mengelus rambut Nasya, memanjakan wanita itu.
Nasya mengangguk manja. "Ok, kita pulang sekarang," ucap Shakti semangat membuat Nasya tertawa. Mereka terlihat seperti sepasang kekasih yang memang sedang kencan. Bukan seperti suami istri.
~~~~
"Maaf Bu Nasya, mungkin aku akan merebut suami kamu. Ini demi bayi aku, juga hidup aku," tekad Luna bulat berada di kamarnya. Hanya tempat itu yang boleh dia singgahi di rumah sebesar itu.
Awalnya Luna tidak mau merusak keluarga mereka. Namun, entah pikiran apa yang membuatnya bertekad mengambil Shakti dari Nasya.
Tuntutan hidup membuatnya nekat untuk terlihat murah sekalipun, Luna tidak peduli semua itu. Bagaimanapun caranya, dia akan membuat Shakti mencintainya juga.Tiba-tiba dia mendengar suara Nasya dan Shakti yang tertawa, membuatnya geram, karena dirinya juga butuh perhatian. Luna berjalan keluar kamar, menemui kedua orang itu.
"Kalian sudah pulang?" tanya Luna lembut penuh sandiwara.
Nasya hanya diam, menatap Shakti. Tepatnya menunggu lelaki itu menjawabnya. Tentu Nasya ingin dengar jawaban seperti apa yang akan Shakti berikan untuk wanita semacam Luna.
"Iya, kita baru pulang dari kencan," jawab Shakti terdengar dingin.
Nasya tersenyum, ada rasa bangga karena kelembutan Shakti hanya untuknya, dan lelaki itu membuktikanya.
"Sa, aku mau nemuin Revan sebentar … kamu di rumah aja, ya?" ujar Shakti mendapat anggukan Nasya.
"Jangan pulang malem-malem, Pak," ucap Luna membuat Nasya mendelik tak percaya. Begitu juga Shakti yang terkejut, karena Luna mengatakan hal seperti itu di hadapan istrinya. Shakti tak menjawab, malah masuk ke kamar untuk mengambil jaket denimnya, sedangkan Nasya masih berdiri dengan Luna di hadapannya yang membuatnya muak.
"Apa lo mencoba merebut Shakti dari gue?" tanya Nasya sinis. Luna tersenyum mengejek. Membuat Nasya berdecih heran, ternyata itu sifat asli Luna. Lalu sikap apa kemarin? Sandiwara?.
"Maaf, Bu, saya butuh pak Shakti di samping saya. Saya tidak bermaksud merebut, tapi sepertinya keadaan membuat saya punya hak atas pak Shakti," ucap Luna santai, penuh percaya diri.
"Beraninya lo?" ucap Nasya menatap Luna jijik.
"Ibu takut?" tanya Luna mengejek.
"Ibu takut pak Shakti mencintai saya?" tambahnya setengah mengancam.
"Nggak sama sekali. Ayo kita buktikan, siapa yang di cintai Shakti. Lo atau gue?" tantang Nasya.
"Baik, Bu. Semoga Ibu tidak menyesal," ucap Luna dengan senyum ejekan.
Awalnya Nasya berpikir ingin mundur, tapi dia mendadak beru ah saat melihat betapa menjijihkanya Luna. Seandainya dia harus merasakan sakit di hatinya, dia akan lebih sakit jika Shakti jatuh di tangan kotor Luna. Berkorban bukanlah hal sulit untuknya, selama ini juga dia mampu bertahan. Demi menyelamatkan Shakti, tentu itu mudah untuknya. Tidak akan dia biarkan wanita ular itu mendekati suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy Manja Is Mine (END)
Romance(SEQUEL) Bad Boy Manja Kita masih sama. Tak pernah berubah walau waktu telah berlalu. Namun keadaan banyak yang berubah, seperti cinta yang rumit. Seperti cinta kita yang seperti di permainkan. "Aku masih menjadi putri galak bagimu. Kau masih sepert...