PART📍DUA BELAS

3.9K 174 5
                                    

Happy Reading 📖
Jangan lupa tinggalkan jejak⭐

🎶 PLAYED NOW | MAHEN - PURA-PURA LUPA |
÷
×

Atasya menutup map berisi dokumen yang sudah ia tanda tangani, Lalu melakukan perenggangan sedikit.

" Bagaimana kelanjutan kasus, Pak Hu? Kita harus segera mendapatkan sisa uang kita! Bagaimanapun kita akan melaunchingkan produk baru. " Tukas Atasya dengan memijat pelipisnya.

" Katanya dalam sebulan dia akan mengembalikan sisa uang-nya, Nona. Dan juga, kami masih terus berusaha mencari informasi keberadaan harta-nya yang lain." Jelas Cao.

Atasya menggeleng tidak setuju, " Saya mau uang 100 juta itu sudah ada di meja saya dalam 10 hari! Jika tidak, Akan saya bawa masalah ini ke rana hukum. " Tegasnya.

" Baik, Saya mengerti. Saya juga sudah menyuruh beberapa orang kita untuk mengawasi Pak Hu dan keluarganya. " Sambung Cao.

Atasya mengangguk, " Haist, Bagaimana bisa seekor tikus masuk ke sini! " Keluh-nya.

" Saya minta maaf, Lain kali saya akan lebih selektif dalam menerima karyawan. " Ucap Cao dengan menunduk menyesal.

" Kau sudah bekerja keras, Asisten Cao! " Puji Atasya yang dibalas ucapan terima kasih Cao.

Atasya mengambil berkas lainnya untuk ia pelajari. " Awasi terus perkembangan persiapan produk yang akan kita launching! Jangan terlalu memanjakan mereka! Ingat, Kita tidak punya waktu cukup. " Tukasnya.

" Maafkan saya, Nona! " Ucap Cao dengan  menundukan kepelanya menyesal.

Atasya menghela nafas lelah, sebenarnya pegawainya tidak terlalu salah karena pre order yang tinggi membuat bahan-bahan habis dan kebetulan perusahaan sedang mengalami masalah dana. Untung Asistennya dengan segera menangani masalah itu, Jika tidak pasti perusahaan yang ia tangani ini sudah gulung tikar dan ia kalan dalam taruhannya.

Kayaknya gue harus ngerelain mobil sport impian gue, Deh! Ah-, Ini sangat merepotkan. Batin Atasya kesal.

" Nona, Ini tagihan kartu kredit yang dipakai tuan muda Rio dua hari ini. " Ujar Cao dengan menyerahkan lembaran kertas ke Atasya, Atasya yang melihat nominal akhirnya langsung pusing.

" Untung gue pakai kartu kredit yang dikasih Papi. " Gumam Atasya.

" Asisten Cao, Sore ini saya akan ke Indonesia untuk tiga hari, Tapi nanti saya akan kembali. Jadi, Sebelum itu atasi masalah yang ada. " Ujar Atasya yang diangguki mengerti Cao.

Atasya memandang jam tangannya, " Penerbanganku tinggal satu jam lagi, Aku akan pergi ke Bandara. " Suruhnya yang diangguki mengerti Cao.

" Baik, Saya akan mengantarkan Nona ke Bandara. " Ujar Cao menawarkan.

" Tidak perlu, Saya sudah meminta antar sopir. Kau sudah menyuruh orang untuk mengantar Rio, Kan? " Tanya Atasya yang dijawab ' Sudah ' oleh Cao, Lalu ia pamit pergi.

" Ini kartu kreditnya, Makin sayang sama lo gue! Thank's, Ya. " Ujar Rio dengan memberi kartu kredit milik Atasya.

Atasya menerimanya lalu menaruhnya di tasnya, " Terima kasih sama Papi gue! Kan, Ini punyanya dia. " Jawabnya.

" Jadi itu punyanya uncle Erkan? Kok gak pakai punya lo aja, Sih! " Protes Rio.

" Tabungan gue sisa cuma lima juta karena habis gantiin uang perusahaan yang dikorupsi, Jadi gak akan bisa muasin nafsu belanja lo! " Jawab Atasya dengan menghela nafas melas.

The Perfect Boy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang