PART📍EMPAT PULUH ENAM

2.2K 103 10
                                    

STAY FIGHTING AND POSITIVE, GUYS!  JANGAN LUPA BERSYUKUR, YA!

HAPPY READING, GUYS! 📖
JANGAN LUPA TEKAN VOTE! ⭐

🎶 PLAYED NOW  | SELURUH CINTA - SITI NURHALIZA & CAKRA |
÷
×

" Melihat dari gejala dan dari cerita bapak, Bisa saya simpulkan Atasya mengalami gangguan stress pascatrauma. Itu bisa saja terjadi setelah seseorang mengalami atau menyaksikan peristiwa yang tidak menyenangkan atau membahayakannya. " Tutur dokter ber-name tag Libra.

" Lalu apa yang bisa kita lakukan, Dok? " Tanya Ozkan dengan gurat khawatirnya.

" Kita perlu melakukan psikoterapi dan jika kemungkinan trauma itu parah, Kita akan mengimbanginya dengan obat-obatan. " Ujar Libra, Lalu pamit pergi.

" Papi kamu sudah dihubungi? " Tanya Ozkan kepada cucunya.

Gabriel mengangguk, " Mereka kebetulan ada di Singapura langsung ambil penerbangan pertama. Kemungkinan sampai 30 menit lagi. " Jawabnya.

" Grandpa, Atasya akan kembali ceria lagi kan? " Tanya Gabriel sendu.

Ozkan mengangguk, " Pasti! Karena dia cucu Grandpa, Dia akan sembuh dan kembali tersenyum bersama kita. " Ujarnya dengan menatap yakin Atasya yang masih terlelap di bawah obat penenang.

Gabriel beralih memandang Rio yang termenung, " Yo, Lo anterin Grandpa pulang. Nanti sore baru balik lagi! " Suruhnya.

" Grandpa harus pulang untuk stirahat dan minum obat! Nanti sore baru ke sini lagi. " Ujar Gabriel menjelaskan saat tatapan protes dilayangkan Ozkan.

" Ck! Iya, Iya! Aku istirahat, Aku harus menjaga kesehatanku agar bisa melihat kalian menikah. " Sungut Ozkan nyerah, Lalu pergi duluan.

" Bang, Kalau ada info langsung kabarin gue!. " Ujar Rio cepat lalu menyusul Ozkan.

DrttDrttDrtt.

Gabriel merogoh kantong celananya untuk mengambil ponselnya yang bergetar, Lalu mengangkat telpon itu dan mendekatkan ke telinganya saat tau nama pemanggilnya.

" Apa sudah sampai? "

" Oke, Aku akan kesana. "

Tuutt.

Gabriel kembali memasukan ponselnya di saku celananya, Lalu pergi ke pintu masuk Rumah sakit untuk menemui orang suruhannya.

" Mana? " Pinta Gabriel kepada seseorang yang menggunakan setelan hitam.

" Saya sudah bertanya pada dokter yang menanganinya, Dia tidak memiliki riwayat penyakit itu dan dia dinyatakan sehat. Di sana sudah ada riwayat kesehatannya. " Terang pria itu sambil memberikan map hitam berisi data yang dibutuhkan Gabriel.

" Kamu bisa pergi! Saya akan mentransfer sisa uangnya ke rekening kamu. " Ujar Gabriel.

Pria itu mengangguk, " Baik, Saya permisi dulu. " Pamitnya lalu pergi setelah mendapatkan anggukan Gabriel.

" Lo salah karena udah macam-macam sama gue! " Desis Gabriel dengan tatapan kilatnya.

Gabriel pergi ke mobilnya yang diparkir cukup jauh dari tempatnya berada untuk menyimpan mapnya dan keluar dari mobil. Kebetulan saat ia jalan kembali, Ia melihat kedua orang tuanya berlarian masuk ke dalam Rumah sakit, Langsung saja ia menyusul ikut berlari.

Beberapa jam ke depan, Di tempat Alfaro dan Sandra.

" Lo beneran gapapa, Kan? " Tanya Alfaro yang entah kesekian berapa kali.

The Perfect Boy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang